5
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
93
d Faktor lingkungan Banyak faktor lingkungan yang diduga menjadi penyebab terjadinya
ketunagrahitaan. Telah banyak penelitian yang digunakan untuk pembuktian hal ini, salah satunya adalah penemuan Patton
Polloway bahwa bermacam-macam pengalaman negatif atau kegagalan dalam melakukan interaksi yang terjadi selama periode
perkembangan menjadi salah satu penyebab ketunagrahitaan. Latar belakang pendidikan orangtua sering juga dihubungkan
dengan masalah-masalah perkembangan. Kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikian dini serta kurangnya
pengetahuan dalam memberikan rangsangan poitif dalam masa perkembangan anak menjadi penyebab salah sau timbulnya
gangguan.
2. Pengertian program pengembangan diri
Pengembangan diri merupakan serangkaian kegiatan pempengembanganan dan latihan yang dilakukan oleh guru yang profesional dalam pendidikan khusus,
secara terencana dan terprogram terhadap individu yang membutuhkan layanan khusus, yaitu individu yang mengalami gangguan koordinasi gerak-motorik,
hambatan intelegensia, dan sebagainya, sehingga mereka dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, dengan tujuan meminimalisasi dan atau
menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan orang lain dalam melakukan aktivitasnya.
Aktivitas kehidupan sehari-hari yang dimaksud adalah; Kemampuan dan keterampilan anak tunagrahita dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, mulai dari
aktivitas bangun tidur sampai tidur kembali. Kegiatan ini biasa dikenal juga dengan istilah ADL Actifity of Daily Living.
Pengembangan diri bagi anak yang mengalami hambatan dalam intelegensia, meliputi individu down syndrome, tunagrahita, hidrosepalus, dan lain-lain.
Sedangkan, pengembangan diri bagi anak-anak yang mengalami gangguan motorik-gerak, meliputi individu yang mengalami gangguan koordinasi antara lain
akibat dari penyakit Folio Myelities, Cerebral Palsy, Muscules Dysthropi, Amyotonia, Amputasi, dan lain-lain yang menyebabkan timbulnya gangguan
gerak, baik yang disebabkan oleh gangguan fisik, neurologis, congenital, atau
5
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
94
gabungan dua atau lebih dari gangguan tersebut. Individu yang mengalami gangguan tersebut biasanya pendidikannya di sekolah khusus atau di sekolah
inklusif. Dengan adanya perubahan paradigma dalam pendidikan yaitu menuju
pendidikan Inklusif, maka peserta didik yang mengalami gangguan gerak-motorik danatau intelegensia akan kita jumpai juga di sekolah-sekolah reguler.
Pelaksanaan layanan pengembangan diri yang diberikan kepada peserta didik di SLB bervariasi sesuai dengan hasil dari identifikasi dan asesmen, sehingga
program pengembangan diri sifatnya individual. Bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan di sekolah reguler dapat
bekerjasama dengan SLB terdekat untuk mendapatkan bantuan tenaga dalam bidang pengembangan-diri bagi anak-anak yang mengalami gangguan
koordinasi-motorik. Apabila ada tenaga Okupasional Terapist dapat bekerjasama sehingga hasilnya dapat lebih optimal. Kewenangan dalam penanganan bidang
terapi okupasional OT adalah profesi bidang para medis yaitu okupasional terapis, namun guru pendidikan khusus dapat memberikan latihan atau
pempengembanganan tersebut melalui layanan pengembangan diri.
3. Hakikat program pengembangan diri