2
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
38
2 Anak yang baru masuk di Sekolah reguler Guru Kelas atau tim khusus yang ditugasi sekolah, dengan
menggunakan panduan identifikasi sederhana contoh terlampir melakukan penjaringan terhadap seluruh murid baru peserta didik baru
untuk menemukan apakah di antara mereka terdapat ABK yang memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Anak yang terjaring melalui
proses identifikasi ini, perlu diberikan tindakan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya.
3 Anak yang belumtidak bersekolah Guru Kelas atau tim khusus yang ditugasi sekolah, dengan
menggunakan panduan identifikasi sederhana, danatau bekerjasama dengan Kepala DesaKelurahan, atau Ketua RW dan RT setempat,
melakukan pendataan anak berkebutuhan khusus usia sekolah di lingkungan setempat yang belum bersekolah. Anak berkebutuhan
khusus usia sekolah yang belum bersekolah dan terjaring melalui pendataan ini, dilakukan langkah-langkah untuk pemberian tindakan
pendidikan sesuai dengan kebutuhannya.
2. Prinsip-prinsip Identifikasi
Seperti yang telah diuraikan di muka proses identifikasi dilakukan untuk mengenali karakteristik peserta didik. Mengenali peserta didik berkenaan dengan
kemampuan, kelemahan dan hambatan, kebutuhan, dan gaya belajar peserta didik. Berikut adalah prinsip-prinsip penting dalam melakukan identifikasi
terhadap peserta didik. a. Bertujuan meningkatkan pembelajaran
Setelah melakukan identifikasi, baik pihak sekolah maupun guru, harus harus menghasilkan sebuah perencanaan dan penyediaan pembelajaran
yang mendekati kebutuhan belajar peserta didik. Tujuan identifikasi adalah untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
b. Menggunakan pendekatan yang luas, sistematis, dan berkelanjutan
2
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
39
Sekolah perlu menggunakan pendekatan yang luas untuk identifikasi yang sistematis dan terus-menerus serta memberikan banyak kesempatan
kepada peserta didik untuk menunjukkan potensinya. Dalam hal ini sekolah memerlukan sistem yang luas dan perlu menggunakan
pendekatan-pendekatan yang dapat memastikan bahwa identifikasi menggunakan cara yang sistematis dan komprehensif. Disarankan proses ini
dimulai pada anak usia dini atau setidaknya selama kelas di sekolah dasar kelas rendah.
c. Identifikasi bukan tujuan melainkan proses yang sistematis Identifikasi harus menjadi proses yang berkesinambungan. Minat dan
kemampuan siswa yang terus berubah, sehingga guru perlu waspada terhadap kemampuan dan bakat yang muncul. Ini berarti bahwa guru harus
waspada terhadap kemunculan bakat khusus, bakat yang lebih responsif terhadap lingkungan belajar dan lebih mungkin bisa diwujudkan. Proses
identifikasi harus bisa memastikan dan mengantisipasi kemunculan bakat- bakat khusus pada setiap peserta didik.
d. Efektif, mengacu pada berbagai sumber Ini berarti mengumpulkan dan mempertimbangkan informasi dari beragam
sumber seperti orang tua, rekan-rekan, hasil observasi guru, hasil tes dan data yang telah tersedia.
e. Pendekatan mengacu pada keberbakatan, berbeda untuk orang yang berbeda
Pendekatan untuk identifikasi harus mencerminkan konseptualisasi sekolah tentang apa bakat dan keberbakatan diartikan di masyarakat. Ini berarti
harus ada komunikasi terbuka antara orangtuapengasuh, siswa, guru, kepala sekolah, dan masyarakat atas seluruh proses identifikasi.
Setiap proses identifikasi perlu mengakui bakat yang terjadi pada semua kelompok sosial ekonomi, di semua etnis dan di semua komunitas
sekolah.Identifikasi harus mencerminkan demografi populasi sekolah. Ini berarti bahwa proses identifikasi suatu sekolah perlu memastikan bahwa
siswa dari semua etnis dan semua kelompok sosial ekonomi terwakili.
2
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
40
f. Praktik identifikasi harus menghadirkan potensi dari prestasi yang nyata
bukti prestasi Ini berarti sekolah dan guru harus menyadari indikator halus atau
pengecualian yang kurang jelas dan juga mempertimbangkan konteks di luar sekolah dan kelas sebagai sumber informasi. Lingkungan kelas responsif
yang menawarkan banyak pilihan dan menghargai berbagai cara merespon sehingga memberikan wawasan yang lebih besar ke potensi dari konteks
yang kurang responsif. g. Identifikasi harus menjadi alat untuk mencapai tujuan
Hal ini kontra produktif untuk menghabiskan waktu yang lama berusaha untuk mengidentifikasi anak yang tepat untuk program tertentu dengan
mengorbankan waktu yang digunakan untuk mengembangkan program yang sesuai untuk individu dan dari kelompok siswa yang lebih luas. Ini berarti
bahwa program keberbakatan dan berbakat harus holistik di alam dan bahwa ada keterhubungan antara bagaimana keberbakatan dan berbakat
didefinisikan, bagaimana keberbakatan dan siswa berbakat diidentifikasi, ketentuan pendidikan bagi para siswa, dan bagaimana cara program
dievaluasi secara total. Proses identifikasi menggunakan format-format yang telah disediakan. Di
lapangan terdapat berbagai format identifikasi, namun isinya kurang lebih tidak jauh berbeda. Pada pelatihan ini format yang digunakan adalah sebagai berikut.
3. Alat Identifikasi ABK