5
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
94
gabungan dua atau lebih dari gangguan tersebut. Individu yang mengalami gangguan tersebut biasanya pendidikannya di sekolah khusus atau di sekolah
inklusif. Dengan adanya perubahan paradigma dalam pendidikan yaitu menuju
pendidikan Inklusif, maka peserta didik yang mengalami gangguan gerak-motorik danatau intelegensia akan kita jumpai juga di sekolah-sekolah reguler.
Pelaksanaan layanan pengembangan diri yang diberikan kepada peserta didik di SLB bervariasi sesuai dengan hasil dari identifikasi dan asesmen, sehingga
program pengembangan diri sifatnya individual. Bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan di sekolah reguler dapat
bekerjasama dengan SLB terdekat untuk mendapatkan bantuan tenaga dalam bidang pengembangan-diri bagi anak-anak yang mengalami gangguan
koordinasi-motorik. Apabila ada tenaga Okupasional Terapist dapat bekerjasama sehingga hasilnya dapat lebih optimal. Kewenangan dalam penanganan bidang
terapi okupasional OT adalah profesi bidang para medis yaitu okupasional terapis, namun guru pendidikan khusus dapat memberikan latihan atau
pempengembanganan tersebut melalui layanan pengembangan diri.
3. Hakikat program pengembangan diri
Spektrum Program pengembangan diri bagi anak berkebutuhan khusus mempunyai ruang garap yang beragam dalam arti bahwa setiap anak
berkebutuhan khusus membutuhkan Program pengembangan diri yang berbeda. Untuk setiap anak, perbedaan-perbedaan itu berkaitan dengan
hambatan yang dimiliki anak. Program pengembangan diri merupakan serangkaian kegiatan pembinaan dan latihan yang dilakukan oleh guru yang
profesional dalam pendidikan khusus. Kegiatan tersebut dilakukan secara terencana dan terprogram terhadap individu yang membutuhkan perlakuan
khusus. Individu berkebutuhan khusus dalam hal ini adalah tunagrahita. Program pengembangan diri dalam dunia ketunagrahitaan mengacu pada istilah
merawat diri self care, menolong diri self help, dan aktivitas sehari-hari atau Activity of Daily Living ADL Kemendiknas, 2010: 6. Program pengembangan
diri merupakan keterampilan menolong diri sendiri, atau suatu aktivitas untuk mengelola kegiatan pribadi. Oleh karena itu, hakikat program pengembangan diri
5
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
95
adalah mengurus diri sendiri dan atau menolong diri sendiri dalam kaitannya dengan aktivitas rutin keseharian, atau lebih dikenal dengan istilah ADL.
Istilah merawat diri self care mengacu pada suatu kegiatan yang dilakukan anak tunagrahita dalam merawat dirinya sendiri demi alasan kesehatan,
kebersihan, dan kenyamanan hidup. Kegiatan merawat diri sendiri itu bisa berupa merawat anggota tubuh, contohnya: merawat rambut, gigi, dst. Kegiatan
merawat diri juga bisa merawat hal-hal yang menempel pada dirinya, misalnya mencuci baju, celana, dst.
Istilah menolong diri self help mengacu pada suatu kegiatan yang dilakukan anak tunagrahita untuk menolong dirinya sendiri, baik yang bersifat pencegahan
maupun pengobatan. Contoh sederhana dari kegiatan menolong diri sendiri itu adalah pembelajaran mengobati luka jika anak tunagrahita mengalami luka.
Istilah aktivitas sehari-hari ADL mengacu pada suatu kegiatan yang bersifat pribadi yang memiliki dampak pada hubungannya dengan orang lain human
relationship. Istilah pribadi mengandung pengertian bahwa keterampilan- keterampilan yang diajarkan atau dilatihkan menyangkut kebutuhan individu yang
harus dilakukan sendiri tanpa dibantu oleh orang lain.Beberapa aktivitas rutin harian yang perlu diajarkan untuk anak tunagrahita, antara lain: kegiatan ke
kamar mandi, kegiatan mandi, menggosok gigi, berpakaian, makan, merias diri, kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, kegiatan keterampilan bermobilitasi,
dan bepergian ke suatu tempat. Dari contoh-contoh di atas, maka tepatlah bahwa pembelajaran Program
pengembangan diri bagi anak tunagrahita, mengingat anak tunagrahita belum atau tidak bisa mandiri dalam hal ke toilet, mandi, menggosok gigi, berpakaian,
merias diri, makan, dan sebagainya. Hal-hal tersebut merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling mendasar.
Secara etimologis menurut Kamus Besar bahasa Indonesia arti kata bina adalah berarti membangun atau proses penyempurnaan agar lebih baik. Program
pengembangan diri adalah usaha membangun diri individu tunagrahita baik sebagai individu maupun mahluk sosial melalui pendidikan di keluarga, di
sekolah, dan di masyarakat, sehingga terwujud kemandirian dengan keterlibatan dalam kehidupan sehari-hari secara memadai.
5
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
96
Sejalan dengan hal tersebut di atas, Riyanto 1979:93 menyatakan bahwa ditinjau dari sudut sosial budaya maka pakaian merupakan salah satu alat untuk
berkomunikasi dengan manusia lainnya. Dengan demikian, jelaslah bahwa pakaian ini bukan saja untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat biologis
material, tetapi juga akan berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan sosial psikologis. Berpakaian yang cocok atau serasi baik dengan dirinya ataupun
dengan keadaan sekeliling akan dapat memberikan kepercayaan diri pada pemakainya.
Sejalan dengan pendapat-pendapat di atas, menurut Gunarhadi dan Maryadi 2011:50 program pengembangan diri adalah suatu usaha memberikan
perlakukan kepada anak tunagrahita agar mereka mampu mengurus dirinya sendiri, dapat melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan sehari-
hari, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta dapat melakukan keterampilan-keterampilan tertentu.
Dari pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa hakikatnya program pengembangan diri untuk tunagrahita itu adalah segala perlakuan yang
diberikan pada anak tunagrahita agar mereka mampu mengurus dirinya sendiri, melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari,
berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan lingkungan tempat dia berada, dan melakukan keterampilan-keterampilan tertentu secara mandiri.
Kemandirian merupakan tujuan akhir pembelajaran Program pengembangan diri bagi anak tunagrahita ringan. Menurut Rochyadi dan Alimin dalam Marsin,
2008:19 kemandirian sesungguhnya adalah kecakapan hidup yang bersifat umum generic life skill yang mencakup keterampilan personal personal skill
dan kecakapan sosial social skill. Untuk lebih jelasnya, hubungan kemandirian dengan kecakapan hidup, keterampilan personal, dan keterampilan sosial dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
5
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
97
Gambar 5. 1 Hubungan kemandirian dengan kecakapan hidup, keterampilan personal, dan keterampilan sosial dapat
Gambar di atas menunjukkan hubungan kemandirian dan kecakapan hidup, keterampilan personal dan keterampilan sosial. Keterampilan personal adalah
kemampuan individu untuk malakukan aktivitas hidup sehari-hari yang berhubungan dengan dirinya sendiri. Contoh keterampilan personal ini antara
lain: menolong diri sendiri, mengurus diri sendiri, dan menolong diri sendiri. Keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk menjalin hubungan
dengan orang lain. Menurut Alimin 2006:117 keterampilan sosial adalah keterampilan dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari ketika berhubungan
dengan orang lain. Contoh keterampilan sosial, adalah: keterampilan menggunakan uang berbelanja, keterampilan bepergian dengan atau tanpa
menggunakan alat transportasi, dan keterampilan untuk memahami waktu.
D. Aktivitas Pembelajaran