1
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
12
r. Anak Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa
1 Giffted danGenius, yaitu anak yang memiliki kecerdasan di atas rata- rata.
2 Talented, yaitu anak yang memiliki keberbakatan khusus.
3. Hambatan dan Kebutuhan Pembelajaran ABK
a. Anak dengan Gangguan Penglihatan Tunanetra
Anak dengan gangguan penglihatan Tunanetra menurut Dudi Gunawan 2011 adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihataan
sedemikian rupa, sehingga membutuhkan layanan khusus dalam pendidikan maupun kehidupannya. Dilihat dari kacamata pendidikan dan rehabilitasi
siswa tunanetra itu adalah mereka yang penglihatannya terganggu sehingga menghalangi dirinya untuk berfungsi dalam pendidikan dan aktifitas
rehabilitatif tanpa menggunakan alat khusus, material khusus, latihan khusus dan atau bantuan lain secara khusus.
Layanan khusus dalam pendidikan bagi anak dengan gangguan penglihatan yaitu dalam membaca menulis dan berhitung diperlukan huruf Braille bagi
yang tunanetra total, dan bagi yang masih memiliki sisa penglihatan diperlukan kaca pembesar atau huruf cetak yang besar, media yang dapat
diraba dan didengar atau diperbesar. Di samping itu diperlukan latihan orientasi dan mobilitas.
Adanya gangguan penglihatan menurut Heri Purwanto 2010 dapat
berdampak pada kemampuan-kemampuan di bawah ini:
1 Segi Fisik Secara
fisik nampak
sekali adanya
kelainan pada
organ penglihatanmata, yang secara nyata dapat dibedakan dengan anak-
anak normal pada umumnya hal ini terlihat dalam aktivitas mobilitas dan respon motorik yang merupakan umpan balik dari stimuli visual.
2 Segi Motorik Hilangnya indera penglihatan sebenarnya tidak berpengaruh secara
langsung terhadap keadaan motorik, tetapi dengan hilangnya pengalaman visual menyebabkan kekurang-mampuan dalam melakukan
orientasi lingkungan. Sehingga harus belajar bagaimana berjalan dengan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
13
aman dan efisien dalam suatu lingkungan dengan berbagai keterampilan orientasi dan mobilitas.
3 Perilaku Gangguan penglihatan tidak secara langsung menimbulkan masalah
pada perilaku. Namun beberapa anak tunanetra sering menunjukkan perilaku stereotip, berupa menekan-nekan matanya, membuat suara
dengan jarinya, menggoyang-goyangkan kepala dan badan, atau berputar-putar. Ada beberapa teori yang mengungkap mengapa
tunanetra kadang-kadang mengembangkan perilaku stereotipnya. Hal itu terjadi mungkin sebagai akibat dari tidak adanya rangsangan sensoris,
terbatasnya aktifitas dan gerak di dalam lingkungan, serta keterbatasan sosial. Untuk mengurangi atau menghilangkan perilaku tersebut dengan
membantu mereka
memperbanyak aktifitas,
atau dengan
mempergunakan strategi perilaku tertentu, seperti memberikan pujian atau alternatif pengajaran, perilaku yang lebih positif, dan sebagainya.
4 Akademik Secara umum kemampuan akademik sama seperti anak-anak pada
umumnya. Keadaan ketunanetraan berpengaruh pada perkembangan keterampilan akademis, khususnya dalam bidang membaca dan
menulis. Sehingga memerlukan berbagai alternatif media atau alat untuk membaca dan menulis, sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Mereka mempergunakan huruf braille atau huruf cetak dengan berbagai alternatif ukuran.
5 Pribadi dan Sosial Mengingat tunanetra mempunyai keterbatasan dalam belajar melalui
pengamatan dan menirukan, maka anak tunananetra terkadang mempunyai kesulitan dalam keterampilan sosial, sehingga perlu
mendapatkan latihan
langsung dalam
bidang pengembangan
persahabatan, menjaga kontak mata atau orientasi wajah, penampilan postur tubuh yang baik, mempergunakan gerakan tubuh dan ekspresi
wajah, mempergunakan
intonasi suara
atau wicara
dalam mengekspresikan perasaan, menyampaikan pesan yang tepat pada
waktu melakukan komunikasi.
PP PPTK
TK DA
N P L
B BA NDU
NG ©
201 6
14
Tabel 1. 1 Klasifikasi dan Kebutuhan Anak dengan Gangguan Penglihatan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
15
Penglihatan memungkinkan kita untuk bergerak dengan leluasa dalam suatu lingkungan, tetapi tunanetra mempunyai keterbatasan dalam
melakukan gerakan tersebut. Keterbatasan tersebut mengakibatkan keterbatasan dalam memperoleh pengalaman dan juga berpengaruh
pada hubungan sosial. Klasifikasi gangguan penglihatan berdasarkan tingkat ketajaman
penglihatan dan dalam perspektif pendidikan menurut Dudi Gunawan 2011 dapat dijelaskan pada tabel di halaman sebelum ini:
b. Anak dengan Gangguan Pendengaran Tunarungu