Kebijakan Pemerintah Kota Medan dalam Penanganan PKL

Di balik kelebihan yang dimiliki pasar tradisional ternyata tidak didukung oleh pihak pemerintah, salah satunya terlihat dari sikap pemerintah yang lebih membanggakan adanya pasar modern dari pada pasar tradisional, yaitu dengan melakukan penggusuran satu per satu pasar tradisional dengan cara dipindahkan dari tempat yang layak ke tempat yang jauh dan kurang refresentatif. http:njiee.blogspot.com201004pasar- tradisional.html diakses tanggal 12-12-2010 pukul 14.10 Pasar tradisional memiliki beberapa kelemahan seperti misalnya kondisi pasar yang becek dan bau, harus melakukan tawar-menawar sebelum membeli barang yang kita inginkan, faktor keamanan yang lemah copet, dsb, resiko pengurangan timbangan pada barang yang dibeli, penuh sesak, dan sejumlah alasan lainnya. Tetapi pasar tradisional juga masih memiliki beberapa kelebihan seperti misalnya masih adanya kontak sosial saat tawar-menawar antara pedagang dan pembeli. Tidak seperti pasar modern yang memaksa konsumen untuk mematuhi harga yang sudah dipatok. Bagaimanapun juga pasar tradisional lebih menggambarkan denyut nadi perekonomian rakyat kebanyakan. Di sana, masih banyak orang yang menggantungkan hidupnya, dari mulai para pedagang kecil, kuli panggul, pedagang asongan, hingga tukang becak. http:indrakh.wordpress.com20070903pasar-tradisional-di-tengah-kepungan-pasar- modern diakses tanggal 20-12-2010 pukul 13.10

2.5. Kebijakan Pemerintah Kota Medan dalam Penanganan PKL

Upaya penggusuran terhadap PKL yang terjadi di kota Medan menimbulkan protes masyarakat bahkan melibatkan unsur mahasiswa dari perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada di kota ini. Para PKL mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Balai Kota Medan dengan mengancam akan menginap dengan Universitas Sumatera Utara membawa tikar dan berbagai alas tikar serta sarung untuk perbekalan menginap sebagai protes penggusuran PKL. Masyarakat dan unsur mahasiswa menuntut agar pemerintah mencabut Perda yang salah satunya adalah Perda No. 31 Tahun 1993 tentang Pemakaian Tempat Berjualan Harian SIB, tanggal 27 Januari 2004. Ketentuan dalam beberapa pasal pada Perda No 31 Tahun 1993 terkesan kaku dan berpihak hanya pada pemerintah kota seperti yang terlihat dalam pasal 3 yang berbunyi: “Stand, kios atau bangunan Pemerintah Daerah baik yang pembangunannya dibiayai oleh Pemerintah Daerah maupun swadaya masyarakat yang berada di dalam kompleks pasar milik Pemerintah Daerah yang digusur, ditertibkan, dibongkar guna peremajaan Pasar atau Kota dan penertiban lainnya tidak akan diberian ganti rugi dalam bentuk apapun kepada penyewa dengan ketentuan kepada penyewa diberikan prioritas untuk memperoleh tempat berjualan di lokasi atau tempat yang diremajakan atau tempat lain yang dihunjuk oleh pemerintah daerah”. Untuk menciptakan suatu kota Medan metropolitan, maka Pemerintah Kota Medan telah menetapkan suatu Pola Dasar Pembangunan Kota Medan tahun 2001-2025 yang akan digunakan sebagai acuan dalam merencanakan kegiatan pembangunan. Pola Dasar Pembangunan Kota Medan tersebut telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Perda Kota Medan Nomor 1 Tahun 2002. Kemudian, untuk pelaksanaan Perda No.1 Tahun 2002 tersebut telah ditetapkan suatu Keputusan Walikota Medan Nomor 188.342070K2002 tertanggal 20 Maret 2002. Pasal 2 Perda No.1 Tahun 2002 menyatakan bahwa pola dasar pembangunan Kota Medan tahun 2001-2025 merupakan pedoman dalam menetapkan peruntukan dan Universitas Sumatera Utara pemanfaatan tanah atau perencanaan kota bagi segenap aparatur Pemerintah Kota Medan, DPRD, Lembaga Sosial Kemasyarakatan LSM, organisasi profesi, perguruan tinggi, dunia usaha, tokoh masyarakat, dan seluruh unsur dalam lapisan masyarakat lainnya di Kota Medan Limbong, 2006:131. Dalam rangka menciptakan suatu pasar yang bersih yang memperhatikan aspek lingkungan maka pemerintah kota merasa perlu untuk menertibkan kegiatan berjualan di pasar-pasar yang dikelola oleh PD pasar. Penertiban ini diatur dengan menerbitkan Perda No. 31 Tahun 1993 tentang pemakaian tempat berjualan Rahardjo, 1996:14-17.

2.6. Definisi Konsep