Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Teori Modernisasi Dove Budaya Tradisional dan Pembangunan di Indonesia

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut dan berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “apa saja faktor penyebab kegagalan proses relokasi Pasar Yuka?”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja faktor penyebab kegagalan proses relokasi Pasar Yuka.

1.4. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan mampu dapat memberikan manfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain, terlebih lagi untuk ilmu pengetahuan. Untuk itu manfaat dari penelitian ini adalah:

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil yang akan diperoleh dalam penelitian ini secara teoritis diharapkan agar dapat memperoleh pengetahuan yang lebih baik dan dapat dijadikan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya. Serta bemanfaat dalam pengembangan ilmu-ilmu sosial khususnya sosiologi pembangunan.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi masyarakat sekitar lokasi penelitian maupun masyarakat pada umumnya tentang apa saja faktor penyebab kegagalan proses relokasi Pasar Yuka. Universitas Sumatera Utara BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Teori Modernisasi Dove Budaya Tradisional dan Pembangunan di Indonesia

Teori ini melihat interaksi antara kebijaksanaan pembangunan nasional Indonesia dan aneka ragam budaya lokal yang terdapat di Indonesia. Dove dengan tidak ragu-ragu menyatakan bahwa budaya tradisional tidak harus berarti terbelakang. Budaya tradisional sangat dan selalu terkait dengan proses perubahan ekonomi,social dan politik dari masyarakat pada tempat mana budaya tradisional tersebut melekat. Bagi Dove budaya tradisional selalu mengalami perubahan yang dinamis, dan oleh karena itu budaya tradisional tidak mengganggu proses pembangunan Suwarsono, 1994:62. Dove menyarikan dengan singkat sikap dan pandangan yang salah dari kebanyakan ilmuwan sosial dan pengelola pembangunan di Indonesia.menurut Dove, mereka melihat budaya tradisional sebagai tanda keterbelakangan dan sebagai penghambat tercapainya kemajuan sosial ekonomis. Paling baik, budaya tradisional dilihatnya sebagai kekayaan nasional yang tidak berharga, dan yang lebih sering budaya tradisional sering dianggap sebagai faktor yang mengganggu proses modernisasi atau paling tidak budaya tradisional sering dianggap sebagai faktor yang bertanggung jawab terhadap kegagalan modernisasi. Jika demikian halnya, tidak heran jika kebanyakan ilmuwan sosial dan perencaan pembangunan Indonesia selalu berusaha melakukan devaluasi, depresiasi, atau bahkan eliminasi dari keseluruhan bentuk dan isi budaya tradisional. Universitas Sumatera Utara Dalam kajian Dove menyatakan bahwa budaya tradisional sangat dan selalu berkait dengan proses pembangunan ekonomi, sosial dan politik dimana budaya tradisional tersebut melekat. Dalam penelitiannya Dove mengkategorikan dalam empat kelompok yaitu agama tradisional ideologi, ekonomi, lingkungan hidup, dan perubahan sosial. Keempat aspek tersebut memberikan manfaat fungsional bagi masyarakat yang menganut sistem tradisional tersebut sehingga terkadang peraturan dan perubahan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap masyarakat penganut sistem tradisional tersebut menjadi tidak tepat dan mengganggu kestabilan dan kelangsungan hidup masyarakat tersebut. Secara ringkas penelitian Dove menunjukkan bahwa budaya tradisional tidak harus selalu ditafsirkan sebagai faktor penghambat pembangunan. http:setanflorescreativity.blogspot.com201011perubahan-sosial-dan- pembangunan.html diakses tanggal 28-01-2011 pukul 11.50 Sikap negatif pemerintah Indonesia tidak hanya terlihat pada pandangannya tentang sistem kepercayaan tradisional, seperti misalnya apa yang disebut dengan pertanian ladang, usaha mengumpulkan sagu dan usaha bertani berpindah-pindah. Pada dasarnya pemerintah Indonesia melihat ketiga jenis usaha ekonomis tersebut sebagai usaha yang tidak efisien, dank arena itu tidak dapat dikembangkan lebih jauh untuk keperluan mendukung proses modernisasi, dan jika demikian halnya maka tidak ada manfaat ekonomis yang diperoleh untuk mempertahankan model ekonomi tersebut. Pasar tradisional juga merupakan salah satu sistem ekonomi yang masih bersifat tradisional. Pemerintah merasa model seperti ini tidak akan membawa perkembangan kemajuan untuk sistem ekonomi di Indonesia. Apalagi keberadaanyya seringkali dirasa Universitas Sumatera Utara mengganggu sebab seringkali lokasinya berada di tempat yang tidak semestinya. Pasar tradisional dipandang sebagai daerah yang kumuh dan ruwet, yang telah menyebabkan rusaknya keindahan kota serta menimbulkan kemacetan lalu lintas perkotaan. Oleh karenanya, pasar tradisional ini harus disingkirkan jauh-jauh dari kota melalui proses relokasi. Namun seringkali upaya untuk merelokasikan pasar tradisional ke tempat yang telah direncanakan oleh pemerintah menuai kegagalan. Para pedagang yang telah direlokasikan tidak lama kemudian kembali lagi ke lokasi awal mereka berdagang. Hal ini merupakan salah satu hal dari kegagalan proses pembangunan yang sering terjadi di Indonesia. Biasanya yang menjadi penyebab kegagalan seperti itu adalah: 1. Pembangunan tidak membawa manfaat yang jelas bagi masyarakat dan orang banyak 2. Pembangunan itu bukan keinginan dan kebutuhan rakyat yang mendasar 3. Tidak ada perencanaan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang 4. Pembangunan itu lebih bersifat program untuk mencari keuntungan bagi para aparatnya, melalui program yang asal jadi. Pembangunan di Indonesia sebagaimana gejala umum yang terjadi di hampir semua Negara di dunia tidak lepas dari berbagai masalah pembangunan. Masalah- masalah pembangunan yang muncul tersebut menyebabkan banyak dampak yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya kegagalan dalam pembangunan. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan dalam pembangunan. Dari sekian banyak penyebab yang ingin dikemukakan di sini adalah faktor kepemimpinan pemerintah dalam pembangunan. Kepemimpinan pemerintah yang buruk dalam menjalankan upaya pembangunan dalam masyarakat sudah tentu akan membawa masyarakat ke arah Universitas Sumatera Utara kegagalan pembangunan atas diri mereka. Dalam bidang politik tidak ada upaya pemberdayaan masyarakat untuk terlibat memberikan suara aspirasinya dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan. Dalam bidang pendidikan tidak ada upaya pelayanan pendidikan yang maksimal

2.2. Dampak Relokasi Pasar Tradisional bagi Pembangunan