Menurut penuturan pedagang di lokasi Pasar Yuka yang merupakan pedagang kaki lima, lokasi pasar tersebut tergolong strategis karena letaknya yang berada di
persimpangan jalan. Jadi pembeli dari berbagai arah bisa datang ke lokasi ini untuk berbelanja. Misalnya pembeli dari arah utara yaitu masyarakat dari perumahan Griya
Martubung, Komplek BTN TNI-AL, masyarakat Tangkahan, Pasar 7 dan masyarakat lainnya. Dari arah selatan ada masyarakat yang berasal dari Mabar, Pasar 6 dan
sekitarnya. Dari arah barat ada masyarakat yang berasal dari Kebun Lada, Paya Rumput dan masyarakat wilayah Martubung lainnya. Dan dari arah timur ada masyarakat dari
Komplek Yuka itu sendiri. Masyarakat dari berbagai arah datang ke lokasi ini karena mudah untuk dijangkau sehingga menjadi ramai pembeli.
Seperti hasil observasi dan juga wawancara yang dilakukan oleh peneliti, alasan tersebut menjadi dasar yang kuat bagi pedagang untuk tetap bertahan di lokasi Pasar
Yuka ini. Mereka takut apabila mereka pindah ke tempat lain seperti misalnya ke lokasi yang telah disediakan oleh pemerintah maka kondisinya tidak ramai seperti di lokasi
Pasar Yuka ini. Apalagi di lokasi ini mereka telah memiliki langganan tetap. Apabila mereka pindah ke lokasi lain maka mereka merasa khawatir akan kehilangan
pelanggannya.
4.2.2. Kendala yang Dihadapi Pedagang Selama Berjualan di Pasar Yuka
Apapun usaha yang dijalani oleh seseorang pasti ada saja kendala yang dihadapi. Tidak terkecuali para pedagang terutama pedagang di Pasar Tradisional Yuka ini.
Kendala yang dihadapi sendiri cukup beragam tergantung dari jenis dagangannya dan juga masalah waktu. Seperti yang dituturkan oleh Ryan Kiryanto selama ini kendala yang
Universitas Sumatera Utara
dihadapi para pedagang tak hanya permodalan, daya beli dan juga persaingan, tapi juga akses tempat usaha. Karena tak memiliki tempat usaha yang tetap, mereka sulit
mengembangkan usahanya. Sementara di sisi lainnya kondisi ekonomi makin sulit setiap harinya
http:www.poskota.co.idheadline20110110perkantoran-dan-pertokoan- wajib-sediakan-lahan-buat-kaki-lima diakses tanggal 19-05-2011
pukul 13.50 1.
Modal Kendala yang paling banyak dihadapi pedagang adalah masalah permodalan.
Seperti yang kita tahu pedagang di Pasar Yuka ini adalah merupakan pedagang tradisonal yang hanya mengandalkan modal yang sedikit. Modal adalah permasalahan utama Usaha
Mikro Kecil Menengah UMKM seperti pedagang di Pasar Tradisonal Yuka ini. Kuatnya modal atau besarnya jumlah uang yang dimiliki seseorang dalam membuka dan
mengembangkan usahanya adalah faktor utama dalam membuka dan mengembangkan usahanya adalah faktor utama dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha yang
dirintis. Sebab jika modal eseorang besar memungkinkan ia dpat menjual barang dagangannya dalam jumlah yang besar hal ini memungkinkan keuntungan yang didapat
akan lebih banyak. Dari hasil wawancara terhadap beberapa orang pedagang mereka menuturkan
modal yang mereka peroleh itu dari usahanya sendiri, yang tadinya usaha itu kecil lama- kelamaan menjadi besar ini dikarenakan pembeli sering berbelanja di tempat mereka.
Alasan utama pedagang lebih mengutamakan menggunakan modal sendiri dalam berdagang diakibatkan adanya rasa takut akan bunga besar yang akan diberikan oleh
pihak bank apalagi tengkulak.kondisi ini mengakibatkan pedagang yang ada kebanyakan hanya pedagang kecil yang hanya dapat mengandalkan modal yang ada saja.
Universitas Sumatera Utara
2. Tempat Berdagang dan Masalah Cuaca
Bagi seseorang yang ingin berdagang maka pemilihan tempat selain peluang dagang adalah satu hal terpenting. Hal ini dilakukan agar barang dagangannya dapat
terjual. Namun kondisi kios tempat mereka berjualan juga menjadi salah faktor yang mendukung kegiatan jual beli. Mengingat pedagang di Pasar Yuka ini merupakan
pedagang tradisional dengan modal yang terbatas maka dapat dilihat gambarannya bahwa mereka juga memiliki keterbatasan dalam menjajakan dagangannya. Sebagian
besar dari pedagang hanya menggunakan tenda-tenda kecil untuk tempat berjualan. Kendala yang dihadapi adalah ketika cuaca sudah mulai tidak bersahabat. Seperti
misalnya panas dan hujan. Untung saja pasar ini buka pada pagi hari jadi matahari pun belum begitu terik memancarkan sinarnya. Tapi tetap saja terkadang pedagang merasa
tidak nyaman dengan kondisi seperti itu. Apalagi kalau hari hujan maka tenda yang digunakan tidak bisa melindungi mereka dari guyuran air hujan. Hal tersebut tentu saja
berpengaruh kepada dagangannya juga. Seperti yang dialami oleh pedagang ikan basah yang bernama bapak Utar Siregar.
Ia mengaku kalau teriknya sinar matahari bisa mempengaruhi kualitas dan kesegaran barang dagangannya. Sebab ia berjualan hanya menggunakan sebuah meja tanpa tenda
sama sekali. Oleh karena itu ia hanya berjualan dari pagi sampai jam 9 saja. Karena kalau sudah di atas jam 9 matahari sudah mulai menyengat sehingga ikan-ikan yang dijualnya
menjadi kering dan tidak segar lagi. Kembali lagi sebenarnya modal lah yang menjadi penyebab mengapa ia berdagang dengan kondisi yang seperti itu. Ia berdagang hanya
bermodalkan dagangannya yang tidak terlalu banyak dan juga tempat berdagang yang sederhana.
Universitas Sumatera Utara
3. Infrastruktur
Pedagang menuturkan kendala lain yang dihadapi adalah infrastruktur pedagang yang kurang memadai seperti misalnya kondisi jalanan pasar yang becek apabila turun
hujan, tidak adanya saluran pembuangan atau got yang mengakibatkan air menjadi tergenang dan banjir apabila turun hujan yang cukup deras, kemudian tidak tersedianya
fasilitas seperti misalnya kamar mandi. Hal seperti itu terjadi karena memang Pasar Yuka ini bukanlah pasar yang resmi
secara hukum. Tidak ada PD pasar yang mengelolanya. Bangunan dari pasar ini merupakan tenda-tenda sederhana milik pedagang kecil. Mereka mendirikan tenda-tenda
dagangannya di tempat yang tidak selayaknya yaitu di badan jalan masuk ke perumahan Komplek Yuka. Kondisinya memang tidak rapi sehingga menjadi sangat tidak enak
dipandang mata. Apalagi disaat menjelang hari-hari besar seperti Idul Fitri dan Natal pembeli yang datang ke Pasar Ini membludak. Sementara kondisi pasarnya sendiri sangat
tidak kondusif jadi membuat para pembeli menjadi tidak nyaman. 4.
Daya Beli Daya beli masyarakat yang rendah juga terkadang menjadi salah satu kendala
dalam berdagang. Hal ini terjadi mungkin disebabkan karena kondisi perekonomian global yang tengah mengalami resesi sehingga berdampak pada daya beli masyarakat
yang menjadi menurun. Keadaan seperti itu bisa menyebabkan keuntungan yang diperoleh pedagang juga menjadi menurun. Dalam kondisi seperti ini pedagang dituntut
untuk lebih kreatif dalam menjajakan dagangannya seperti misalnya pandai-pandai mencari siasat dalam menarik perhatian pembeli. Slah satu contohnya adalah seperti yang
dilakukan oleh bapak Purwanto. Dalam menjajakan dagangannya yang berupa tahu
Universitas Sumatera Utara
tempe ia sering bercuap-cuap dengan suara yang keras untuk menarik perhatian pembeli dan tidak jarang usahanya ini membuahkan hasil. Pembeli banyak yang tertarik dan
membeli barang dagangannya. 5.
Persaingan Hal yang wajar dalam sebuah kegiatan perekonomian seperti berdagang yaitu
adanya persaingan usaha. Apalagi barang yang dijajakan oleh seorang pedagang juga dijajakan oleh pedagang yan lainnya. Kualitas dan kuantitas yang ditawarkan juga tidak
jauh berbeda. Hal seperti ini jelas menimbulkan persaingan diantara pedagang. Tetapi kembali lagi tergantung bagaimana kemampuan si pedagang dalam melakukan
persaingan yang secara sehat tentunya. Hal seperti ini juga sudah pasti terjadi di Pasar Tradisional Yuka ini. Banyak terjadi persaingan diantara pedagang yang satu dengan
pedagang yan lainnya. Contohnya saja misalnya seperti strategi berdagang yang dilakukan oleh Bapak
Semangat Debataraja. Ia menjual kebutuhan barang-barang elektronik seperti misalnya kipas angin, rice cooker, kompor gas, dan lain-lain. Agar menarik perhatian pembeli
untuk membeli dagangannya ia mematok harga sedikit lebih murah jika dibandingkan dengan toko barang elektronik yang ada di sekitar situ. Ia menuturkan:
“…dalam menarik perhatian pembeli saya mematok harga eceran terendah tetapi tetap memperhitungkan keuntungan yang diperoleh. Prinsip saya seperti yang dianut
oleh kebanyakan pedagang etnis Cina yaitu keuntungan yang sedikit tetapi banyak kuantitasnya. Tidak seperti pedagang kebanyakan yang menginginkan keuntungan yang
sebesar-besarnya tetapi hanya sedikit jumlah yang bisa terjual…” Wawancara April 2011
Jadi pedagang mempunyai caranya masing-masing untuk mengatasi persaingan yang terjadi di antara sesama pedagang agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat dan
saling berebut pelanggan di antara para pedagang.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Tanggapan Pedagang Terkait dengan Kebijakan Pemerintah tentang Relokasi Pasar Yuka