perwakilan dari pedagang mereka telah paham akan adanya proses relokasi, tapi bagaimana dengan pedagang yang tidak mengetahui maksud dan tujuan dari selebaran
tersebut. Maka sudah pasti mereka mengabaikan selebaran tersebut dan tidak tertarik untuk membelinya.
4.2.6. Keuntungan dan Kerugian yang Dialami Pedagang dari Proses Relokasi
Keuntungan dan kerugian pasti dialami siapa saja dalam kondisi apapun seperti misalnya proses relokasi yang terjadi di Pasar Tradisional Yuka ini. Dan yang paling bisa
merasakan keuntungan ataupun kerugian dari proses tersebut adalah para pedagang yang berdagang di lokasi Pasar Yuka ini. Karena mereka adalah objek dari kebijakan
pemerintah. Namun dari sebagian besar pedagang yang berhasil diwawancarai oleh peneliti mereka mengatakan bahwa proses tersebut sampai sekarang lebih banyak
membawa kerugian bagi mereka ketimbang keuntungan. Karena masih banyak masalah- masalah yang belum selesai sampai sekarang ini.
Salah satu masalah yang sampai sekarang masih belum terselesaikan adalah perihal kios yang telah dibeli oleh sebagian pedagang namun terbengkalai begitu saja
tidak dimanfaatkan sama sekali karena pasar yang baru tidak lagi beroperasi. Pedagang merasa sangat dirugikan dengan hal tersebut. Atas dasar inilah sebenarnya pedagang
sangat berharap kepada ketegasan pemerintah untuk kembali melakukan proses relokasi Pasar Yuka ke lokasi yang baru agar mereka yang telah membeli kios tidak mengalami
kerugian. Seperti yang dialami oleh Ibu Halimah lewat penuturannya berikut ini. “…sebenarnya keuntungan banyak saya dpat apabila saya tetap berdagang di Pasar
Yuka ini. Namun pada saat proses relokasi itu malah saya menuai kerugian yang jumlah
Universitas Sumatera Utara
nominalnya mencapai hampir 50 juta karena saya sudah membeli kios di lokasi pasar yang baru tapi sampai saat ini karena proses relokasinya tidak berjalan lancar maka
kios-kios saya menjadi terbengkalai begitu saja dan akhirnya rusak…” Wawancara April 2011
Untuk hal ini diharapkan adanya tanggung jawab dan penanganan dari pihak yang melakukan relokasi. Karena itu merupakan hak pedagang. Seharusnya pihak-pihak yang
melakukan proses relokasi segera bisa menanggapi hal tersebut dan bersama-sama mencari jalan keluar ataupun alternative terbaik agar kerugian yang dialami para
pedagang bisa diatasi. Seandainya ada koordinasi yang sinergis antara para pedagang dan pemerintah maka pastinya proses relokasi ini akan menemukan titik temu yang baik.
Selain itu ternyata ada kerugian lain yang dialami oleh pedagang maupun oleh pelanggan Pasar Yuka ini yaitu pada saat terjadi demo yang dilakukan oleh para
pedagang ke gedung DPRD Medan aktifitas jual beli di Pasar Yuka menjadi terhambat. Hal ini jelas memberikan dampak yang negative bagi pedagang dan pembeli. Karena ada
beberapa orang pedagang yang demo maka aktifitas pasar menjadi sunyi, banyak pedagang yang tidak berdagang. Pembeli pun kesulitan untuk berbelanja. Demo yang
dilakukan oleh para pedagang terkait dengan relokasi yang dilakukan oleh pemerintah. Para pedagang tidak bersedia untuk direlokasi dengan berbagai alasan.
Para pedagang mengaku pada saat mereka melakukan demo selama tiga hari ke kantor DPRD Medan Harian SIB, tanggal 27 Januari 2004, pendapatan mereka menjadi
menurun. Tentu saja karena pada saat demo mereka tidak melakukan aktifitas berdagang seperti biasanya. Mereka harus rela menunda aktifitas berdagangnya demi menyalurkan
aspirasinya. Karena jika mereka tidak melakukan demo seperti itu maka pemerintah bisa dengan mudah melakukan proses relokasi, sementara proses relokasi yang dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
pemerintah tidak sesuai dengan harapan mereka karena menurut mereka lebih banyak merugikan bagi mereka.
Para pembeli juga mengeluhkan hal tersebut. Yaitu dengan pedagang demo maka mereka kesulitan untuk berbelanja. Sehingga pada saat pedagang demo selama tiga hari
tersebut banyak pembeli yang memilih untuk sementara berbelanja ke pasar tradisional yang lain seperti misalnya Pasar Titi Papan.
4.2.7. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Proses Relokasi Pasar Yuka