BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Temuan
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penulis akan lebih dahulu menjelaskan sedikit gambaran umum proses pengambilan data selama penulis berada di lapangan. Tahapan awal yang dilakukan
oleh peneliti untuk mendapatkan informasi dimulai dengan hasil obeservasi sederhana terhadap temuan fakta di lapangan bahwasanya terdapat beberapa orang yang berada
disekitaran pom bensin Pertamina, tepatnya di Jalan Jamin Ginting, Binjai, sekitar 25 km sebelum menuju Desa Rumah Galuh sedang menawarkan dan memperkenalkan
objek wisata air terjun. Berdasarkan fenomena yang terlihat, peneliti berinisiatif untuk mendatangi salah satu pemuda untuk dijadikan sebagai salah satu informan
tambahan sekaligus menanyakan sekilas mengenai Pelaruga. Percakapan diawal menjelaskan bahwa Pelaruga bukanlah nama objek wisata
yang berada di Desa Rumah Galuh, melainkan nama komunitas yang menyediakan jasa layanan tour guide. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak wisatawan yang
datang hanya mengenal Pelaruga sebagai nama dari objek wisata alam yang ada di Kecamatan Sei Bingai, Desa Rumah Galuh dan sebagai tujuan perjalanan mereka.
Peneliti terus melanjutkan proses wawancara dan mencari informan-informan yang sudah diklasifikasikan berdasarkan metode penelitian. Meskipun Pelaruga
adalah nama komunitas, bukan nama dari objek wisata, penelitian ini tetap terus dilanjutkan. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dirancang
sebelumnya menjadi pedoman peneliti untuk melanjutkan penelitian. Hal ini dirasa belum lari dari koridor mengapa penelitian ini dirasa penting untuk dikaji lebih lanjut.
Oleh sebab itu, peneliti melanjutkan penelitian sesuai dengan konsep yang sudah dirancang sebelumnya,
Universitas Sumatera Utara
Sepanjang perjalanan menuju lokasi penelitian , wisatawan akan banyak dijumpai pemuda-pemuda setempat yang menawarkan diri untuk memandu jalan para
pengunjung untuk sampai ke lokasi Pelaruga. Kondisi demikian yang membuat para wisatawan merasa tidak nyaman karena harus diberhentikan beberapa kali dengan
pemuda yang berbeda-beda. Tentunya hal ini juga dialami oleh peneliti. Kondisi ini juga menyita waktu yang cukup banyak sehingga peneliti merubah identitas diri
sebagai wartawan, bukan sebagai peneliti ataupun wisatawan. Peneliti kembali menggunakan identitas diri sebagai mahasiswi yang sedang
melakukan penelitian setelah sampai di basecamp komunitas Pelaruga. Peneliti mulai memabangun citra diri sebagai seorang peneliti dengan bersikap lebih luwes dan tidak
kaku setelah mendapat sambutan baik dari pengelola komunitas Pelaruga. Pelajaran pertama yang didapat oleh peneliti adalah peneliti seharusnya memilih hari biasa jika
ingin melakukan wawancara agar informan memiliki waktu yang lebih banyak jika dibandingkan dengan hari libur. Peneliti memilih hari libur saat melakukan
wawancara pertama dengan alasan pada saat itu banyak wisatawan yang berwisata pada hari libur sehingga peneliti dapat mengamati interaksi yang dilakukan antara
pengelola objek wisata dengan para wisatawan. Meskipun para pengelola sedang sibuk dengan para pengunjung, namun tetap salah satu dari pengelola bersedia
menyediakan waktu untuk diwawancarai setelah hari mulai sore. Peneliti datang ke lokasi penelitian sebanyak empat kali. Pada kedatangan
kedua, peneliti sempat merasa kecewa dikarenakan tidak sesuai dengan tujuan kedatangan peneliti. Tujuan kedatangan peneliti yang kedua kali adalah
mewawancarai informan kunci yang bernama Wanda dan Kepala Desa, namun kedua informan pada saat itu sedang tidak berada di lokasi. Peneliti mensiasati situasi
tersebut dengan merubah tujuan kedatangan yaitu dengan menjadi wisatawan. Peneliti melakukan tracking menuju kolam abadi sebagai salah satu objek wisata
yang ditawarkan oleh Pelaruga. Peneliti memanfaatkan waktu yang ada selama perjalanan untuk sekaligus mewawancarai pemandu yang menemani peneliti tracking
menuju kolam abadi. Kedatangan yang ketiga kalinya, peneliti mewawancari Wanda
Universitas Sumatera Utara
sebagai informan kunci. Selayaknya informan kunci, Wanda lebih banyak menjelaskan dan memaparkan fakta-fakta yang pernah terjadi di lapangan. Oleh
sebab itu, wawancara yang dilakukan antara peneliti dengan informan kunci memakan waktu yang cukup lama.
Pada kedatangan yang terakhir kali, peneliti bermaksud menjumpai Kepala Desa. Tujuan wawancara yang akan dilakukan adalah menanyakan tanggapan dari
segala proses kegiatan pariwisata yang selama ini terjadi di Desa Rumah Galuh dan upaya yang dilakukan Kepala Desa setelah melihat permasalahan-permasalahan yang
terjadi. Lain hal dengan kedatangan sebelum-sebelumnya, peneliti memakai identitas sebagai wartawan jika ditanya oleh pemuda-pemuda stempat yang sengaja
memberhentikan peneliti di tengah perjalanan. Identitas sebagai wartawan cukup membantu peneliti dalam perjalanan ke Desa Rumah Galuh. Namun peneliti yang
ditemani oleh salah seorang teman diberhentikan kembali oleh pemuda setempat Desa Namu Ukur. Seperti biasanya, peneliti dan temannya menggunakan identitas
sebagai wartawan dan menjelaskan pada pemuda tersebut bahwa kami akan melakukan wawancara dengan Kepala Desa Rumah Galuh. Pemuda tersebut tetap
keras kepala meminta uang pada peneliti dengan klimat memaksa, “Kami nggak mau
tau bang, uang masuknya dua puluh ribu per kepala, kalo nggak mana bisa lewat, kecuali abang tadi ada ranger-
nya. Kalau nggak sepuluh ribu aja lah bg”. Peneliti sempat merasa kesal dengan kejadian tersebut, mungkin hal itu pula yang dirasakan
oleh pengunjung-pengunjung lainnya. Peneliti menempatkan diri sebagai peneliti nonpartisipan, dengan artian
bahwa peneliti tidak menjadi subjek pelaku pada kegiatan komunikasi pemasaran pariwisata yang ada di Desa Rumah Galuh. peneliti melakukan wawanca dengan
berpedoman pada interview guide yang sudah disusun sebelumnya. Sepanjang proses wawancara, peneliti juga melakukan observasi terhadap interaksi yang terjadi di
lapangan.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Gambaran Umum Informan a. Informan I