BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan merupakan jawaban dari permasalahan penelitian dan temuan selama melakukan penelitian mengenai Strategi
komunikasi pemasaran pariwisata berbasis masyarakat lokal dengan lokasi Desa Rumah Galuh, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat. Saran yang diajukan
penulis adalah berdasarkan kesimpulan yang peneliti peroleh.
5.1 Simpulan
Adapun simpulan dari hasil penelitian mengenai Strategi komunikasi pemasran pariwiasata berbasis masyarakat lokal adalah sebagai berikut :
1.
Strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh komunitas Pelaruga dengan memanfaatkan pengunjung yang datang berkunjung ke Desa Rumah
Galuh dimana karakter dari pengunjung pada saat itu adalah kelompok- kelompok yang berlatar belakang pecinta alam. Strategi ini dilakukan
mengingat keterbatasan sumber daya manusia dan finansial pada masa perintisan awal.
2.
Kelompok-kelompok atau komunitas pecinta alam dan komunitas traveling merupakan
media yang
digunakan komunitas
Pelaruga dalam
menyebarluaskan informasi mengenai keberadaan objek wisata Desa Rumah Galuh dan sebagai perpanjangan tangan dari komunitas Pelaruga untuk
mendatangkan pengunjung. Komunitas-komunitas diuntungkan dengan adanya Pelaruga dikarenakan menambah daftar rekomendasi tempat yang
dapat ditawarkan kepada calon wisatawan.
3.
Komunitas Pelaruga hanya fokus berkomunikasi dengan para pengunjung yang datang dengan suatu bentuk tindakan persuasif agar wisatawan yang
sudah datang dapat kemabali lagi dengan mengajak teman-teman lainnya.
Universitas Sumatera Utara
4.
Strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Pelaruga dapat digambarkan seperti halnya gumpalan bola salju yang menggelinding hingga
membentuk bola salju yang semakin besar. Pelaruga hanya fokus terhadap gumpalan-gumpalan salju yang berada disekitarnya, yaitu wisatawan yang
datang ke Desa Rumah Galuh. Setelah Pelaruga membentuk gumpalan- gumpalan kecil yaitu dengan melakukan tindakan persuasif dengan para
pengunjung, maka Pelaruga membiarkan gumpalan salju tersebut menggelinding terus-menurus hingga membentuk bola salju yan semakin
besar. Jika bola salju tersebut semakin besar, maka hal itu juga menggambarkan bahwa semakin banyak khalayak yang mendapatakn
informasi mengenai Pelaruga. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pengunjung yang semakin meningkat dan meledaknya jumlah pengunjung hingga
menembus angka 3000 pengunjung.
5.
Pengunjung yang sudah pernah berwisata ke Desa Rumah Galuh merekomendasikan tempat tersebut kepada calon wisatawan yang lain.
Fenomena ini sesuai dengan salah satu bentuk bauran promosi yang pernah diungkapkan oleh Kotler Keller, yaitu metode mulut ke mukut atau word of
mouth.
6.
Snowball promotion dan word of mouth adalah dua cara yang dianggap paling
efektif dalam kegiatan komunikasi pemasaran pariwisata yang dilakukan oleh Pelaruga. Keduanya adalah cara yang saling keterkaitan satu sama lain.
7.
Pelaruga melakukan bentuk-bentuk komunikasi lain. Diantaranya adalah membangun kerja sama dengan CV. Yourika Management dengan melakukan
promosi penjualan yang bebentuk voucher. Selain itu, Pelaruga juga memanfaatkan media sosial facebook sebagai salah satu media dalam
melakukan promosi. Namun, kedua cara ini dianggap kurang efektif dalam menarik minat pengunjung.
8.
Akar permasalahan masyarakat Desa Rumah Galuh yang menjadi hambatan dalam mengembangkan potensi ekowisata Desa Rumah Galuh adalah
masyarakat yang terpecah-pecah dan membentuk kelompok-kelompok dalam
Universitas Sumatera Utara
mengelola objek wisata yang ada. Hal ini terbukti dengan munculnya empat komunitas pemandu yang ada di Desa Rumah Galuh. Hal ini menyebabkan
masyarakat tidak satu suara dalam mengatasi kutipan-kutipan liar yang marak dilakukan pemuda setempat Desa Namu Ukur kepada wisatawan-wisatawan
yang sedang dalam perjalanan menuju Desa Rumah Galuh.
9.
Permasalahan internal yang terjadi pada masyarakat Desa Rumah Galuh merupakan permasalahan utama yang harus segera diselesaikan. Strategi
komunikasi pemasaran akan dapat dirancang dengan matang jika masyarakat sudah mampu menciptakan kenyamanan dan rasa aman bagi pengunjung.
Semantara itu, Pelaruga masih menggunakan cara yang sebelumnya yaitu dengan tetap fokus melakukan persuasif terhadap pengunjung yang datang,
khususnya kepada komunitas traveling dengan hubungan yang semakin baik.
5.2 Saran