2.4 Pariwisata
Bila dilihat dari segi epistimologinya, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu pari berarti berkeliling, berputar-
putar, berkali-kali, dari dan ke. Kata wisata berarti berpergian, perjalanan, yang dalam hal ini bersinonim dengan kata travel. Dengan demikian pengertian pariwisata
yaitu perjalanan berkeliling ataupun perjalanan yang dilakukan berkali-kali, berputar- putar dari suatu tempat ke tempat lain ataupun suatu perjalanan yang sempurna. Oka
A. Yoeti 1996:103 Beberapa pendapat ahli menjelaskan pengertian pariwisata sebagai berikut :
Wahab 1985:55 menjelaskan pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan
lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standart hidup serta menstimulasi sektor- sektor produktivitas lainnya. Sebagai sektor yang kompleks, pariwisata juga meliputi
industri-industri klasik seperti kerajinan tangan dan cindera mata, penginapan, transportasi secara ekonomi juga dipandang sebagai industri.
Menurut Pendit 1990:30 Pariwisata adalah berpergiannya orang-orang tersebut dapat lukiskan dengan banyak orang yang meninggalkan tempat kediaman
atau rumah mereka untuk sementara waktu ketempat lain dengan tujuan benar-benar sebagai konsumen dan sama sekali tanpa tujuan mencari nafkah.
Menurut Koen Meyers 2009 dalam Skirpsi Valentina Godis Lovekaristy, 2014, Analisis Willingness To Pay Pengunjung Domestik Warisan Hidup Candi
Borobudur Dalam Upaya Pemeliharaan Pariwisata adalah akitivitas perjalanan yang dilakukan oleh sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan
alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan lainnya.
Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia no 9 tentang kepariwisataan, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 dan 2 dirumuskan.
Universitas Sumatera Utara
a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan
daya tarik wisata. b. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
Berdasarkan jenisnya maka objek wisata terbagi menjadi tiga jenis, antaranya adalah: 1. Objek dan daya tarik wisata alam, yang berupa objek wisata alamiah seperti
sungai, danau, gunung, hutan dan sebagainya, dan ada juga yang 43 berupa objek wisata alam yang mendapat campur tangan manusia seperti sawah, danau buatan,
saluran irigasi, dan sebagainya. 2. Objek dan daya tarik wisata budaya yaitu seluruh unsur karya cipta dan karsa
manusia yang implementasikan dalam gaya hidup upacara adat atau unsur tradisional lainnya.
3. Objek dan daya tarik wisata buatan yaitu objek wisata yang dibangun untuk berwisata seperti taman bermain dan area permainan.
Objek wisata daya tarik alam atau biasa disebut ekowisata sebagai suatu produk merupakan daya tarik penting bagi pariwisata Indonesia. Berdasarkan
pengertiannya ekowisata adalah kegiatan wisata yang sementara ini dianggap sebagai kegiatan pariwisata yang berkelanjutan. Eagle 1997 dan Vincent 1996 dalam
Hidayati, dkk 2003 dalam tesis Rio Satrio, 2012, Analisis pngaruh bauran pemasaran terhadap keputusan wisatawan berkunjung ke taman hutan raya Bukit
Barisan Tongkoh mengemukakan bahwa kegiatan ekowisata berbeda dengan kegiatan pariwisata lain. Menurut Hecktor Ceballos Lascurain dalam Pendit 2003
dalam tesis Rio Satrio, 2012, Analisis pngaruh bauran pemasaran terhadap keputusan wisatawan berkunjung ke taman hutan raya Bukit Barisan Tongkoh, ekowisata
merupakan wisata atau kunjungan ke kawasan alamiah yang relatif tidak terganggu dengan niat betul-betul objektif untuk melihat, mempelajari, mengagumi wajah
keindahan alam, flora, fauna termasuk aspek-aspek budaya baik yang mungkin
Universitas Sumatera Utara
terdapat di kawasan tersebut. Ekowisata berarti pula melibatkan masyarakat setempat dalam proses sehingga mereka dapat memperoleh keuntungan sosio-ekonomi dari
proses yang dimaksud. Ekowisata mempunyai karakteristik yang spesifik karena adanya kepedulian pada pelestarian lingkungan dan pemberian manfaat ekonomi bagi
masyarakat lokal. Oleh karena itu, setiap kegiatan ekowisata harus mengikuti prinsip- prinsip pengelolaan yang berkelanjutan seperti Hidayati, 2003 dalam tesis Rio
Satrio, 2012, Analisis pngaruh bauran pemasaran terhadap keputusan wisatawan berkunjung ke taman hutan raya Bukit Barisan Tongkoh:
1. Berbasis pada wisata alam. 2. Menekankan pada kegiatan konservasi.
3. Mengacu pada pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. 4. Berkaitan dengan kegiatan pengembangan pendidikan.
5. Mengakomodasikan budaya lokal. 6. Memberi manfaat pada ekonomi lokal.
2.5 Pariwisata Sebagai Produk