Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa jumlah peternak sampel terbesar berada di kelompok usia produktif 14-54 tahun dengan jumlah 24.184 jiwa atau
56,32. Sementara itu, kelompok usia nonproduktif balita, anak-anak, dan remaja yaitu usia 0-14 tahun sebanyak 13.883 jiwa atau 32,33 dan usia manula
pada kelompok umur 55 tahun dengan jumlah 4.872 jiwa atau 11,25. Selain itu, mata pencaharian penduduk di Kecamatan Berastagi beraneka
ragam dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan di Kecamatan Berastagi Tahun 2011
No Uraian
Jumlah Penduduk jiwa Persentase
1. Petani
16.189 69,39
2. Industri Rumah Tangga
3.139 13,45
3. PNSTNI
2.032 8,71
4. Lainnya
1.972 8,45
Jumlah 23.332
100 Sumber : Kecamatan Berastagi dalam Angka, 2012
Tabel 7 menunjukkan bahwa penduduk di daerah penelitian memiliki pekerjaan yang beragam. Penduduk kecamatan Berastagi mayoritas bekerja
sebagai petani dengan jumlah 16.189 jiwa atau 69,39. Selanjutnya penduduk yang bekerja di industri rumah tangga sebanyak 3.139 jiwa atau 13,45.
Penduduk yang bekerja sebagai PNSTNI sebanyak 2.032 jiwa atau 8,71 dan yang bekerja di pekerjaan lainnya sebesar 1.972 jiwa atau 8,45. Peternak kelinci
dimasukkan ke dalam kelompok penduduk dengan pekerjaan sebagai petani. Pada dasarnya, beternak bukanlah menjadi pekerjaan utama penduduk Berastagi.
Pekerjaan beternak hanya dilakukan sebagai selingan dalam memperoleh pendapatan lain karena pendapatan utamanya berasal dari sektor bertani.
4.3 Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Kecamatan Berastagi dapat dilihat pada Tabel 8 :
30
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Berastagi Tahun 2011 No.
Sarana dan Prasarana Jumlah Unit
1 Transportasi
a. Mobil penumpang b. Truk
c. Pick-up d. Sepeda motor
677 195
930 2.332
2. Jalan
a. Aspal b. Diperkeras
c. Tanah d. Setapak
35,9 km 93 km
106 km 2 km
Sumber : Kecamatan Berastagi dalam Angka 2011 Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana transportasi di
Kecamatan Berastagi sudah tergolong lengkap dimana sudah terdapat mobil penumpang, truk, pick-up, dan sepeda motor. Sementara itu, kondisi jalan di
Kecamatan Berastagi tergolong belum mendukung kegiatan ekonomi masyarakatnya. Jalan masih didominasi oleh permukaan tanah sepanjang 106 km.
Kemudian diikuti oleh jalan dengan permukaan diperkeras sepanjang 93 km, jalan aspal 35,9 km serta jalan setapak 2 km. Jalan yang belum mendukung kegiatan
ekonomi akan berpengaruh terhadap penyaluran barang hasil produksi kecamatan ini ke daearah lainnya.
4.3 Karakteristik Sampel
- Peternak sampel
Peternakan kelinci di daerah penelitian merupakan peternakan yang termasuk ke dalam usaha sampingan. Peternakan ini bukan merupakan usaha
utama perekonomian masyarakat. Hal ini dikarenakan peternakan kelinci bisa dilaksanakan berdampingan dengan pertanian tanaman hortikultura seperti
sayuran dan buah-buahan. Peternak sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu peternak yang tidak bertindak sebagai pedagang pengumpul murni
dan peternak yang bertindak sekaligus sebagai pedagang pengumpul. 31
Universitas Sumatera Utara
- Peternak murni
Peternak dengan karakteristik ini hanya terdiri dari satu orang saja. Karakteristik peternak sampel meliputi umur, pendidikan, jumlah tanggungan,
pengalaman berusaha, dan jumlah ternak. Peternak murni dalam penelitian ini berusia 47 tahun dan sudah delapan tahun menekuni usaha ternak kelinci.
Pendidikan terakhir adalah Perguruan Tinggi. Menurut keterangan dari peternak ini, ia merupakan peternak yang memasok kelinci ke berbagai peternak lainnya
yang ada di daerah penelitian dan sekitarnya. Jumah kelinici yang dimilikinya adalah sebanyak 300 ekor. Jumlah tanggungan peternak sampel tidak ada.
Dalam menjalankan usahanya, ia melakukan pemeliharaan dan perawatan kelinci dalam lahan yang dimilikinya dengan dibantu oleh dua orang tenaga kerja
luar keluarga. Selain itu, biaya pakan ternak juga relatif tidak terlalu besar. Peternak hanya memanfaatkan sisa-sisa hasil panen pertanian hortikultura sebagai
bahan pakan. Artinya, biaya yang dikeluarkan hanya untuk upah membayar tenaga kerja yang mengambil pakan tersebut.
Dalam saluran pemasarannya, peternak sampel menjual kelincinya ke pedagang atau peternak lain di berbagai daerah seperti Berastagi, Medan, Pancur
Batu, dan Pematangsiantar. Pedagang atau peternak pembeli langsung mendatangi peternak sampel untuk melakukan transaksi perdagangan. Transaksi perdagangan
bersifat fluktuatif, yaitu tidak ada waktu pasti kapan transaksi dilakukan. Sifat transaksi yang berlaku adalah tergantung kesiapan dari peternak sampel untuk
memenuhi permintaan pembelinya. Rata-rata jumlah kelinci yang dijual dalam sekali transaksi adalah 60 ekor dalam waktu rata-rata 2 kali seminggu.
32
Universitas Sumatera Utara
- Peternak sekaligus pedagang pengumpul
Peternak dengan karakteristik ini terdiri dari empat orang. Dalam melaksanakan kegiatannya, peternak ini membeli ternak dari peternak murni
kemudian menjualnya. Namun, ada juga ternak yang dipelihara dan dikembangbiakkan. Karakteristik peternak ini meliputi umur, pendidikan,
pengalam beternak, pengalaman berdagang serta volume penjualan.
Tabel 9. Karakteristik Peternak Sekaligus Pedagang Pengumpul No.
Uraian Satuan
Rentang Rataan
1. Umur
Tahun 21-39
27 2.
Pendidikan Tahun
6-12 12
3. Pengalaman Beternak
Tahun 5-20
11 3.
Pengalaman Berdagang Tahun
5-20 11
4. Volume Penjualan
ekorminggu 30-35
32 Sumber : Lampiran 2
Dalam Tabel 9 dapat dilihat bahwa rata-rata umur peternak adalah 27 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa peternak ini masih berada di dalam usia
produktif. Apalagi dilihat dari sisi pengalaman dalam berusaha baik beternak maupun berdagang, maka mereka dapat digolongkan sebagai peternak dan
pedagang yang berpengalaman. Namun, pendidikan yang ditempuh hanya sampai tingkat SMA. Volume penjualan peternak ini adalah 32 ekor per mingu.
Pedagang Sampel
- Pedagang pengumpul
Pedagang pengumpul adalah para pedagang dari berbagai daerah yang datang ke peternak sampel untuk melakukan transaksi. Pedagang pengumpul
dalam penelitian ini dibagi menjadi pedagang pengumpul daerah dan pedagang pengumpul luar daerah. Biasanya pedagang pengumpul menjualnya kembali ke
pedagang pengecer di daerah lain atau di pasar umum tanpa memelihara dan mengembangbiakkan. Selain itu ada juga pedagang pengumpul yang bertindak
Universitas Sumatera Utara
langsung sebagai pedagang pengecer dan menjualnya langsung ke konsumen di pasar-pasar umum.
Karakteristik pedagang pengumpul, baik daerah maupun luar daerah dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pengalaman, dan volume
penjualan.
Tabel 10. Karakteristik Pedagang Pengumpul di Daerah No.
Uraian Satuan
Rentang Rataan
1. Umur
Tahun 21-39
27 2.
Pendidikan Tahun
6-12 12
3. Pengalaman
Tahun 5-20
11 4.
Volume Penjualan ekorminggu
30-35 32
Sumber : Lampiran 2 Dalam Tabel 10 dapat dilihat bahwa rata-rata umur pedagang pengumpul
daerah adalah 27 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang pengumpul di daerah masih berada di dalam usia produktif. Pengalaman rata-rata mereka adalah
11 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki pengalaman yang cukup lama dalam berdagang kelinci. Pendidikan yang ditempuh hanya sampai tingkat
SMA. Sementara itu, volume penjualan pedagang ini adalah 32 ekor per mingu.
Tabel 11. Karakteristik Pedagang Pengumpul di Luar Daerah No.
Uraian Satuan
Rentang Rataan
1. Umur
Tahun 35-40
38 2.
Pendidikan Tahun
6-12 12
3. Pengalaman
Tahun 5-10
8 4.
Volume Penjualan ekorminggu
30-45 36
Sumber : Lampiran 3 Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa rata-rata umur pedagang pengumpul
luar daerah adalah 38 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia pedagang pengumpul masih digolongkan produktif. Selain itu, pendidikan yang ditempuh
rata-rata adalah SMA dengan pengalaman berdagang 8 tahun. Rata-rata volume penjualan kelinci adalah 36 ekor per minggu.
34
Universitas Sumatera Utara
- Pedagang pengecer luar daerah
Pedagang pengecer luar daerah dalam penelitian ini adalah pedagang yang memperoleh kelinci dari pedagang pengumpul, baik di dalam maupun luar daerah.
Pedagang pengecer, dalam hal ini bertindak hanya untuk menyalurkan kelinci. Jadi tidak ada pemeliharaan kelinci apabila kelinci tidak laku dijual. Pedagang
pengecer akan mengembalikan kelinci ke pedagang pengumpul apabila kelinci yang dijualnya tidak laku di pasaran. Artinya, risiko dalam pemasaran ditanggung
oleh pedagang pengumpul. Pedagang pengecer dalam penelitian ini hanya satu orang yang berada di
Pasar Pancur Batu. Karakteristik pedagang pengecer meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman, dan volume penjualan. Usia pedagang ini adalah 35
tahun dengan tingkat pendidikan SMA. Ternak yang dijual bukan hanya terfokus pada kelinci. Selain itu pengalamannya sebagai peternak hanya 6 bulan atau
setengah tahun. Hal ini berarti pengalaman pedagang kurang mencukupi. Hal ini dapat dilihat dari sistem perdagangan yang dilakukan. Pedagang membawa kelinci
ketika ada pesanan dari konsumen atau ketika pasar sedang ramai di waktu-waktu tertentu. Akibatnya penjualan bersifat fluktuatif dengan jumlah terbanyak hanya
5 ekor per minggu. 35
Universitas Sumatera Utara
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Saluran Tataniaga