Landasan Teori Analisis Tataniaga Kelinci Di Kabupaten Karo

harga daging mahal, faktor kebiasaan makan http:www.deptan.go.id. Sartika 1998 juga mengatakan kendala lain yang terdeteksi adalah adanya pengaruh kejiwaan “tidak tega” apabila manusia hendak memakan daging kelinci.

2.2 Landasan Teori

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Tataniaga Pertanian. Pada dasarnya tataniaga adalah penciptaan nilai tambah dari suatu produk yang mengalir dari produsen hingga ke konsumen akhir. Kegiatan ini bersifat dinamis karena menyangkut semua persiapan, perencanaan, dan penelitian dari segala sesuatu yang bersangkut paut dengan perpindahan, peralihan milik atas suatu barang atau jasa Sihombing, 2011. Menurut Radiosunu 1995 dalam Manik 2007 bahwa sistem tataniaga adalah kumpulan lembaga-lembaga yang secara langsung ataupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan pemasaran barang dan jasa, yang saling mempengaruhi dengan tujuan mengalokasikan sumber daya langka secara efisien guna memenuhi kebutuhan manusia sebanyak-banyaknya. Komponen-komponen sistem tataniaga tersebut antara lain adalah para produsen, penyalur, dan lembaga-lembaga lainnya yang secara langsung ataupun tidak langsung terlibat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Menurut Hanafiah et al. 1986 dalam mempelajari sistem tataniaga, ada tiga pendekatan yang dipergunakan secara umum, yaitu : 1. Pendekatan serba barang 2. Pendekatan serba lembaga 3. Pendekatan serba fungsi Pendekatan serba barang berawal dari penelitian akan barang-barang yang mudah dikenal. Hal ini berarti pendekatan serba barang memerlukan deskripsi 10 Universitas Sumatera Utara barang-barang dan kegiatan-kegiatan yang panjang lebar serta juga meliputi kegiatan yang berulang kali. Sementara itu, pendekatan serba lembaga berusaha melakukan penelaahan atas berbagai kelembagaan yang membantu atau bergerak dalam melancarkan penyampaian barang ke pasar atau para konsumen Kartasapoetra, 1986. Pendekatan serba fungsi bertitik tolak dari pembahasan bahwa setiap fungsi yang diperankan oleh masing-masing lembaga tataniaga yang berperan dalam proses penyampaian barang-barang dan jasa-jasa dari sektor produsen ke sektor konsumen Sihombing, 2011. Keberhasilan tataniaga didukung oleh keberhasilan fungsi dari saluran tataniaga channel of marketing. Fungsi ini berperan dalam penyaluran barang dari produsen ke konsumen. Philips dan Duncan dalam Sihombing 2011 mendeskripsikan fungsi tataniaga dalam tiga kelompok besar, yaitu fungsi pertukaran, fungsi pengadaanpenyediaan secara fisik, serta fungsi pelancar atau pemberian jasa. Marketing pemasaran terdiri dari biaya-biaya untuk melakukan fungsi pemasaran dan keuntungan lembaga-lembaga pemasaran. Setiap lembaga pemasaran biasanya melaksanakan fungsi-fungsinya yang berbeda sehingga share margin diperoleh pada masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat akan berbeda Sudiyono, 2004. Marketing margin terdiri dari berbagai macam ongkos- ongkos dalam menyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Marketing margin sama dengan ongkos tataniaga marketing cost dan sama artinya dengan price spread dan marketing charge. 11 Universitas Sumatera Utara - Saluran dan Lembaga Tataniaga Penyampaian barang dari produsen hingga konsumen akhir memerlukan sebuah saluran atau rantai tataniaga. Penyampaian ini dipengaruhi oleh jarak antara konsumen dan produsen. Semakin jauh jaraknya, pada umumnya semakin banyak pelaku tataniaga yang terlibat. Pada umumnya, jarak fisik produksi dan konsumsi hasil pertanian cukup jauh karena usaha tani berada di pedesaan yang memerlukan areal yang cukup luas. Oleh karena itu, jarak harus diantisipasi oleh sektor distribusi agar barang dan jasa dapat sampai di tangan konsumen. Di sektor distribusi inilah tataniaga berperan dan bertanggung jawab memindahkan, mengalokasikan, mendayagunakan, menganekaragamkan barang yang dihasilkan di sektor produksi Sihombing 2011. Bentuk saluran tataniaga marketing channel hasil pertanian dapat bervariasi menurut komoditinya. Walters 1977 dalam Sihombing 2011 mengartikan saluran tataniaga adalah sejumlah pedagang perantara serta agen- agen badan usaha yang menggabungkan pemindahan barang dan nama dari sebuah produk untuik menciptakan nilai guna bagi pasar tertentu. Kotler 2001 mengatakan bahwa saluran tataniaga terdiri dari serangkaian lembaga tataniaga atau perantara yang akan memperlancar kegiatan tataniaga dari tingkat produsen sampai ke tingkat konsumen. Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran terdiri dari tengkulak, pedagang pengumpul, pedagang besar, agen penjualan, dan pengecer. Menurut Soekartawi 1991, perananan lembaga tataniaga yang terdiri dari produsen, tengkulak, pedagang pengumpul, eksportir, importir menjadi amat penting. Lembaga tataniaga ini khususnya bagi negara berkembang yang dicirikan dengan lemahnya pemasaran hasil pertanian akan menentukan mekanisme pasar. 12 Universitas Sumatera Utara Stanton 1993 dalam Sudiyono 2004 menjelaskan bahwa lembaga tataniaga adalah badan atau usaha atau individu yang menyelenggarakan tataniaga, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Tugas lembaga pemasaran adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Tengkulak, lembaga pemasaran yang secara langsung berhubungan dengan petani. 2. Pedagang pengumpul, lembaga yang membeli komoditi dari tengkulak. 3. Pedagang besar, lembaga yang melakukan proses konsentrasi pengumpulan komoditi dari pedagang-pedagang pengumpul, melakukan distribusi ke agen penjualan atau pengecer. 4. Agen penjualan lembaga yang membeli komoditi yang dimiliki pedagang dalam jumlah banyak dengan harga relatif murah dibanding pengecer. 5. Pengecer, lembaga yang berhadapan langsung dengan konsumen. Lembaga tataniaga melaksanakan tugasnya dengan memanfaatkan saluran tataniaga. Panjang pendeknya saluran tataniaga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Soekartawi 1999 faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Jarak antara produsen dan konsumen. Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen biasanya semakin panjang saluran yang ditempuh oleh produk. 2. Cepat tidaknya produk rusak atau perishable goods. Produk yang cepat atau mudah rusak harus segera diterima konsumen dengan demikian menghendaki saluran yang pendek dan cepat. 3. Skala produksi atau disebut bulky productsvoluminous. 13 Universitas Sumatera Utara 4. Posisi keuangan pengusaha. Produsen yang posisi keuangannya kuat cenderung untuk memperpendek saluran tataniaga. 5. Barang pertanian yang umumnya bersifat seasonal products atau produk musiman. 6. Barang pertanian bersifat lokal dan spesifik, yaitu tidak dapat diproduksi di semua tempat. Secara umum lembaga tataniaga yang terlibat dalam pemasaran ternak kelinci dan salurannya dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Lembaga Tataniaga yang Terlibat dalam Pemasaran Kelinci Menurut Wibowo et al. 2011 pemasaran ternak kelinci terdiri dari dua tingkat, yaitu : 1. Pemasaran di tingkat produsen; transaksi antara peternak dengan pedagang, pedagang melakukan pembelian kelinci kepada produsen peternak, ternak yang diperjualbelikan adalah ternak bibit, siap potong maupun kelinci dewasa. Transaksi yang terjadi pada produsen selain pedagang adalah juga terdapat peternak dimana tujuannya adalah membeli ternak untuk dikembangkan lebih lanjut. Peternak Pedagang Konsumen Luar Daerah Peternak Konsumen Lokal 14 Universitas Sumatera Utara 2. Pemasaran di tingkat pedagang; transaksi antara pedagang dengan konsumen akhir lokal maupun luar daerah, transaksi seperti ini dilakukan di tempat tertentu pasar umum, maupun pasar hewan, dan tempat pariwisata daerah. Produk ternak kelinci yang dapat dipasarkan adalah dalam bentuk hidup, bentuk produk segar maupun produk olahan. Transaksi jual-beli kelinci hidup antara produsen dan konsumen dapat berlangsung di lokasi produsen maupun di pasar pasar umum, pasar hewan, bahkan tempat rekreasi. Ternak yang diperjual- belikan mulai dari status lepas sapih hingga ternak siap kawin. - Fungsi-Fungsi Tataniaga Tataniaga merupakan suatu proses pertukaran yang mencakup serangkaian kegiatan yang tertuju untuk memindahkan barang-barang atau jasa-jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi. Kegiatan-kegiatan ini disebut fungsi tataniaga. Fungsi tataniaga ini bekerja melalui lembaga tataniaga atau struktur tataniaga Hanafiah et al. 1986. Menurut Kohls et al. 1990, fungsi tataniaga dikelompokkan menjadi tiga fungsi utama, yaitu : 1. Fungsi Pertukaran, meliputi : a Fungsi Pembelian ; Sebagian besar adalah pencarian sumber persediaan bahan baku, perakitan produk serta segala aktivitas yang berhubungan dengan pembelian. b Fungsi Penjualan Produk ; Segala sesuatu yang berhubungan dengan penjualan termasuk pengiklanan dan penciptaan terhadap permintaan produk . 2. Fungsi Fisik, meliputi : a Fungsi Penyimpanan ; Fokus utama pada membuat kondisi barang tetap baik sampai waktu yang diinginkan. 15 Universitas Sumatera Utara b Fungsi Pengangkutan ; Fokus utama pada menjadikan barang berada pada tempat yang tepat. c Fungsi Pengolahan Produk ; Segala sesuatu yang berhubungan pada aktivitas manufaktur yang mengubah bahan mentah menjadi produk yang diinginkan. d Fungsi Fasilitas : Berperan dalam memudahkan terjadinya fungsi pertukaran dan fungsi fisik. e Fungsi Standarisasi ; Keseragaman dalam penentuan dan perawatan produk. Ukuran termasuk dalam kuantitas maupun kualitas. 3. Fungsi Pelancar, meliputi : a Fungsi Permodalan ; Melibatkan penggunaan uang untuk melakukan berbagai aspek dalam tataniaga. b Fungsi Penanggung Risiko ; Penerimaan kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam pemasaran produk. c Fungsi Informasi Pasar ; Pekerjaan dalam mengumpulkan, menginterpretasikan, dan memilah variasi data penting dalam pelaksanaan proses pemasaran. - Efisiensi Tataniaga Efisiensi tataniaga dapat diukur melalui dua cara, yaitu efisiensi harga dan efisiensi operasional. Menurut Dahl et al. 1977 bahwa efisiensi operasional menunjukkan biaya minimun yang dapat dicapai dalam pelaskanaan fungsi dasar tataniaga, yaitu pengumpulan, transportasi, penyimpanan dan pengolahan, distribusi dan aktivitas fisik serta fasilitas. Pendekatan efisiensi harga adalah melalui analisis tingkat keterpaduan pasar, sedangkan pendekatan efisiensi operasional melalui margin tataniaga, share petani, rasio keuntungan, dan keuntungan tataniaga. 16 Universitas Sumatera Utara Efisiensi tataniaga merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam suatu sistem pemasaran. Efisiensi tataniaga dapat tercapai jika sistem tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat yaitu produsen, konsumen akhir, dan lembaga-lembaga pemasaran. Menurut Mubyarto 1980 dalam Sihombing 2011 syarat-syarat tataniaga yang efisien adalah 1 mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya dan 2 mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen akhir kepada semua pihak yang telah ikut serta dalam kegiatan produksi dan pemasaran barang tersebut. - Margin Tataniaga Menurut Daly 1958 dalam Sihombing 2011 bahwa margin tataniaga merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani. Sementara itu, Kohls et al. 1990 menyatakan bahwa margin tataniaga merupakan perbedaan harga atau selisih harga yang dibayarkan konsumen akhir dengan harga yang diterima petani produsen. Dapat dikatakan juga sebagai nilai dari jasa-jasa pelaksanaan kegiatan tataniaga mulai dari tingkat produsen hingga tingkat konsumen akhir yang dilakukan oleh lembaga-lembaga tataniaga. Secara grafis, pernyataan Kohls et al. 1990 dapat digambarkan pada Gambar 3. Perpotongan antara kurva permintaan tingkat petani Df dengan kurva penawaran tingkat petani Sf membentuk suatu titik yang merupakan harga pada tingkat petani, yaitu harga pada tingkat Pf. Hal ini berarti bahwa harga tersebut Pf merupakan harga riil yang diterima petani. Perpotongan antara kurva permintaan tingkat pengecer Dr dengan kurva penawaran tingkat pengecer Sr membentuk suatu titik yang merupakan harga pada tingkat pengecer, yaitu harga 17 Universitas Sumatera Utara pada tingkat Pr. Sehingga harga yang terbentuk Pr merupakan harga riil yang harus dibayarkan konsumen akhir untuk memperoleh produk tersebut. Gambar 3. Proses Terciptanya Margin Tataniaga Keterangan : Pf : Harga di tingkat produsen Pr : Harga di Tingkat konsumen Df : Kurva permintaan produsen Dr : Kurva permintaan konsumen Sf : Kurva penawaran produsen Sr : Kurva penawaran konsumen Q : Jumlah keseimbangan di tingkat produsen dan konsumen Pr-Pf : Margin tataniaga Pr Pf Sr Sf Dr Df Q RpUnit Jumlah 18 Universitas Sumatera Utara

2.3 Penelitian Sebelumnya