2.3 Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah 2000 dengan judul “Analisis Sistem Tataniaga Sapi Potong di Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang,
Madura” menunjukkan bahwa terdapat empat saluran pemasaran sapi potong dengan farmer’s share terbesar terdapat pada saluran peternak
→ pedagang pengumpul desa
→ pedagang besar → pasar hewan Madura. Nilai dari farmer’s share pada penelitian ini adalah sebesar 86,01. Artinya, keuntungan yang
diperoleh peternak sebesar 86,01 dari total keuntungan seluruh lembaga pemasaran yang ada dalam saluran.
Selain itu penelitian mengenai tataniaga juga telah dilakukan oleh Ode 2012 dengan judul “Analisis Tataniaga Kelinci pada Kampoeng Kelinci
Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjo Laya, Kabupaten Bogor”. Penelitian ini menunjukkan bahwa saluran tataniaga kelinci di daerah penelitian terbagi menjadi
tiga, yaitu 1 saluran tataniaga kelinci jenis hias lokal dengan lima saluran tataniaga, 2 saluran tataniaga kelinci hias luar dengan tiga saluran tataniaga, dan
3 saluran tataniaga kelinci pedaging dengan tiga saluran tataniaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa farmer’s share tertinggi terdapat pada tataniaga
kelinci hias luar. Sedangkan efisiensi tataniaga terdapat pada saluran kelinci hias lokal.
Penelitian selanjutnya mengenai analisis kelembagaan pemasaran dan margin tataniaga ternak domba dilakukan oleh Elieser 2005. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa margin tataniaga ternak domba paling tinggi diperoleh eksportir sebesar Rp168.528,00ekor domba potong kemudian koperasi
keuntunganekor domba potong Rp44.000,00; domba bibit Rp25.000,00 dan domba kurban Rp50.000,00; pedagang daging keuntungan Rp27.700,00ekor
19
Universitas Sumatera Utara
domba yang dipotong dan paling kecil diperoleh peternakblantik keuntunganekor domba potong Rp10.900,00 ; domba bibit Rp20.500,00 dan
domba kurban Rp50.000,00. Sementara itu menurut Priyanti et. al 2011 dalam penelitiannya yang
berjudul “Analisis Ekonomi dan Tataniaga Usahaternak Kerbau” menyebutkan bahwa tataniaga usahaternak kerbau masih sangat panjang sehingga terjadi
pembagian margin yang tidak merata. Hal ini juga dilatarbelakangi oleh tidak transparannya informasi pasar.
2.4 Kerangka Pemikiran