4. Koordinasi anggaran dari berbagai sumber
Prinsip lain dalam penganggaran terpadu adalah koordinasi sumber-sumber pembiayaan. Selama ini perencanaan kesehatan kabupaten kota belum mengkordinasikan anggaran
yang berasal dari berbagai sumber. Koordinasi anggaran dalam penganggaran terpadu menurut konsep P2KT adalah koordinasi menyeluruh. Untuk itu diperlukan beberapa hal
yaitu: - Adanya rencana kebutuhan pembiayaan yang menyeluruh yang dapat dinamakan sebagai
master budget requirement kabupaten kota serta master budget RS tidak termasuk
dalam modul P2KT, lihat modul lain yang dikeluarkan oleh Dirjen Yanmedik. - Adanya informasi pembiayaan kesehatan kabupaten yang menyeluruh dibahas dalam
topik tentang District Health Account DHA yang dikembangkan oleh Biro Perencanaan bersama FKMUI.
46
dst
Matrik anggaran
Sumber a
b c
d Program-A
a b
c d
Program-B BH
DAU DAK
TP Dekon
PAD BLN
PLN Dll
a Kegiatan pelayanan individu b Kegiatan kesehatan masyarakat
c Kegiatan manajemen d Kegiatan investasi
DHS-1 MODUL PELATIHAN P2KT
5. Anggaran berbasis kinerja
a. Anggaran Berbasis Jenis Belanja dan Anggaran Berbasis Kinerja Dalam teori penyusunan anggaran dikenal istilah line item budgeting dan performance
budgeting. Line item budgeting berorientasi pada input, yaitu item atau barangjasa yang akan dibiayai. Pendekatan line item budgeting ini dominan dalam sistem anggaran
melalui DIPDIP yang sudah ditinggalkan. Kelemahannya adalah ketidak jelasan hubungan antara belanja barang dan jasa tersebut dengan output atau kinerja program.
Performance budgeting anggaran berbasis kinerja didasarkan pada hasil proses perencanaan yang realistis dan sistematis. Proses perencanaan tersebut akan menjamin
adanya kesinambungan dan konsistensi antara 1 masalah, 2 tujuan, 3 kegiatan, 4 output atau kinerja kegiatan, dan 5 input yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
tersebut.
Anggaran berbasis kinerja oleh sebab itu didasarkan pada butir 4 diatas, yaitu nilai rupiah semua input yang diperlukan untuk kegiatan program, yaitu butir 3
Ciri lain dari anggaran berbasis kinerja adalah keseimbangan antara anggaran untuk kegiatan pelayanan langsung dengan kegiatan penunjang. Dalam penyusunan rencana
terpadu, memang dijaga agar kegiatan pelayanan langsung betul-betul sesuai dengan kebutuhan. Ada sinyalemen bahwa dalam program kesehatan terlalu banyak kegiatan tidak
langsung yang dilakukan seperti rapat kordinasi, pelatihan, seminarlokakarya, jasa konsultan, dll.
b. Anggaran Berbasis Kinerja dan keseimbangan antara mata anggaran Sejak 2002, pemerintah Mendagri menetapkan sistem penyusunan anggaran berbasis
kinerja SK Mendagri No.292002. Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan anggaran untuk 1 kegiatan aparatur dan 2 kegiatan pelayanan publik. Masing-masing kelompok
anggaran tersebut, lebih lanut dibagi dalam a Belanja Administrasi Umum, b Belanja Operasional dan Pemeliharaan dan c Belanja Barang Modal.
Formatnya secara umum adalah sebagai berikut:
Anggaran Aparatur Anggaran Pelayanan Publik 1. Belanja Administrasi Umum
1. Belanja Administrasi Umum 2. Belanja Operasional dan Pemeliharaan
2. Belanja Operasional dan Pemeliharaan 3. Belanja Barang Modal
3. Belanja Barang Modal Pada tahun 2005 dikeluarkan PP No. 58 disusul dengan Permengrasi No. 132006 yang
menguraikan tentang 9 jenisklasifikasi belanja sebagai berikut.
47
DHS-1 MODUL PELATIHAN P2KT
c. Sumber keuangan daerah 1 Dana Perimbangan
a. Dana bagi hasil pajak dan bukan pajak b. DAU
c. DAK 2 PAD
3 Dana dekonsentrasi 4 Dana Tugas Perbantuan
5 Dana Pinjaman loan 6 Dana Bantuan grant, hibah
d. Jenisklasifikasi belanja dalam keuangan daerah PP No. 582005 1 Belanja pegawai
Termasuk gaji, tunjangan, hoborarium, lembur, kontribusi sosial, dll 2 Belanja barang dan jasa
Barang habis pakai termasuk barang dan jasa keperluan kantor, jasa pemeliharaan, ongkos perjalanan dinas
3 Belanja modal Pembelian aset tetap dan aset lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari
12 bulan. Termasuk tanah, peralatan, gedung, buku perpustakaan, dll 4 Bunga
Pembayaran bunga hutang 5 Subsidi
Alokasi anggaran kepada perusahaan untuk membantu biaya produksi agar harga jualnya terjangkau oleh masyarakat banyak
48 Belanja Tidak Langsung
Belanja Langsung 1.Belanja Pegawai
1.Belanja Pegawai 2.Belanja Barang dan Jasa
2.Belanja Barang dan Jasa 3.Belanja Modal
3.Belanja Modal 4.Bunga
5.Belanja Subsidi 6.Belanja Hibah
7.Belanja Bagi Hasil 8.Belanja Bantuan Keuangan
9.Belanja Tidak Tersangka
DHS-1 MODUL PELATIHAN P2KT