5. Modul P2KT Edisi-3
Ternyata kemudian terjadi perkembangan yang sangat cepat sehubungan dengan otonomi daerah. Sistem anggaran dirubah dari DIPDIK menjadi Anggaran Berbasis
Kinerja SK Mendagri No. 292002. Kemudian pada tahun 2004 dikeluarkan UU No. 32 yang juga menetapkan pedoman dan siklus perencanaan daerah. Sementara itu
setiap daerah diharuskan menyusun Rencana Strategis Daerah Renstrada dan Rencana Strategis Sektoral untuk kesehatan disebut Renstrakes.
Oleh sebab itu, masih dalam rangka Proyek DHS-1, dilakukan kembali revisi terhadap P2KT edisi-2 diatas, yang menghasilkan P2KT edisi-3. Revisi ini dilakukan dalam
tahun 2004. Hasilnya adalah penyederhanaan materi pelatihan menjadi hanya 1 modul disertai dengan penggunaan program Excell untuk memudahkan proses
perencanaan dan penganggaran secara terpadu, mulai dari analisis situasi, penetapan tujuan, penyusunan rencana operasional, penghitungan kebutuhan biaya dan penyusunan
anggaran berbasis kinerja.
P2KT edisi-3 juga sudah dilatihkan di banyak daerah, termasuk 6 propinsi daerah proyek DHS-1, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, Jambi, Sumatra Selatan, dan Papua.
6. Modul P2KT Edisi-4
Modul P2KT Edisi-4 ini merupakan revisi terhadap Modul P2KT Edisi-3 dan revisi ini dilakukan pada bulan Agustus 2006. Garis besarnya sama dengan edisi-3, akan
tetapi perubahan dan perkembangan desentralisasi diakomodir dalam modul edisi-4 ini. Perubahan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Dikeluarkannya UU No. 32 dan 33 pada tahun 2004 sebagai pengganti UU No.
22 dan 25 tahun 1999, yang mengatur pembagian kewenangan serta perimbangan keuangan antara pusat, propinsi dan kabupatenkota.
b. Berubahnya format penyusunan anggaran berbasis kinerja dengan dikeluarkannya Permendagri No. 132006 sebagai pengganti Permendagri No. 292002 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah c.
Perkembangan dinamis tentang KwSPM yang sampai saat revisi terakhir ini dilakukan masih terus mengalami penyempurnaan. Dari semula terdiri dari 31
jenis programpelayanan dengan 54 indikator, versi SPM per Juli 2006 jumlahnya berkurang menjadi 8 jeniskelompok programpelayanan dengan 30 indikator.
d. Berkembangnya rumusan kebijakan kesehatan nasional yang semakin berkaitan dengan target MDG Millenium Development Goal 2015, seperti tertuang dalam
dokumen RPJM dan Renstra Depkes.
3
DHS-1 MODUL PELATIHAN P2KT
Disamping hal-hal diatas, revisi terhadap edisi-3 juga dilakukan karena banyak masukkan diperoleh dari pengalaman melatihkan P2KT edisi-3 tersebut dibanyak
daerah, misalnya di Papua, Lampung dan Jambi, di DIY, Jawa Timur dan Jawa Barat. Beberapa masukan penting yang diakomodir dalam revisi ini adalah sebagai berikut:
a. Memperjelas urutan logis logical sequence antara satu template dengan template
lainnya dalam instrumen P2KT b.
Memperjelas peranan Puskesmas dalam proses penyusunan rencana tahunan Dinas Kesehatan
c. Memperjelas instrumen untuk integrasi perencanaan dan penganggaran
d. Menyampaikan definisi terminologi perencanaan dan penganggaran sesuai dengan
teori baku dan definisi formal dalam sistem pemerintah seperti tertulis dalam perundang-undangan dan peraturan
7. Modul Perencanaan spesifik khusus
Disamping modul-modul seperti disampaikan dimuka, dalam beberapa proyek kesehatan, dikembangkan PedomanModul Perencanaan Kesehatan yang spesifik. Modul-modul
tersebut perlu diketahui agar dalam pelatihan dan penggunaan P2KT tidak terjadi kesimpang-siuran. Modul-modul spesifik tersebut adalah sebagai berikut:
1 Modul P2KT untuk program PPM-PL
Modul ini disusun dalam proyek ICDC Intensifying Communicable Disease Control, dengan dana pinjaman dari ADB dibawah Dirjen PPMPL. Modul
tersebut pada dasarnya adalah penerapan P2KT dan kebijakan desentralisasi untuk 4 program PPMPL, yaitu 1 malaria, 2 tuberkulosis, 3 ISPApneumonia dan
4 immunisasi. Modul P2KT Penyakit Menular ini sangat menekankan aspek analisis dan intervensi terhadap faktor resiko lingkungan dan faktor resiko perilaku.
2 Modul Prospek Perencanaan untuk meningkatkan kinerja program
ModulPedoman Prospek dikembangkan oleh MSH dengan dana USAID. Prospek adalah perencanaan untuk meningkatkan 1 program kesehatan yang kinerjanya
rendah dan 2 di daerah atau kecamatan yang kinerjanya rendah. Prinsip dasarnya tetap problem solving cycle dengan penekanan pada analisis hambatan untuk
menentukan strategi. Prospek dilakukan pada 2 atau 3 program saja dan bukan untuk menyusun rencana kesehatan tahunan.
4
DHS-1 MODUL PELATIHAN P2KT