Anggaran berbasis kinerja Modul pelatihan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam kontek desentralisasi : Modul pelatihan perencanaan dan penganggaran kesehatan terpadu (P2KT) - [BUKU]

6 Hibah Pemberian uang, barang dan jasa kepada pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, organisasi kemasayarakatan, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus 7 Bantuan sosial Bantuan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk bantuan kepada partai politik sesuai dengan undang-undang 8 Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan Bagi hasil atas pendapatan daerah, misalnya bagi hasil pajak kabupatenkota untuk pemerintahan desa 9 Belanja tak terduga Belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial; termasuk pengembalian atas pendapatan daerah tahun-tahun sebelumnya Untuk menjamin bahwa besaran dan mata anggaran tersebut betul-betul dikaitkan dengan kinerja, maka langkah awal sebelum penyusunan angaran adalah menyusun rencana . Dalam penyusunan rencana tersebut, dilakukan langkah-langkah sistematis sehingga terjamin kesinambungan logis antara hal-hal sebagai berikut: 1. Besaran masalah yang dihadapi program tertentu 2. Besaran tujuan yang akan dicapai 3. Jenis kegiatan yang betul-betul relevan untuk mencapai tujuan tersebut Pada dasarnya, anggaran berbasis kinerja adalah bagaimana menghitung dan mengalokasikan sejumlah anggaran yang cukup dan tepat sehingga kegiatan tersebut bisa terlaksana, sehingga tujuan yang ditargetkan bisa tercapai. Langkah-langkah menyusun anggaran program terpadu 1. Landasan dan prinsip dasar Bahan dasar penyusunan anggaran berbasis kinerja adalah hasil akhir penyusunan rencana program terpadu Pokok Bahasan 1. Hasil akhir tersebut adalah daftar kegiatan 1 langsung dan 2 tidak langsung yang akan dilakukan oleh sektorDinas Kesehatan. Ringkasannya disampaikan sebagai berikut: 1. Kegiatan pelayanan individu a. Penemuan kasus case finding b. Pengobatan kasus case treatment c. Kegiatan pengembangan 2. kegiatan pelayanan masyarakat a. Kegiatan intervensi terhadap faktor resiko lingkungan 49 DHS-1 MODUL PELATIHAN P2KT b. Kegiatan intervensi terhadap faktor resiko perilaku c. Kegiatan mobilisasi sosialpemberdayaan masyarakat d. Kegiatan pengembangam 3. Kegiatan manajemen untuk mendukung 1 dan 2 a. Kegiatan rutin perencanaan, monitoringsupervisi, evaluasi, dll b. Kegiatan pengembangan Untuk jelasnya, diagram yang sudah disampaikan dimuka Pokok Bahasan Perencanaan disampaikan sekali lagi berikut ini. 50 Dari perspektif fungsi produksi, Kegiatan Pelayanan Individu dan Kegiatan Kesehatan Masyarakat disebut sebagai Kegiatan Langsung karena kegiatan-kegiatan tersebut langsung menghasilkan output program. Sedangkan Kegiatan Manajemen disebut Kegiatan Tidak Langsung karena sifatnya memberikan support penunjang terhadap ke dua jenis Kegiatan Langsung diatas. Kegiatan Pengembangan bisa berupa pembangunan gedung, pengadaan alat, pelatihan dan pendidikan staff. Kegiatan ini bisa bersifat Langsung bisa juga bersifat Tidak Langsung, tergantung kegiatan mana yang didukungnya. Klasifikasi kegiatan seperti diatas penting untuk melakukan klasifikasi anggaran, yaitu sebagai berikut: IDENTIFIKASI PERUMUSAN KEGIATAN Kegiatan langsung Kegiatan tak langsung Pengembangan investasi Kegiatan Manajemen Pengembangan investasi Pengembangan investasi Pelayanan individu a. Temuan kasus b. Pengobatan Tujuan outcome Tujuan output Kegiatan di masyarakat a. Intervensi lingk. b. Intervensi perilaku c. Mobilisasi sosial DHS-1 MODUL PELATIHAN P2KT a. Semua anggaranbiaya untuk kegiatan a pelayanan individu dan b program kesehatan masyarakat disebut biaya langsung b. Semua anggaranbiaya untuk kegiatan manajemen disebut biaya tidak langsung Dalam Pedoman Rencana Anggaran Satuan Kerja dan Cara Pengisiannya terlampir ada beberapa prinsip atau patokan yang perlu diikuti, yaitu sebagai berikut: 1. Anggaran yang disusun adalah anggaran untuk satuan kerja 2. Anggaran tersebut dibagi dalam 2 kelompok, yaitu: a. Anggaran belanja langsung per kegiatan satuan kerja b. Anggaran belanja tidak langsung per satuan kerja 3. Harus disebutkan hal-hal sebagai berikut: a. Nama program b. Kegiatan c. Lokasi kegiatan d. Indikator tolok ukur kinerja 1 masukan 2 keluaran 3 hasil 4 manfaat 5 dampak Untuk mengisi butir 3 diatas, dapat dibuka dokumen rencana terpadu yang telah disusun sebelumnya lihat modul P2KT tentang penyusunan rencana program . Oleh sebab itu, proses penyusunan rencana anggaran berbasis kinerja adalah bagaimana mentransformasikan rencana kegiatan kedalam nilai moneter.

2. Langkah-langkah

Untuk mentransformasikan rencana kedalam nilai moneter, langkah awal adalah mengkonversi daftar kegiatan yang telah disusun kegiatan langsung dan penunjang kedalam jenis dan jumlah input yang dibutuhkan. Dengan perkataan lain, kebutuhan anggaran untuk kegiatan tersebut diasumsikan sama dengan nilai input yang diperlukan untuk melaksanakannya. Dalam konsep analisis biaya ini disebut sebagai activity and input based costing and budgeting. Ada 6 langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun Anggaran Berbasis Kinerja tersebut, yaitu sebagai berikut: 51 DHS-1 MODUL PELATIHAN P2KT Langkah-1 Untuk setiap kegiatan yang telah disusun dalam proses perencanaan, dilakukan identifikasi semua jenis input yang diperlukan untuk melakukan masing-masing kegiatan tersebut. Input tersebut bisa terdiri dari: a. Tenaga, b. Obatbahan, c. ATK, d. Alat, e. dll Langkah-2 Lakukan estimasi jumlah atau volume masing-masing input yang diperlukan untuk melaksanakan kegiataan bersangkutan Langkah-3 Lakukan estimasi atau dapatkan informasi biaya satuan UC per input dan kemudian hitung nilai totalnya = UC x jumlah input. Tentang UC ini, sesuaikan dengan UC yang berlaku di daerah bersangkutan atau sesuaikan dengan UC yang berlaku menurut sumber dana bersangkutan. Langkah-4 Lakukan konversi item input agar sesuai dengan kode rekening Pedoman Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja lihat pedoman Langkah-5 Integrasi anggaran, yaitu melihat apakah ada jenis input mata anggaran yang bisa diintegrasikan antara kegiatan yang berbeda. Perhatian perlu diberikan pada 1 kegiatan manajemen dan 2 kegiatan pegembangan yang mungkin bisa di share oleh beberapa kegiatan langsung. Demikian juga, perlu dibandingkan rencana anggaran antara program yang berbeda. Misalnya, apakah pembelian mikroskop untuk program malaria bisa diintegrasikan dengan rencana pebelian mikroskop untuk program tbc. Langkah-6 Identifikasi sumber pembiayaan untuk masing-masing input tersebut 52 DHS-1 MODUL PELATIHAN P2KT

VII. TUGASDISKUSI KELOMPOK

Peserta latihan dibagi dalam kelompok kecil. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk melakukan perencanaan program terpadu disusul dengan penyusunan anggaran program terpadu. Sebagai contoh, program yang dipilih dalam latihan ini adalah 1 malaria, 2 tuberkul;osis, 3 KIA, 4 Gizi Untuk itu telah dipersiapkan seperangkat instrument dalam bentuk template program Excell. Instrumen tersebut disampaikan dalam lampiran modul ini berikut petunjuk menggunakannya. Selain itu, juga disampaikan file program Excell tersebut.

VIII. REFERENSIBAHAN BACAAN

1. Modul P2KT Edisi 1, Edisi 2 dan Edisi 3 2. UU No. 322004, UU No. 332004 3. Permendagri No 292002 4. PP No 582005 5. Permendagri No 132006 6. Buku dan makalah tentang perencanan dan penganggaran program kesehatan Planning 7. Sistem Kesehatan Nasional 8. SK Menkes No 14572003 tentang KwSPM 9. Draft Revisi SPM per Juli 2006 10. Studi SPM di 6 KebupatenKota, Proyek DHS-1 Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan FKMUI, 2004 53 DHS-1 MODUL PELATIHAN P2KT

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh kinerja tenaga kesehatan terhadap tingkat kematian pasien rawat inap di RSUP dr.Soebandi Jember -

1 7 80

Pengaruh pelatihan dan pengembangan sumber daya insan terhadap peningkatan etos kerja pegawai bank syariah Bukopin cabang melawai

6 31 98

Korelasi budaya keselamatan pasien dengan persepsi pelaporan kesalahan medis oleh tenaga kesehatan sebagai upaya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit x dan rumah sakit y Tahun 2015

21 175 142

Implementasi pelatihan keterampilan dalam upaya pemberdayaan masyarakat: studi Kasus pelatihan keterampilan di Institut Kemandirian Dompet Duafa Kota Tangerang

1 10 123

Sistem pendidikan dan pelatihan di PT.Pindad (persero) Bandung : Laporan kerja praktek

0 10 12

kesehatan dalam pandangan islam

1 8 18

Efektivitas pelaksanaan pelatihan kerja dinas sosial, tenaga kerja dan transmigrasi kota Surakarta tahun 2009

1 4 97

3 Anda selalu aktif bertanya kepada peserta pelatihan lain mengenai pengolahan ikan pora-pora ketika pelatihan 4 Anda senang bekerja sama dengan kelompok dalam kegiatan pelatihan 5 Anda setuju dengan pelatihan yang diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja dan So

0 0 25

5 Tahun 2 Peningkatan kapasitas dan SDM aparatur Terlaksananya pendidikan pelatihan aparatur - 10 Org 15 Org 20 Org 25 Org 70 Org 3 Terlatihnya petani dalam penanganan pasca panen pengolahan hasil pertanian Terlaksananya pelatihan dan Sosialisasi pasca pa

0 0 53

Pusat Pendidikan dan Pelatihan tenaga kesehatan Badan PengemBangan dan PemBerdayaan sdm kesehatan

0 2 204