Prinsip penyusunan anggaran Modul pelatihan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam kontek desentralisasi : Modul pelatihan perencanaan dan penganggaran kesehatan terpadu (P2KT) - [BUKU]

6 Fenomena pyramida terbalik Masalah lain adalah terserapnya anggaran untuk kegiatan-kegiatan penunjang dan administratif, seperti biaya pertemuan, biaya perjalanan ke propinsi, biaya pelatihan di Kabupaten ataupun di Propinsi. Sedangkan untuk kegiatan ditingkat bawah, misalnya untuk kegiatan Musrenbang tingkat desa dan kecamatan, mobilisasi peran serta dll, seringkali Puskesmas mendapat kesulitan membiayainya. 7 Lemahnya kaitan antara anggaran dengan kinerja Walaupun sistem anggaran berbasis kinerja sudah diperkenalkan untuk diterapkan, masih banyak mata anggaran yang sulit dijelaskan hubungan logisnya dengan kinerja atau output program. Ini disebabkan antara lain karena semakin besarnya porsi anggaran pusat APBN dalam anggaran kesehatan daerah. Dana dekonsentrasi misalnya, sebagian besar dipergunakan untuk berbagai macam pelatihan. Apakah pelatihan tersebut kemudian meningkatkan cakupan program ? 8 Cenderung untuk kuratif Kecenderungan pelayanan kuratif menyerap sebagian besar anggaran adalah masalah khronis dalam pembiayaan kesehatan. Pembangunan RS, pembelian alat medis, pengadaan obat dan bahan, adalah jenis-jenis mata anggaran yang menyerap banyak anggaran kesehatan daerah. Sedangkan program kesehatan masyarakat seperti Promkes, Kesling, surveilans epidemilogi, mendapat alokasi anggaran yang relatif sangat kecil. 9 Peruntukan kaku Sampai sekarang 2006 memang desentralisasi belum sepenuhnya diterapkan. Bahkan dari segi perimbangan anggaran pusat dan daerah, ada tanda-tanda semakin kuatnya proses resentralisasi keuangan fiscal recentralization. Tanda-tandanya adalah kenaikan anggaran DAK, TP dan Dekonsentrasi yang menyolok pada tahun 2005 dan 2006. Peruntukkan anggaran pusat ini APBN adalah untuk peningkatan kapasitas capacity building dan tidak untuk biaya operasional dan pemeliharaan. Anggaran pusat tersebut adalah fragmented budget yang kaku, karena daerah tidak boleh mengkonsolidasikan anggaran-anggaran tersebut. Jadi dalam mengelola anggaran pusat tersebut, daerahdinas kesehatan hanya berfungsi sebagai administrator anggaran sesuai Juknis. 10 Bocor Tidak bisa disangkal bahwa kebocoran juga terjadi dalam pengelolaan pembiayaan kesehatan. Dengan memahami sepuluh masalah pembiayaan kesehatan tersebut diatas, diharapkan dalam pelaksanaan P2KT semua itu dapat dicegah atau dikurangi seminimal mungkin. 43 DHS-1 MODUL PELATIHAN P2KT

3. Penganggaran menyeluruh, terpadu dan seimbang

Dalam Pokok Bahasan Perencanan disampaikan prinsip dan langkah-langkah perencanaan program kesehatan KabupatenKota secara terpadu. Hasilnya antara lain adalah rencana program yang akan dilaksanakan serta target yang hendak dicapai selama tahun mendatang. Cara-cara menyusun program seperti penentuan target kinerjanya, jenis intervensinya dan rencana operasionalnya telah disampaikan dalam Pokok Bahasan-1. Teknik atau cara untuk menghitung kebutuhan biaya operasional masing-masing program tersebut, didasarkan pada kebutuhan riel di lapangan serta target yang hendak dicapai. Perkiraan kebutuhan anggaran tersebut dapat diringkaskan dalam Tabel-1. Tabel ini merupakan suatu rangkuman menyeluruh tentang kebutuhan biaya. Pada Tabel-1 dapat dilihat berapa jumlah kebutuhan anggaran untuk kegiatan penunjang, yaitu kegiatan manajemen dan pengembangan yang umumnya dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Dalam penyusunan anggaran, perlu dilakukan telaahan kemungkinan memadukan beberapa kegiatan penunjang yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan sekaligus untuk beberapa program. Oleh sebab itu, kolom total untuk anggaran Dinas Kesehatan bisa berubah-ubah tergantung dari sejauh mana keterpaduan bisa dilakukan. Sebagai contoh, anggaran perjalanan Dinas Kesehatan untuk supervisi program bisa dipadukan antara beberapa program, sehingga jumlahnya menjadi lebih kecil. Upaya inilah yang disebut sebagai penganggaran terpadu. Selanjutnya, dalam proses penganggaran juga diusahakan agar kebutuhan biaya investasi dan operasional juga terpenuhi secara seimbang. Untuk masing-masing program, Tabel berikut menjelaskan komponen-komponen biaya yang lazim diperlukan dalam program kesehatan. 44 DHS-1 MODUL PELATIHAN P2KT Semua yang diuraikan diatas adalah proses untuk menjamin terlaksananya empat dari tujuh hal yang disebutkan diatas, yaitu 1 penganggaran menyeluruh untuk semua program, 2 kebutuhan anggaran ditetapkan secara bottom up, 3 terpadu dan seimbang antara unit penunjang dan unit pelayanan dan 4 terpadu dan seimbang antara anggaran investasi dan operasionalpemeliharaan. Selanjutnya untuk tiap program yang diusulkan, seluruh komponen biaya tersebut di atas perlu dihitung. 45 Tabel 1. Komponen atau mata anggaran program kesehatan Nama program: Jenis kegiatan : Biaya Kegiatan Penunjang Dinas KesehatanPuskesmas Biaya Kegiatan langsung Unit pelayanan: Puskesmas RSUD - Gedung - Alat Non-medis - Pendidikan - Dll - Gedung - Alat Non-medis - Alat medis - Pendidikan - Dll Biaya Investasi - Gajihonor, dll - ATKbahan habis pakai - Listrik, Air, telepon - Perjalanan - dll - Gajiupah - Obatbahan - Makan - ATK - Listrik, Air, telepon - Perjalanan - dll Biaya Operasional - Gedung - Alat Non-medis - Pelatihan - Dll - Gedung - Alat Non-medis - Alat medis - Pelatihan - Dll Biaya Pemeliharaan DHS-1 MODUL PELATIHAN P2KT

4. Koordinasi anggaran dari berbagai sumber

Prinsip lain dalam penganggaran terpadu adalah koordinasi sumber-sumber pembiayaan. Selama ini perencanaan kesehatan kabupaten kota belum mengkordinasikan anggaran yang berasal dari berbagai sumber. Koordinasi anggaran dalam penganggaran terpadu menurut konsep P2KT adalah koordinasi menyeluruh. Untuk itu diperlukan beberapa hal yaitu: - Adanya rencana kebutuhan pembiayaan yang menyeluruh yang dapat dinamakan sebagai master budget requirement kabupaten kota serta master budget RS tidak termasuk dalam modul P2KT, lihat modul lain yang dikeluarkan oleh Dirjen Yanmedik. - Adanya informasi pembiayaan kesehatan kabupaten yang menyeluruh dibahas dalam topik tentang District Health Account DHA yang dikembangkan oleh Biro Perencanaan bersama FKMUI. 46 dst Matrik anggaran Sumber a b c d Program-A a b c d Program-B BH DAU DAK TP Dekon PAD BLN PLN Dll a Kegiatan pelayanan individu b Kegiatan kesehatan masyarakat c Kegiatan manajemen d Kegiatan investasi DHS-1 MODUL PELATIHAN P2KT

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh kinerja tenaga kesehatan terhadap tingkat kematian pasien rawat inap di RSUP dr.Soebandi Jember -

1 7 80

Pengaruh pelatihan dan pengembangan sumber daya insan terhadap peningkatan etos kerja pegawai bank syariah Bukopin cabang melawai

6 31 98

Korelasi budaya keselamatan pasien dengan persepsi pelaporan kesalahan medis oleh tenaga kesehatan sebagai upaya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit x dan rumah sakit y Tahun 2015

21 175 142

Implementasi pelatihan keterampilan dalam upaya pemberdayaan masyarakat: studi Kasus pelatihan keterampilan di Institut Kemandirian Dompet Duafa Kota Tangerang

1 10 123

Sistem pendidikan dan pelatihan di PT.Pindad (persero) Bandung : Laporan kerja praktek

0 10 12

kesehatan dalam pandangan islam

1 8 18

Efektivitas pelaksanaan pelatihan kerja dinas sosial, tenaga kerja dan transmigrasi kota Surakarta tahun 2009

1 4 97

3 Anda selalu aktif bertanya kepada peserta pelatihan lain mengenai pengolahan ikan pora-pora ketika pelatihan 4 Anda senang bekerja sama dengan kelompok dalam kegiatan pelatihan 5 Anda setuju dengan pelatihan yang diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja dan So

0 0 25

5 Tahun 2 Peningkatan kapasitas dan SDM aparatur Terlaksananya pendidikan pelatihan aparatur - 10 Org 15 Org 20 Org 25 Org 70 Org 3 Terlatihnya petani dalam penanganan pasca panen pengolahan hasil pertanian Terlaksananya pelatihan dan Sosialisasi pasca pa

0 0 53

Pusat Pendidikan dan Pelatihan tenaga kesehatan Badan PengemBangan dan PemBerdayaan sdm kesehatan

0 2 204