54
fisik terlihat separuh dari air bersih yang digunakan oleh pedagang tidak memenuhi syarat warna, bau, rasa.Tidak ada satupun pedagang yang tempat berjualannya
terlihat mudah dibersihkan.Sebagian besar tidak melindungi dari debu dan pencemaran 75. Sebagian besar telah menyediakan tempat atau wadah
penyimpanan makanan jadisiap disajikan 75. Tidak ada satupun yang menyediakan tempat untuk cuci alat, tangan, bahan makanan. Dan sebagian besar pedagang juga
tidak menyediakan tempat sampah 75.
4.7.7 Kategori Higiene Sanitasi Makanan Jajajan Tabel 4.12
Distribusi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Kategori Higiene Sanitasi Makanan Jajanan
Nama Responden Pedagang I
Pedagang II
Pedagang III
Pedagang IV
Kategori
Higiene Perorangan Penjamah Makanan
Tidak Memenuhi
Syarat Tidak
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi
Syarat Tidak
Memenuhi Syarat
Pencucian Peralatan Tidak
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi
Syarat Tidak
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi
Syarat Penyediaan Air Bersih
Tidak Memenuhi
Syarat Tidak
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi
Syarat Tidak
Memenuhi Syarat
Pengangkutan Makanan Jajanan
Tidak Memenuhi
Syarat Tidak
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi
Syarat Tidak
Memenuhi Syarat
Penanganan Sampah Tidak
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi
Syarat Tidak
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi
Syarat Sarana Penjaja
Tidak Memenuhi
Syarat Tidak
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi
Syarat Tidak
Memenuhi Syarat
Total Skor 34
44 39
39
Universitas Sumatera Utara
55
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tidak satupun pedagang yang menjajakan makanan jajanan yang memenuhi syarat kesehatan berdasarkan
Kepmenkes No. 942 Tahun 2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan. Didapat bahwa Pedagang I Bapak Muhaimin adalah pedagang
makanan jajanan olahan sendiri dengan nilai skor terendah yaitu 34 tidak memenuhi syarat dan Pedagang II Bapak Rusli adalah pedagang makanan jajanan olahan
sendiri dengan nilai tertinggi yaitu 44 tidak memenuhi syarat.
Universitas Sumatera Utara
56
BAB V PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada anak Sekolah Dasar Negeri 101769 Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dengan melihat
hubungan personal hygiene anak sekolah dengan kejadian diare dan gambaran higiene sanitasi makanan jajanan dapat dijelaskan sebagai berikut :
5.1 Higiene Perorangan Anak Sekolah Dasar di SDN 101769 Percut Sei Tuan
Tahun 2016
Hasil penelitian, diketahui bahwa higiene perorangan pada anak sekolah dasar di SDN 101769 Percut Sei Tuan Tahun 2016sebagian besar adalah pada kategori
kurang yaitu sebanyak 47 orang. Kurangnya higiene perorangan terutama dalam hal rendahnya kebiasaan mencuci tangan secara hygienis dan rendahnya kebersihan kuku
tangan dan kaki.Hal tersebut menunjukkan bahwa murid memang belum terbiasa untuk selalu mencuci tangannya sebelum makan dan di sisi lain guru serta orang tua
juga tidak melakukan pengawasan dengan memeriksa kebersihan kuku murid. Dahulu sekolahpernah menyediakan fasilitas untuk mencuci tangan yakni
wastafel, tetapi murid juga tidak terlihat memanfaatkan dengan baik. Dan saat ini fasilitas tersebut tidak lagi tersedia. Murid juga tidak terlihat mencari alternatif lain
seperti toilet sekolah agar mereka dapat mencuci tangan. Ini juga menunjukkan bahwa selain tidak tersedianya fasilitas cuci tangan, mereka juga belum benar-benar
Universitas Sumatera Utara