Ngubak Basu Malam Begandai

56 menyampaikan nasehat-nasehat untuk kedua pengantin. Acara ini selalu mendatangkan haru bagi kedua pengantin.

3.4.7.4 Bersanji

Bersanji pada upacara perkawinan adat ini dipimpin oleh Imam Mesjid. Disini Imam Mesjid menyampaikan doa-doa, pujia-pujian dan kisah tentang riwayat Nabi Muhammad berdasarkan kitab Al-Barzanji yang ditulis Syekh Ja’far Al-Barzanji bin Hasan bin Abdul Karim lalu para majelis yang hadir termasuk kedua pengantin menyahutinya. Bersanji pada upacara perkawinan adat ini merupakan sebuah pengharapan agar upacara perkawinan tersebut lancar serta kedua pengantin kelaknya bisa hidup berdampingan secara rukun. Pada upacara perkawinan adat masyarakat Pekal yang penulis teliti, hanya acara bersanji ini yang dilakukan.

3.4.8 Ngubak Basu

Ngubak basu diadakan setelah gelaran acara akad nikah selesai. Acara ini diadakan dirumah pengantin tinu. Disini pengantin lanang diperkenalkan kepada seluruh keluarga pengantin tinu. Disini juga dijelaskan kepada pengantin mengenai hal-hal yang membantu terjadinya upacara, mulai dari orang-orang yang memasak, menyediakan makanan, menyambut tamu, barang-barang yang dipinjam dari tetangga, dan sebagainya. Hal ini dilakukan agar kedua pengantin mengerti bahwa mereka nantinya harus saling tolong menolong terhadap sesama. Acara ini dihadiri oleh Ketua BMA, Kepala Desa dan perangkatnya, serta pihak yang berkepentingan. Setelah acara ini selesai biasanya Ketua Badan Musyawarah Universitas Sumatera Utara 57 Adat menyampaikan mengenai ada atau tidak adanya acara setelah ngubak basu ini. Bila tidak mengadakan malam begandai dikenal dengan istilah gam yang artinya malam tanpa acara.

3.4.9 Malam Begandai

Malam begandai diadakan pada malam hari setelah ngubak basu, biasanya dimulai pada pukul 8 malam di rumah pengantin tinu, atau selesai Shalat Magrib dan Shalat Isya. Malam begandai ini dihadiri oleh Ketua BMA, kedua pengantin yang duduk bersanding di pelaminan, keluarga besar kedua pengantin, dan masyarakat Pekal yang ingin menyaksikannya. Malam begandai diawali dengan kata sambutan dari Ketua Badan Musyawarah Adat lalu dari keluarga pengantin tinu, dan pertunjukan tadisi Gandai bisa dimulai. Pertunjukan dimulai dengan menari yang pantunnya berisi nasehat-nasehat kepada kedua pengantin. Biasanya penarilah yang menyampaikan pantunnya. Lalu beristirahat sejenak sambil makan serawo dan makanan lainnya seperti bolu koja dan kue talam bersama-sama. Makanan ini disajikan dengan teh manis atau kopi. Serawo sendiri wajib dihidangkan bagi penari dan pemusik. Apabila serawo tidak disajikan bagi penari atau pemusik, maka pihak pemilik pesta dikenai sangsi adat. Setelah itu pertunjukan dilanjutkan dengan menari lagi. Biasanya disini pantun yang dibawakan sudah bersifat bebas namun pemantun masih dikalangan penari atau pemusik. jika terasa sudah cukup lama, maka penari istirahat kembali. Setelah itu acara dilanjutkan lagi, namun bila ada dari penonton yang ingin menari dipersilahkan untuk naik ke pengujung dengan mengenakan sarung. Mereka yang naik untuk menari biasanya telah menentukan pasangan yang akan diajak menari. Universitas Sumatera Utara 58 Biasanya malam begandai berakhir pada pukul 1 pagi. Sesuai dengan permintaan pemilik acara yang sudah disampaikan pada saat berasan. Tradisi Gandai yang ditampilkan diselingi dengan makan serawo bersama dan berbalas pantun. Bagi masyarakat yang ingin menari, bisa ikut serta menari dengan mengenakan sarung. Malam begandai merupakan salah bagian dari upacara perkawinan adat masyarakat Pekal di Kecamatan Ketahun yang bisa dikatakan sebagai pelengkap upacara perkawinan adat, yang dilakukan oleh golongan masyarakat yang tingkat perekonomiannya relatif baik. Jika malam begandai ini tidak diadakan, pesta resepsi keesokan akan harinya tetap berlangsung. Untuk tradisi Gandainya, beberapa hari sebelum upacara perkawinan, biasanya pihak pengantin akan menghubungi pihak karang taruna desa melalui ketua Badan Musyawarah Adat Pekal untuk meminta menari dalam upacara perkawinan adat yang akan digelar nantinya. Setelah itu pihak karang taruna akan memilih penari dan pemusiknya. Kemudian penari dan pemusik yang sudah ditentukan akan dihubungi dan dikabari kapan pelaksanaan upacara akan digelar. Pada saat hari pelaksanaan upacara perkawinan adatnya, tepatnya di sore hari setelah akad nikah, penari dan pemusik melakukan persiapan masing-masing seperti pengenaan kostum dan riasan sebelum malam begandai dimulai. Saat acara dimulai, para penari diposisikan di atas pengujung yang dapat dilihat pengantin, keluarga besar, dan masyarakat yang hadir. Acara ini selesai sesuai dengan kesepakatan waktu pada saat berasan dan ditutup dengan ucapan terimakasih dari pihak pemilik acara kepada semua yang terlibat serta doa bersama. Universitas Sumatera Utara 59 Gambar 3.11: Pertunjukan tradisi Gandai pada Malam Begandai Dokumentasi Frita Anjelina, 2014

3.4 Pesta Resepsi Setelah akad nikah dan malam begandai digelar, keesokan harinya

diadakan pesta resepsi. Disini para tamu yang hadir adalah tamu yang mendapatkan undangan secara tertulis seminggu sebelum perhelatan. Para tamu yang sudah berkeluarga biasanya mendapat kesempatan hadir di waktu pagi hari dan siang hari, sekitar pukul 9 sampai dengan pukul 4. Lalu untuk tamu muda- mudinya hadir di malam hari, biasanya setelah shalat Magrib hingga selesai. Pada pesta resepsi ini, tamu yang datang dapat menikmati hidangan yang disediakan, hiburan musik, dan melihat pengantin duduk bersanding di pelaminan dengan pakaian yang mereka pilih. Hidangan yang disediakan berupa hidangan prasmanan, para tamu yang hadir dapat mengambil sendiri makanan yang mereka inginkan yang telah disediakan. Mereka yang hadir dapat juga menikmati hiburan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Deskripsi Pertunjukan Tari Merak dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Adat Sunda di Kota Medan

8 185 116

Tradisi Lisan pada Upacara Perkawinan Adat Tapanuli Selatan: Pemahaman Leksikon Remaja di Padangsidimpuan

6 108 278

PERUBAHAN TRADISI NGEMBLOK PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA (STUDI KASUS MASYARAKAT NELAYAN DI KECAMATAN KRAGAN KABUPATEN REMBANG).

2 17 100

Tradisi Gandai Dalam Konteks Upacara Perkawinan Pada Masyarakat Pekal Di Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu: Deskripsi Pertunjukan, Perubahan, Dan Fungsinya

0 0 14

Tradisi Gandai Dalam Konteks Upacara Perkawinan Pada Masyarakat Pekal Di Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu: Deskripsi Pertunjukan, Perubahan, Dan Fungsinya

0 1 2

Tradisi Gandai Dalam Konteks Upacara Perkawinan Pada Masyarakat Pekal Di Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu: Deskripsi Pertunjukan, Perubahan, Dan Fungsinya

0 1 18

Tradisi Gandai Dalam Konteks Upacara Perkawinan Pada Masyarakat Pekal Di Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu: Deskripsi Pertunjukan, Perubahan, Dan Fungsinya

0 0 20

Tradisi Gandai Dalam Konteks Upacara Perkawinan Pada Masyarakat Pekal Di Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu: Deskripsi Pertunjukan, Perubahan, Dan Fungsinya

0 0 2

Tradisi Gandai Dalam Konteks Upacara Perkawinan Pada Masyarakat Pekal Di Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu: Deskripsi Pertunjukan, Perubahan, Dan Fungsinya

0 0 1

PENGGUNAAN BAHASA KIASAN DALAM BAHASA PEKAL PADA MASYARAKAT PEKAL DI KABUPATEN BENGKULU UTARA

0 2 45