44
10. Pesta resepsi
3.4.1 Betanyu
Betanyu merupakan tahap paling awal dalam proses perkawinan masyarakat Pekal. Pada tahap ini pihak keluarga calon pengantin lanang orang
tua calon pengantin lanang dan sanak saudara lainnya datang ke rumah calon pengantin tinu bersama dengan Ketua Badan Musyawarah Adat. Mereka akan
mengutarakan maksud kedatangan untuk melamar atau menanyakan kesediaan calon pengantin tinu untuk dijadikan menantu bagi keluarga calon pengantin
lanang. Setelah lamaran diterima, langsung ditentukan uang hantaran dan mahar. Uang hantaran berkisar 5 juta hingga lebih, tergantung kesepakatan kedua belah
pihak. Begitu pula dengan maharnya, bisa berupa cincin emas atau seperangkat alat shalat bahkan keduanya. Di sini juga ditentukan waktu yang tepat untuk
mengadakan bimbang, termasuk mengenai berasan. Biasanya jarak antara lamaran dengan bimbang sekitar satu bulan.
3.4.2 Madak
Madak dilakukan dua atau tiga hari sebelumnya bimbang. Disini pihak dari calon pengantin tinu orang tua atau mamok datang kesetiap rumah
tetangganya yang ada di sekitar tempat acara untuk memberitahukan tentang adanya bimbang dan memberitahukan hal berkenaan dengan waktu dan tempat
pelaksanaannya serta mengundang secara langsung kepala keluarga laki-laki dari setuiap rumah yang didatangi tersebut agar hadir pada malam berasan dan
membantu untuk negak pengujung. Keluarga yang di padak akan merasa senang
Universitas Sumatera Utara
45
karena diundang secara langsung tanpa menggunakan undangan tertulis. Menurut bapak Makmur
3.4.3 Berasan
Berasan dilakukan pada malam sebelum akad nikah. Biasanya dimulai pada pukul 8 malam sampai dengan selesai. Pada tahap berasan ini orang-orang
yang datang ialah calon pengantin lanang beserta keluarga, majelis orang-orang yang sebelumnya sudah di padak, dan Ketua Badan Musyawarah Adat. Setelah
semuanya berkumpul dan lengguai nikah
13
13
Lengguai nikah merupakan wadah yang berisi sirih, pinang, kapur , gambir, tembakau, dan rokok dari daun nipah. Lengguai nikah ini merupakan salah satu benda yang wajib ada pada
malam berasan. Apabila benda ini belum dikeluarkan, berarti pihak calon pengantin tinu belum dipersilahkan menyampaikan maksud.
lihat pada gambar 3.1 sudah diletakkan di depan Ketua Badan Musyawarah Adat, maka acara sudah bisa
dimulai. Seorang perwakilan dari calon pengantin tinu langsung menyampaikan maksud dan tujuan mereka mengadakan berasan di hadapan majelis, Ketua Badan
Musyawarah Adat, dan calon pengantin lanang beserta keluarga. Lalu ia minta izin serta menyampaikan kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilakukan besok
hari kepada Ketua Badan Musyawarah Adat. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan besok harus terperinci beserta dengan pembagian siapa-siapa saja yang
bertugas hingga bimbang selesai. Seperti pemilihan tuo kerjo pemimpin masak beserta anggotanya, penyambut tamu, orang yang mendokorasi pengujung, dan
sebagainya. Apabila ada kegiatan yang ditambah tanpa dirundingkan pada malam berasan, maka pemilik acara akan dikenakan denda adat. Dan apabila ingin
menambah lagi kegiatan tanpa denda adat, harus diadakan berasan kembali. Oleh karena itu, sebelum semua kegiatan dipaparkan, jauh-jauh hari kedua belah pihak
Universitas Sumatera Utara
46
keluarga saling berembuk terlebih dahulu. Disini pihak calon pengantin tinu juga memberitahukan mengenai jenis pernikahan yang akan diselenggarakan besok.
Untuk upacara perkawinan adat yang penulis teliti merupakan bimbang senet. Setelah itu, salah seorang perwakilan dari calon pengantin lanang
menyampaikan juga maksud mereka. Mereka datang untuk menyerahkan uang hantaran beserta mahar yang telah dijanjikan. Mereka pun tidak lupa untuk
membawa uang adat sebanyak 2 dari uang hantaran. Mereka biasanya juga meminta agar malam itu ditunangkan antara calon pengantin lanang dan calon
pengantin tinu disini calon pengantin tinu tidak dihadirkan. Sekarang ini banyak masyarakat Pekal mengadakan pertunangan pada malam berasan, karena
dianggap paling baik daripada diadakan satu bulan sebelumnya. Menurut bapak Makmur selaku Ketua Badan Musyawarah Adat Pekal
14
Setelah kedua belah pihak menyampaikan maksud dan tujuannya, maka mereka menunggu putusan dari Ketua Badan Musyawarah Adat mengenai apa
yang diterima dan apa yang ditolak. Disini serawo lihat pada gambar 3.3 wajib dihidangkan sebagai pemutus kata. Ketua Badan Musyawah Adat tidak akan
memulai pembicaraan apabila serawo belum dihidangkan. Serawo adalah makanan dari beras pulut yang dimasak kering dan ditaburi kelapa yang sudah
dicampur dengan gula merah di atasnya. Serawo merupakan simbol adat masyarakat Pekal. Pada malam berasan ini, pihak keluarga calon pengantin tinu
lah yang memasak menyediakannya. Biasanya disajikan dengan bolu koja. Setelah serawo dihidangkan, Ketua BMA sudah bisa menanggapi dan menyetujui
hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan kedua belah pihak.
14
Wawancara pada tanggal 15 Februari 2014
Universitas Sumatera Utara
47
maksud tan tujuan dari kedua belah pihak tadi. Pada tahap ini pula disampaikan oleh pihak calon penganti tinu mengenai jenis bimbang yang akan dilaksanakan.
Gambar 3.1: Lengguai Nikah
Dokumentasi Frita Anjelina, 2014
Gambar 3.2: Lengguai Nikah yang Diletakkan di Hadapan Ketua Badan Musyawarah Adat
Dokumentasi Frita Anjelina, 2014
Universitas Sumatera Utara
48
Gambar 3.3: Serawo
Dokumentasi Frita Anjelina, 2014
Gambar 3.4: Bolu Koja yang Akan Dihidangkan Bersama Serawo
Dokumentasi Frita Anjelina, 2014
Universitas Sumatera Utara
49
3.4.4 Negak Pengujung