70
Gambar 4.5: Cara Memainkan Sunai
Dokumentasi Frita Anjelina, 2014
4.3 Deskripsi Gerak Gandai
Dalam bukunya yang berjudul History of The Dance, Curt Sachs mengemukakan tentang perkembangan tari sebagai seni yang tinggi yang sudah
ada pada zaman prasejarah. Dimana awalnya kebudayaan tari telah mencapai tingkat kesempurnaan yang belum tercapai oleh seni atau ilmu pengetahuan
lainnya. Di dalam penyajian Gandai ini menggunakan gerakan variatif yang bertema kehidupan sehari-hari ang ada pada masyarakat Pekal. Gerakan-gerakan
yang terbentuk dalam Gandai telah terstruktur ataupun terpola di dalam aturan- aturan adat dan nilai keindahan setempat secara simbolis serta memiliki makna-
makna tersendiri. Dimana kata struktur disini adalah bagian-bagian yang melengkapi Gandai dalam pertunjukannya saling berhubungan satu dengan yang
lain, ataupun tahapan-tahapannya.
Universitas Sumatera Utara
71
Dalam penyajiannya seperti yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, Gandai ini dipertunjukan pada awal acara, memakai minimal 4 orang penari atau
lebih dalam jumlah genap, yang gerakannya diambil dari gerakan-gerakan sehari- hari dengan pola yang sudah tersusun dalam bagian-bagian ragamnya.
Menarikannya penari harus tunduk, mata harus mengarah ke bawah. Karena bila melirik-liriik sana-sini dianggap sebagai penari yang menggoda orang lain.
4.3.1Ragam dan pola Gerak 4.3.1.1 Ragam
Ragam gerak berarti motif gerakan-gerakan yang tersusun dalam unsur kreatifitas gerak tari. Dalam wawancara dengan bapak Zhamari A.S Jamal selaku
budayawan Pekal, mengungkapkan bahwa Gandai terdapat 36 ragam. Namun beliau hanya mengingat 26 ragam gerak, sedangkan 10 ragam gerak lainnya hanya
diketahui oleh orang-orang sebelum generasinya. Hal ini dikarenakan ragam gerak tersebut sulit ditarikan. Dalam menarikannya Gandai ini bersifat pengulangan
hingga sunai memberi tanda untuk berganti ragam. Dari 26 ragam gerak yang ada, biasanya hanya 6 atau 12 ragam gerak saja
yang dipergunakan pada upacara perkawinan adat masyarakat Pekal. Dua belas ragam gerak ini dianggap sudah dapat mewakili ke-26 ragam gerak lainnya. Enam
ragam gerak yang lazim digunakan tersebut seperti nenet, sementaro, sumpaya, laluin, menjung, dan lampu. Enam ragam lainnya yang disertakan seperti sunai
indai, retak kudo, lori, behang kakok behang, jek sayang, payung. Pemilihan ragam gerak yang akan dipergunakan ini tidak bisa disepakati oleh penari dan
pemusik pada saat sebelum pertunjukan, karena hal ini bersifat spontan. Namun
Universitas Sumatera Utara
72
ragam nenet merupakan ragam gerak yang wajib dan sebagai ragam pertama untuk mengawali Gandai. Berikut tabel ragam gerak Gandai beserta makna
ragamnya. Tabel 4.1
Nama Ragam Gerak Gandai NO
NAMA RAGAM GERAK 1
Nenet: merupakan ragam gerak yang wajib ada di awal tarian. Kata nenet berasal dari suara sunai yang menurut masyarakat Pekal
berbunyi net-net. Pada ragam ini tidak ada pantun yang disampaikan 2
Sementaro: menceritakan tentang kehidupan di dunia yang sementara. Memberi pesan agar kita taat beribadah dan saling bertenggang rasa
terhadap sesama. 3
Sumpaya Cehai Kasiak: bercerita tentang tidak baiknya berpisah apalagi bagi yang sudah menikah. Memberi pesan agar kita dapat terus
menjaga keharmonisan rumah tangga bagi yang sudah menikah dan bagi yang belum menikah untuk hormat kepada orang tua.
4 Laluine: menceritakan tentang sifat seseorang yang egois. Sifat ini
sangat tidak disukai oleh banyak orang. Memberi pesan agar kita tidak bersifat egois terhadap keluarga dan tetangga.
5 Menjung: Gerakan bercerita tentang kehidupan yang tidak lurus-lurus
saja. Dapat dilihat dari gerakannya yang selalu serong atau miring. Memberi pesan agar kita ikhlas menjalani hidup
6 Lampu: Bercerita tentang masyarakat Pekal yang masih banyak
menggunakan lampu teplok minyak tanah. Ini bermakna sindiran
Universitas Sumatera Utara
73
terhadap pemerintah agar memperhatikan masyarakat Pekal 7
Sunai Indai: Menceritakan tentang tangisan seorang perempuan terhadap kekasihnya yang pergi meninggalkannya untuk menikah
dengan orang lain. 8
Retak Kudo: Menceritakan tentang emansipasi wanita. Gerakan- gerakannya seperti rentak kuda saat berjalan yang tangguh dan kokoh.
9 Payung: Menceritakan tentang gadis-gadis Pekal yang harus menjaga
harga diri mereka. Disini payung dianggap pelindung. 10
Lori: Menceritakan tentang masyarakat Pekal di Napal Putih yang bekerja mencari emas di daerah Lebong Tandai dengan menggunakan
kendaraan bernama lori. Lori beroda empat dan berjalan diatas rel seperti kereta api.
11 Behang Kakok Behang: Menceritakan tentang binatang seperti kucing
yang hidup di aliran sungai Ketahun yang memakan ikan-ikan kecil. Hewan ini juga mereka sebut dengan istilah kucing air.
12 Kepal Tebang: Menceritakan tentang kapal terbang pesawat yang
sering melintas di Kecamatan Ketahun. Masyarakat Pekal berkeinginan agar segera dapat menaikinya. Memberi pesan agar kita jangan malas
belajar dan bekerja agar semua keinginan kita tercapai. 13
Piring: menceritakan tentang piring yang digunakan masyarakat Pekal untuk makan.
14 Tehong Tunjuk: Menceritakan tentang kemahiran masyarakat Pekal
dalam mengolah Terong yang berukuran sebesar jari telunjuk tangan menjadi panganan. Terong ini berwarna hijau.
Universitas Sumatera Utara
74
15 Kalebang: Menceritakan tentang penantian seseorang terhadap orang-
orang yang dikasihinya yang pergi merantau. 16
Jek Sayang: Menceritakan tentang kisah percintaan yang berakhir dengan perpisahan akibat tidak adanya restu.
17 Kuau: Menceritakan tentang burung yang bernama Kuau yang hanya
bunyi disiang hari. Kicaan burung ini memberikan tanda waktunya Shalat Dzuhur bagi masyarakat Pekal yang bekerja di sawah atau
ladang. 18
Ambat: Ragam ini merupakan ragam yang ditarikan oleh perempuan dan laki-laki. Pengantin yang biasa menarikannya.
19 Sungai Ipuh: Menceritakan tentang sebuah sungai yang berada di
daerah Mukomuko yang bernama sungai Ipuh. 20
Tok Ideng-ideng: menceritakan tentang humor-humor yang
berkembang di masyarakat Pekal. 21
Tetirau: Menceritakan tentang burung yang bernama Tetirau yang keluar dari sarang hanya saat menjelang Maghrib. Burung ini
memberikan tanda bahwa waktu untuk Shalat Maghrib akan tiba. 22
Ejang Baseluk: Merupakan salah satu ragam yang ditarikan antara laki- laki dan perempuan. Ragam ini juga ditarikan oleh pengantin bagi
yang hapal. 23
Kakelara: Menceritakan tentang seseorang yang bernama Kakelara yang terbunuh pada saat pemberontakan PRRI di desa Urai. Dia
terkenal pemalas namun pintar mengambil perhatian orang lain dengan kelucuannya.
Universitas Sumatera Utara
75
24 Pono: Merupakan istilah untuk pantun bersenandung di masyarakat
Pekal. 25
Poyik Belagu: Menceritakan tentang burung puyuh yang saling berkelahi dalam memperebutkan makanan. Memberikan pesan agar
kita tidak seperti itu dalam berkehidupan. 26
Doyak Doyai: Mengisahkan tentang lenggang yang berirama dan selaras. Memberi pesan aar kita dalam berkehidupan untuk saling
selaras dan seirama.
Pola gerakan yang dimaksud disini adalah gerakan-gerakan yang terkandung dalam tiap-tiap ragam yang terbentuk. Ragam gerak dan pola gerak
sangat berhubungan, yakni bagaimana bagian-bagian dari gerakan Gandai saling berhubungan sehingga disatukan.
4.3.1.2 Pola Lantai
Pola lantai pada Gandai disini mengacu pada enam ragam gerak yang penulis amati di lapangan yang terdiri dari pola-pola sebagai berikut:
1 Pola lantai nenet, penari membentuk lingkaran dan menghadap ke dalam
lingkaran. Pada pola ini penari terus bergerak melingkar, baik itu gerak maju maupun mundur.
2 Pola lantai sementaro, penari saling berhadapan degan bentuk pola lingkaran
kecil. Motif gerakan yang ada sebanyak empat motif yang mengalami pengulangan. Setiap perubahan motif gerak, penari selalu bergerak ke arah kiri
Universitas Sumatera Utara
76
sesuai arah mata angin mereka masing masing hingga sampai kembali ke posisi semula lagi.
3 Pola lantai sumpaya, dalam pola persegi, lalu penari saling mendekatkan diri
dan berhadapan dan mundur lagi. Setelah itu penari maju lagi dan bertukar posisi dengan penari yang menjadi pasangannya tadi.
4 Pola lantai laluin, pola lantai penari masih membentuk lingkaran, arah badan
pertama menghadap arah mata angin sambil terus bergerak mundur. 5
Pola lantai menjung, disini pola lantai penari masih seperti ragam sumpaya, namun arah penari agak serong kiri dan saling mendekatkan diri dengan
gerakan maju mundur hingga mereka saling bertukar posisi. 6
Pola lantai lampu, disini pola lantai berbentuk lingkaran. Penari menari melingkar dengan gerakan maju, mundur, dan berputar.
Universitas Sumatera Utara
77
Tabel 4.2 Deskripsi Kinesiologis Tradisi Gandai
Ragam Gandai Deskripsi Gerak
Penari Gandai Hitungan
Musik Iringan
Pola Lantai 1
Nenet: Terdiri dari 3 motif gerak
Motif gerak pertama Motif gerak
pertama dari ragam nenet
yaitu berdiri melingkar
saling menghadap
kearah dalam lingkaran.
Setelah sunai memberi tanda
masuk, penari menghadap
kanan dengan kedua tangan
melambai ke atas ke bawah di
masing-masing sisi tangan. Lalu
kaki kanan memulai
melangkah mundur
sebanyak delapan langkah.
Pandangan: menghadap ke
bawah 1 x 8
Diiringi dengan
edap dan sunai
dengan tempo
lambat.
Universitas Sumatera Utara
78
Motif gerak kedua Setelah itu
berputar melalui arah kiri
tanganarah dalam
lingkaran dan kembali ke
posisi awal. Pandangan:
mata mengarah ke bawah.
1 x 8
Universitas Sumatera Utara
79
Motif gerak ketiga Setelah itu
tangan direntangkan
dan maju sambil terus
melingkari lingkaran
dengan kaki kiri yang maju
terlebih dahulu. Pandangan:
menghadap ke bawah
2 x 8 Hitungan
keseluru han
ragam gerak
nenet ini: 4 x 8
Universitas Sumatera Utara
80
2 Sementaro:
terdiri dari 4 motif gerak
Motif gerak pertama Penari saling
menghadap kanan, kedua
tangan saling bergantian
melambai ke atas dan ke
bawah, lalu kaki kiri berhentak
kecil di lantai. Setelah itu
bergerak memutar
melalui arah kiri. Hingga
kembali ke posisi awal.
Pandangan: menghadap ke
bawah 8 x 8
Diiringi edap dan
sunai dengan
tempo lambat
Universitas Sumatera Utara
81
Motif gerak kedua Kedua tangan
menutup di depan dada lalu
di buka dan dibawa ke arah
bawah masing- masing sisi
tangan, dengan kaki kiri
berhentak kecil di lantai. Setelah
itu berputar ke arah kiri.
Pandangan: menghadap ke
bawah 8 x 8
Universitas Sumatera Utara
82
Motif gerak ketiga Tangan kanan
melambai di samping kanan
sejajar dengan pinggang
bergantian, sedangkan
tangan kiri diletakkan di
pinggang kiri dengan jari
menghadap ke arah bawah.
Kaki kiri berhentak kecil
di lantai. Setelah itu berputar ke
arah kiri. Pandangan:
menghadap ke bawah
8 x 8
Universitas Sumatera Utara
83
Motif gerak keempat Tangan kanan
menghadap ke bawah dan
tangan kiri menghadap ke
atas secara sejajar lalu
ditarik ke arah samping perut
sebelah kiri bergantian
dengan kaki kiri berhentak kecil
di lantai. Setelah itu bergerak ke
arah kiri. Pandangan:
menghadap ke bawah.
8 x 8 Hitungan
keseluru han
ragam gerak
sumpaya ini: 32 x
8
Universitas Sumatera Utara
84
3 Sumpaya: terdiri dari
4 motif gerak Motif gerak pertama
Melenggang dengan arah
menghadap ke depan
menghadap pasangan
penari dengan hitungan 1 x 4.
Lalu penari melenggang
maju mendekatkan
diri ke pasangan dengan hitungan
1 x 4. Setelah itu penari mundur
kembali ketempat semula
dengan hitungan 1 x 4, lalu maju
dan bertukar tempat dengan
pasangan dengan hitungan
2 x 4. Pandangan:
menghadap ke bawah
5 x 4 Diringi
dengan edap dan
sunai dengan
tempo lambat
Universitas Sumatera Utara
85
Motif gerak kedua Setelah bertukar
tempat, bertepuk tangan dengan
arah menghadap ke depan
menghadap pasangan
penari dengan hitungan 1 x 4.
Lalu penari melenggang
maju mendekatkan
diri ke pasangan dengan hitungan
1 x 4. Setelah itu penari mundur
kembali ketempat semula
dengan hitungan 1 x 4, lalu maju
dan bertukar tempat dengan
pasangan dengan hitungan
2 x 4. Pandangan:
menghadap ke bawah.
5 x 4
Universitas Sumatera Utara
86
Motif gerak ketiga Setelah bertukar
tempat lagi, tangan kiri
diletakkan di pinggang dan
tangan kanan disilahkan ke
depan degan telapak tangan
tengadah ke atas bergantian.
Arah badan menghadap ke
depan menghadap
pasangan penari dengan
hitungan 1 x 4. Lalu penari
melenggang maju
mendekatkan diri ke pasangan
dengan hitungan 1 x 4. Setelah itu
penari mundur kembali
ketempat semula dengan hitungan
1 x 4, lalu maju dan bertukar
tempat dengan pasangan
dengan hitungan 2 x 4.
Pandangan: menghadap ke
bawah. 5 x 4
Universitas Sumatera Utara
87
Motif gerak keempat Setelah bertukar
tempat lagi, tangan kanan
menepuk tangan kiri lalu dibuka
demikian juga dengan tangan
kiri secara bergantian. Arah
badan menghadap ke
depan menghadap
pasangan penari dengan
hitungan 1 x 4. Lalu penari
melenggang maju
mendekatkan diri ke pasangan
dengan hitungan 1 x 4. Setelah itu
penari mundur kembali
ketempat semula dengan hitungan
1 x 4, lalu maju dan bertukar
tempat dengan pasangan
dengan hitungan 2 x 4.
Pandangan: menghadap ke
bawah. 5 x 4
Hitungan keseluru
han ragam
gerak sumpaya
ini: 20 x 4
Universitas Sumatera Utara
88
4 Laluine: terdiri dari 4
motif gerak Motif gerak pertama
Melenggang dengan posisi
menghadap pasangan sambil
berjalan mundur, dimana
kedua kaki maju mundur yang
dimulai oleh kai kanan terlebih
dahulu. Pola lantai melingkar.
Pandangan: menghadap ke
bawah 4 x 4
Diringi dengan
edap dan sunai
dengan tempo
lambat
Universitas Sumatera Utara
89
Motif gerak kedua Lalu bertepuk
tangan sambil berjalan
mundur, dimana kedua kaki maju
mundur yang dimulai oleh kai
kanan terlebih dahulu. Pola
lantai melingkar. Pandangan:
menghadap ke bawah
4 x 4
Universitas Sumatera Utara
90
Motif gerak ketiga Kedua tangan
melenggang lagi sambil berjalan
mundur, dimana kedua kaki maju
mundur yang dimulai oleh kai
kanan terlebih dahulu. Pola
lantai melingkar. Pandangan:
menghadap ke bawah
4 x 4
Universitas Sumatera Utara
91
Motif gerak keempat Tangan kanan
menghadap ke bawah dan
tangan kiri menghadap ke
atas, sejajar di depan perut.
Lalu ditarik kesisi kiri dan
sisi kanan secara bergantian
sambil berjalan mundur, dimana
kedua kaki maju mundur yang
dimulai oleh kaki kanan
terlebih dahulu. Pola lantai
melingkar. Pandangan:
menghadap ke bawah
4 x 4 Hitungan
keseluru han
ragam lauine
ini: 16 x 4
Universitas Sumatera Utara
92
5 Menjung: terdiri dari
3 motif gerak
Motif gerak pertama Kedua tangan
berdekatan di depan perut
menghadap ke bawah, lalu di
buka menghadap ke
atas dan dibawa ke depan
pinggang masing-masing.
Posisi menghadap
pasangan penari namun agak
serong kiri sambil berjalan
maju mendekatkan
diri ke pasangan,
dimana kedua kaki maju
mundur yang dimulai oleh
kaki kanan terlebih dahulu
1x 4, lalu mundur kembali
ketempat semula dengan 1 x 4,
lalu maju dan bertukar tempat
dengan pasangan
dengan hitungan 2 x 4.
Pandangan: menghadap ke
bawah. 5 x 4
Diiringi oleh edap
dan sunai dengan
tempo lebih cepat
daripada ragam
nenet, sementaro,s
umpaya, dan laluine.
Universitas Sumatera Utara
93
Motif gerak kedua Setelah bertukar
tempat, kedua tangan
melenggang bergantian
dengan posisi menghadap
pasangan penari namun agak
serong kiri 1 x 4. Lalu penari
melenggang maju
mendekatkan diri ke pasangan
dengan 1 x 4. Setelah itu
penari mundur kembali
ketempat semula dengan hitungan
1 x 4, lalu maju dan bertukar
tempat dengan pasangan
dengan hitungan 2 x 4.
Pandangan: menghadap ke
bawah. 5 x 4
Universitas Sumatera Utara
94
Motif gerak ketiga Kedua tangan
saling bertepuk di depan dada
lalu di buka dan ditarik ke depan
pinggang masing-masing
dengan posisi menghadap
pasangan penari namun agak
serong kiri 1 x 4. Lalu penari
melenggang maju
mendekatkan diri ke pasangan
dengan 1 x 4. Setelah itu
penari mundur kembali
ketempat semula dengan hitungan
1 x 4, lalu maju dan bertukar
tempat dengan pasangan
dengan hitungan 2 x 4.
Pandangan: menghadap ke
bawah. 5 x 4
Hitungan keseluru
han ragam
menjung ini: 15 x
4
Universitas Sumatera Utara
95
6 Lampu: terdiri dari 3
motif gerak
Motif gerak pertama Tangan kanan
saling membuka dan menutup di
sisi kanan sedangkan
tangan kiri dilatakkan di
atas pinggang. Kaki kanan
berada di depan sambil
menghentak- hentak kecil
sedangkan kaki kiri di belakang
dengan posisi menghadap ke
dalam lingkaran. Pandangan:
menghadap ke bawah
1 x 8 Diiringi
oleh edap dan sunai
dengan tempo
seperti tempo
ragam gerak menjung.
Universitas Sumatera Utara
96
Motif gerak kedua Lalu kedua
tangan saling melenggang
sambil berjalan maju mengitari
lingkaran 1 x 8. Lalu mundur
mengitari lingkaran 1 x 8
dengan kedua tangan tetap
melenggang 2 x 8
Diiringi oleh edap
dan sunai dengan
tempo lebih cepat.
Universitas Sumatera Utara
97
Motif gerak ketiga Bertepuk tangan
sambil berjalan maju mengitari
lingkaran 1 x 8. Lalu mundur
mengitari lingkaran 1 x 8
dengan kedua tangan tetap
bertepuk tangan 2 x 8
Hitungan keseluru
han ragam
lampu ini: 5 x 8
Universitas Sumatera Utara
98
4.4 Analisis Musik Iringan