41
3.2 Perkawinan Pada Masyarakat Pekal
Melaksanakan perkawinan merupakan suatu keharusan bagi semua orang, baik pria maupun wanita untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Maka dari
itu perkawinan diarahkan, diawasi, dan dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan
adat untuk tercapainya sebuah kebahagiaan.
Perkawinan adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan yang diakui sah oleh masyarakat. Setiap masyarakat mempunyai tata cara tersendiri, maka
suatu perkawinan dianggap sah berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lain. Begitu pula dalam masyarakat Pekal bahwa masa perkawinan
merupakan salah satu masa peralihan yang sangat penting. Pada masa inilah seseorang melepaskan diri dari keluarganya, lalu membentuk keluarga sendiri atau
bisa diktakan sebgai titik awal proses pemekaran kelompok keluarga. Disini perkawinan memiliki fungsi sebagai sarana legalisasi hubungan seksual antara
seorang pria dengan seorang wanita dimana dipandang dari sudut adat dan agama serta undang-undang negara. Juga terdapat penentuan hak dan kewajiban serta
perlindungan atas suami istri dan anak-anak, memenuhi kebutuhan manusia akan teman hidup dan status sosial dan terutama untuk memperoleh ketentraman batin,
serta memelihara kelangsungan hidup kekerabatan dan menghindari kepunahan
Amir M. S, 1997:23.
Perkawinan pada masyarakat Pekal bersifat eksogami yang berarti perkawinan harus diluar klan kelompoknya, walaupun tidak memiliki sistem
pemargaan seperti yang ada di masyarakat Minangkabau. Perkawinan pada masyarakat Pekal ini bersifat religius, karena jalinan tersebut tidak hanya
mengikat hubungan kedua belah pihak yang berkawin saja, tetapi juga mengikat
Universitas Sumatera Utara
42
seluruh kerabatkeluarga dari kedua belah pihak. Dalam budaya Pekal, perkawinan merupakan persoalan bagi kaum kerabat, mulai dari mencari
pasangan, membuat persetujuan, pertunangan dan perkawinan, bahkan sampai kepada segala urusan terjadinya perkawinan tersebut memerlukan penyesuaian
dalam banyak hal.
Dari segi latar belakang kedua keluarga bisa sangat berbeda, baik kebiasaan hidup, pendidikan, asal-usul, tingkat sosial, bahasa, tata krama, dan lain
sebagainya. Dengan demikian diperlukannya kesediaan dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dari masing-masing pihak. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengenal watak masing-masing pribadi dan keluarganya penting sekali demi memperoleh keserasian ataupun keharmonisan dalam hubungan antar keluarga
kedepannya. Tidak terlepas pada tanggung jawabnya seperti nafkah lahir batin,
jaminan hidup, dan pendidikan anak-anak yang akan dilahirkan nantinya.
3.3 Jenis Pesta Perkawinan