Ajaran agama apapun tidak menganjurkan untuk melakukan perceraian di tengah-tengah keluarga. Namun, dalam kenyataan ada beberapa alasan yang dijadikan sebagai bukti kuat untuk
melakukan perceraian tersebut. Perceraian ini tidak pantas untuk dijadikan pilihan utama dalam menyikapi ketidakharmonisan suatu perkawinan. Putusnya suatu ikatan dalam hubungan suami
isteri berarti putusnya hubungan hukum perkawinan, sehingga keduanya tidak lagi berkedudukan sebagai suami dan isteri dan tidak lagi menjalani kehidupan bersama dalam suatu rumah tangga.
Namun, putusnya perkawinan tersebut tidak membuat putusnya hubungan silahturahmi. Antara mantan suami isteri yang telah mempunyai anak-anak selama berumah tangga memerlukan
hubungan yang terjalin dalam urusan anak demi perkembangan psikis dengan berjalannya waktu Syaifuddin., dkk, 2013:18.
2.3.2 Alasan dan Penyebab Perceraian
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh National Fatherhood dengan menanyakan orang-orang, alasan paling umum yang menjadi penyebab dari pernikahan mereka tidak bisa
dipertahankan adalah : a
Karena kurangnya komitmen Ikatan perkawinan sangat perlu dijaga. Menjaga komitmen yang telah ditetapkan
bersama merupakan salah satu kunci dari berhasilnya suatu pernikahan. Disaat satu pihak tidak bisa menjaga komitmen yang telah disepakati bersama maka akan mengakibatkan
terjadinya perpisahan. b
Terlalu banyak pertengkaran Membina rumah tangga dalam ikatan perkawinan, tidak terlepas dari kerikil-kerikil
pertengkaran. Survey yang dilakukan dapat menyatakan bahwa pertengkaran sering juga mengakibatkan pertengkaran. Sering bertengkar dan tidak ada yang mau mengalah tidak
Universitas Sumatera Utara
akan menemukan titik temu dan solusi yang baik. Dalam membina hubungan yang sehat, diperlukan komunikasi yang baik antar kedua belah pihak. Pertengkaran akan membuat
kedua belah pihak menjadi capek dan lelah dalam melanjutkan hubungan pernikahan. c
Perselingkuhan Menjalani sebuah ikatan tidak ada orang yang suka diduakan. Sama halnya dalam
satu hubungan terlebih lagi dalam pernikahan. Hal ini akan berdampak buruk pada hubungan berdua. Tidak mengherankan bila perselingkuhan memainkan peran penting
dalam perceraian. d
Menikah terlalu dini Usia yang matang merupakan syarat terpenting dalam memulai perkawinan. Usia
ideal untuk melakukan suatu pernikahan adalah di usia 19 tahun keatas, karena dalam usia ini tidak lagi dikatakan sebagai anak-anak melainkan dewasa dini. Sehingga seseorang itu
dapat bertanggungjawab dengan apa yang ia lakukan dan psikologi emosionalnya sudah terkendali. Dengan usia terlalu dini dapat dikatakan sebagai faktor dalam bubarnya
perkawinan. Menurut Centers for Disease Control dan pencegahan, hampir setengah dari perkawinan remaja gagal dalam lima belas tahun pertama. Jumlah itu turun menjadi 35
persen untuk pasangan yang menikah di usia pertengahan dua puluhan. e
Tidak sesuai dengan harapan Konflik dalam berumah tangga yang terjadi membuat pasangan suami isteri jatuh
dalam masalah. Banyak pasangan yang tidak mengantisipasi berbagai konflik yang dapat muncul dalam perkawinan. Terkadang kehidupan dalam perkawinan tidak sesuai dengan
ekspektasi mereka dan inilah yang tidak bisa diterima dengan baik. Harapan yang tidak realistis akhirnya mengakibatkan perceraian mereka.
Universitas Sumatera Utara
f Ketidakseimbangan ataupun ketidaksetaraan menjadi pemicu lainnya yang membuat orang
melakukan perceraian. Kesenjangan dari tanggung jawab untuk faktor ekonomi pun dapat termasuk dalam ketidaksetaraan. Apabila hal ini tidak bisa dengan segera ditemukan
solusinya, maka hubungan bisa berada dalam bahaya. g
Kurangnya persiapan Zaman yang semakin modern banyak anak-anak muda sekarang yang sudah
melakukan suatu perkawinan. Mereka menganggap bahwa dengan melakukan perkawinan dengan usia dini tanpa memikirkan kedepannya, bisa lebih menikmati masa mudanya
dengan pasangan hidupnya. Padahal dengan kurangnya persiapan dapat menyebabkan sebagian yang sebelum melakukan perkawinan sebaiknya harus dipersiapkan dahulu
dengan matang-matang karena dengan kurangnya persiapan tidak bisa hanya dikelompokkan dari segi materi saja. Persiapan mental dan pikiran pun perlu dilakukan
ketika memutuskan ingin menikah. Kesiapan diri untuk menerima pasangan apa pun kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya sangatlah penting.
h Adanya kekerasan dalam rumah tangga
Faktor perceraian yang dialami oleh sebahagian pasangan suami isteri, mempunyai beberapa alasan. Salah satu alasannya dalam rumah tangga adalah terjadi kekerasan. Dapat
dipastikan ini menjadi sumber pemicu perceraian. Yang paling penting adalah untuk memastikan bahwa kita dalam keadaan aman sebelum menyatakan ingin berpisah atau
ingin melakukan perceraian http:www. IndoTopInfo.comH:\Alasan Umum Penyebab Perceraian.htm diakses pada hari Kamis tanggal 6 Februari 2014, pukul 14.30.
Melakukan suatu perceraian harus ada beberapa alasan yang kuat, bahwa antara suami isteri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami-isteri. Undang-undang Perkawinan
Universitas Sumatera Utara
mempersulit terjadinya perceraian dengan menetapkan syarat-syarat dan harus dilakukan didepan persidangan. Bukan sedikit pasangan suami isteri memberikan alasan-alasan yang dapat
dijadikan sebagai dasar terjadinya perceraian menurut pasal 39 ayat 2 dua Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan adalah :
1. Salah satu pihak melakukan perzinahan, menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain
sebagainya yang sukar disembuhkan. 2.
Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama 2 dua tahun secara berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemauannya.
3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 lima tahun atau hukuman yang lebih berat
setelah perkawinan berlangsung. 4.
Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang dapat membahayakan terhadap pihak yang lain.
5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang mengakibatkan tidak dapat
menjalankan kewajibannya sebagai suamiisteri. 6.
Antara suami dan isteri terus menerus terjadi pertengkaran dan perselisihan dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. Oleh karena itu, perkawinan mempunyai
maksud agar suami dan isteri dapat membentuk keluarga yang kekal maka suatu tindakan yang mengakibatkan putusnya perkawinan karena perceraian harus benar-benar
dipertimbangkan dan dipikirkan baik-baik Latief, 1999:108. Tingginya angka perceraian berdasarkan data Pengadilan Tinggi Agama Medan tahun
2012 yang mencapai hingga angka 12.000, maka timbul berbagai pertanyaan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Sumatera Utara KPAID-SU tentang apa yang menjadi
pasangan suami-isteri dalam rumah tangga bercerai terutama pada pasangan muda? Faktor-faktor penyebab perceraian di Pengadilan Agama Medan, dari Januari sampai dengan 27 November
2013 sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1
No Penyebab Perceraian
Jumlah Perkara
1. Poligami Tidak Sehat
2 Perkara 2. Krisis
Akhlak 25
Perkara 3. Cemburu
1 Perkara
4. Kawin Paksa
3 Perkara 5. Ekonomi
99 Perkara
6. Tidak Ada Tanggungjawab
395 Perkara 7.
Kawin di Bawah Umur 4 Perkara
8. Kekejaman Jasmani
210 Perkara
9. Kekejaman Mental
81 Perkara
11. Cacat Biologis
1 Perkara 12. Politis
7 Perkara
13. Gangguan Pihak Ketiga
164 Perkara 14.
Tidak ada Keharmonisan 297 Perkara
Jumlah Total 1289 Perkara
Sumber : Data Sekunder Pengadilan Tinggi Agama Medan
2.3.3 Akibat-akibat Perceraian