pernyataan pada Undang-Undang Perlindungan Anak pada Bab IV yang mengenai tentang kewajiban dan hak orangtua.
3. Kewajiban anak terhadap orangtua
Kewajiban anak sudah sepantasnya untuk menghormati dan menaati kehendak orangtua mereka. Segala yang ditaati oleh sianak tidaklah semua kehendak orangtua saja melainkan
segala kehendak yang baik. Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 dalam Soerjono Soekanto. 1992:127 yang
mengatur kesejahteraan anak Pasal 2, menyebutkan hak-hak anak sebagai berikut : 1.
Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang di dalam keluarga maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh kembang secara wajar.
2. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya
sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa untuk menjadi warga negara yang baik dan berguna.
3. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa dalam kandungan maupun
sesudah dilahirkan. 4.
Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar.
2.5 KPAID-SU Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Sumatera Utara
Beberapa tahun terakhir ini, tindak kekerasan, pemaksaan, eksploitasi bahkan perdagangan anak semakin banyak terjadi. Tindakan tersebut dilakukan oleh perorangan atau
kelompok sindikat dengan berbagai modus operandi seperti tindak pidana penjualan bayi balita,
Universitas Sumatera Utara
penculikan anak, perkosaan sodomi anak, tenaga kerja anak dan sebagainya. Praktek penjualan bayi sering dilakukan dengan dalih adopsi.
Kondisi ekonomi keluarga yang miskin, tidak harmonis, pengangguran ikut pula menyebabkan terjadinya kekerasan terhadap anak dalam keluarga. Harapan orangtua yang terlalu
tinggi dalam mendidik anak serta tanpa melihat potensi tumbuh kembang anak, minat dan bakat dan keinginan anak dapat dikategorikan sebagai kekerasan terhadap anak. Di sisi lain
perlindungan terhadap anak semakin bervariasi dan beragam bentuk dan tempatnya, mulai dari lingkungan rumah tangga, yayasan panti asuhan, pondok pesantren, lembaga swdaya
masyarakat LSM, yayasan pemerintah dan sebagainya. Berdasarkan pengalaman tidak diketahuinya kasus-kasus tersebut di tengah-tengah
masyarakat, karena tidak tersedianya sarana dan informasi yang mudah di akses kemana mereka memberikan pengaduan atau rujukan atas kasus yang dialami. Pada sisi lain tidak semua aparat
penegak hukum Kepolisian, kejaksaan, hakim, pengacara advokat mengerti tentang ketentuan- ketentuan yang ada di dalam Undang-undang Perlindungan Anak. Ada ketentuan hukum tersebut
yang belum dilakukan sinkronisasi dan hormonisasi oleh masyarakat karena apabila masyarakat mengadukan permasalahan kekerasan terhadap anak kepada pihak kepolisian dapat
menimbulkan citra buruk dalam keluarga. Sesuai dengan amanat Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
bahwa setiap daerah baik provinsi maupun kabupaten kota dapat membentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah KPAID. Pembentukan KPAID bukan merupakan
kewajiban atau keharusan tetapi merupakan kebutuhan daerah masing-masing. Karena itu, KPAID-SU merupakan refleksi dari kedudukan KPAI seperti tercantum pada pasal 9 ayat 1
Keppres No. 77 tahun 2003 tentang KPAI berbunyi ” Apabila dipandang perlu dalam menunjang
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan tugasnya Komisi Perlindungan Anak dapat membentuk perwakilan di daerah”. Kata perwakilan dalam rumusan tersebut merupakan perwakilan lembaga pusat di daerah, demi
kepentingan terbaik bagi anak, sesuai dan semangat UU No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah. Hubungan kerja KPAI dan KPAID-SU bukan bersifat hirarkis tetapi bersifat koordinatif
fungsional. Dengan demikian sifat independensi KPAID-SU tetap terjamin sejalan dengan visi, misi dan strategi KPAI.
Sesuai dengan Surat Keputusan SK Gubernur Provinsi Sumatera Utara No.463026.K2006, maka dibentuklah Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Sumatera
Utara KPAID-SU yang terletak di Kantor Gubernur Sumatera Utara Jl. Dipnegoro No. 30 Medan Sumatera Utara.
KPAID-SU bersifat independen yang dibentuk untuk mendorong dan memfasilitasi dan mengawasi penyelenggaraan perlindungan hak-hak anak baik hak hidup, hak sipil, hak tumbuh
kembang, hak berpartisipasi sesuai dengan keinginan, minat, bakat dan kebutuhannya. Pemenuhan hak-hak tersebut dilakukan dengan tujuan ”demi kepentingan terbaik bagi anak”
sebagai generasi penerus sekaligus pemilik dan pengelola masa depan bangsa dan negara. Adapun dasar hukum yang menguatkan lembaga Negara ini, yakni UUD 1945 dan Pasal
28, dan adapun dasar hukum lainnya yang seperti : a.
Undang-undang RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak b.
KEPRES No. 39 tahun 1990 tentang Ratifikasi Konvensi Hak-hak Anak tahun 1989 c.
KEPRES No. 77 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak Indonesia d.
SK. Gubernur Sumatera Utara No. 463026.K2006 tanggal 23 Januari 2006 tentang Pembentukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Provinsi Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
e. SK. Gubernur Sumatera Utara No. 4631682KTahun 2009 tanggal 19 Mei 2009 tentang Komisi
Perlindungan Anak Indonesia. Adapun strategi yang di ciptakan dalam dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Daerah Provinsi Sumatera Utara KPAID-SU yaitu : a.
Pengarusutamaan anak child measntreamling dalam perumusan dan pelaksanaan pembangunan b.
Pemberdayaan masyarakat community empowerment dalam upaya mendorong partisipasi masyarakat bagi pelaksanaan perlindungan anak
c. Pengembangan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya perlindungan anak
d. Membangun kesadaran anak akan hak-haknya
e. Pengkajian, penyempurnaan, penyerasian produk hukum dan penegak supermasi hukum dalam
rangka perlindungan anak Fungsi dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Provinsi Sumatera Utara
KPAID-SU itu sendiri adalah sebagai berikut : a
Fungsi Sosialisasi dan Pembangunan b
Fungsi Riset dan Kajian c
Fungsi Monitoring dan Evaluasi d
Fungsi Supervisi e
Fungsi Penyelia Data dan Informasi Tugas utama daripada Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Provinsi Sumatera
Utara KPAID-SU itu sendiri adalah sebagai berikut : a
Melakukan Sosialisasi dan Advokasi tentang Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan tentang anak
Universitas Sumatera Utara
b Melakukan Pengkajian peraturan Perundang-undangan, Kebijakan Pemerintah dan kondisi
pendukung lainnya baik di bidang sosial, ekonomi dan budaya c
Menyampaikan dan member masukan, saran dan pertimbangan kepada berbagai pihak terutama Gubernur, DPRD, Instansi Pemerintah terkait di tingkat Provinsi dan
KabupatenKota d
Mengumpulkan data dan informasi tentang masalah perlindungan anak e
Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan anak di Provinsi Sumatera Utara
f Memberikan laporan, saran, masukan atau pertimbangan kepada Gubernur Provinsi Sumatera
Utara dalam rangka penyelenggaraan perlindungan anak di Provinsi Sumatera Utara.
2.6 Kerangka Pemikiran