Kesejahteraan Anak TINJAUAN PUSTAKA

d. Hak Perlindungan Termasuk di dalamnya adalah perlindungan dari segala bentuk eksploitasi, perlakuan kejam dan sewenang-wenang dalam proses peradilan pidana maupun dalam hal lainnya. Contoh eksploitasi yang paling sering kita lihat adalah mempekerjakan anak-anak di bawah umur.Untuk itu ada baiknya para orangtua, lembaga-lembaga pendidikan maupun lembaga lain yang terkait dengan anak mengevaluasi kembali, apakah semua hak-hak asasi anak telah dipenuhiterpenuhi. Dari hak-hak anak tersebut di atas, saat ini sudah banyak anak-anak yang tidak terpenuhi haknya, dan anak-anak tersebut kehilangan masa-masa yang mana dapat menunjang tumbuh kembang anak.

2.4 Kesejahteraan Anak

Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dikatakan sejahtera adalah ketika hak-hak dan kewajiban anak terpenuhi. Didalam pasal 13 ayat 1 satu dikatakan “Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapatkan perlindungan dari perlakuan Diskriminasi, Eksploitasi, Penelantaran, Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan, Ketidakadilan, dan Perlakuan yang salah”. Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak Pasal 9 bahwa “Orangtua adalah yang pertama-tama bertanggungjawab atas terwujudnya kesejahteraan anak baik secara rohani, jasmani, maupun sosial”. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak Pasal 1 ayat 2, ditentukan bahwa “anak adalah seseorang yang belum mencapai 21 tahun dan belum kawin:, junto 1 a “Kesejahteraan Anak adalah suatu tata cara kehidupan dan penghidupan anak Universitas Sumatera Utara yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial”. Prof Dr. Singgih D Gunarsa menyatakan bahwa ”anak membutuhkan orang lain bagi perkembangannya dan orang lain yang paling pertama dan utama bertanggungjawab adalah oarangtuanya sendiri”, orangtualah yang bertanggung jawab memperkembangkan keseluruhan eksistensi si anak. Pendapat tersebut memperkuat pernyataan tentang hak-hak anak dan ketentuan yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak seperti tercantum dalam Bab III megenai tanggung jawab orang tua terhadap kesejahteraan anak baik secara rohani, jasmani maupun sosial. Menurut Undang-Uundang Perkawinan sangat jelas hak dan kewajiban orangtua terhadap anak demi kesejahteraan anak. Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan mengenai hak dan kewajiban orangtua terhadap anak antara lain : 1. Tentang usia belum dewasa bagi seorang anak Setiap anak yang belum dikatakan dewasa berada dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut dari kekuasaannya. Misalnya anak tersebut ingin melangsungkan perkawinan, maka anak tersebut harus mendapat ijin dari kedua orang tuanya karena anak yang dibawah umur masih dalam pengawasan orang tua. 2. Kewajiban dan kekuasaan orangtua Pada Pasal 45 ayat 1 dikatakan bahwa “Kedua orangtua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka dengan sebaik-baiknya”. Menurut Prof.H.R.Sardjono, memelihara disini berarti member nafkah hidup bagi sang anak, baik berupa sandang maupun pangan. Mendidik artinya member pendidikan kepada anak seperti menyekolahkan anak dengan membiayai sekolah anak Malik, 2009:78. Pendapat tersebut semakin memperkuatkan Universitas Sumatera Utara pernyataan pada Undang-Undang Perlindungan Anak pada Bab IV yang mengenai tentang kewajiban dan hak orangtua. 3. Kewajiban anak terhadap orangtua Kewajiban anak sudah sepantasnya untuk menghormati dan menaati kehendak orangtua mereka. Segala yang ditaati oleh sianak tidaklah semua kehendak orangtua saja melainkan segala kehendak yang baik. Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 dalam Soerjono Soekanto. 1992:127 yang mengatur kesejahteraan anak Pasal 2, menyebutkan hak-hak anak sebagai berikut : 1. Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang di dalam keluarga maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh kembang secara wajar. 2. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa untuk menjadi warga negara yang baik dan berguna. 3. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan. 4. Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar.

2.5 KPAID-SU Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Sumatera Utara