Akibat-akibat Perceraian Perceraian .1 Pengertian Perceraian

Tabel 2.1 No Penyebab Perceraian Jumlah Perkara 1. Poligami Tidak Sehat 2 Perkara 2. Krisis Akhlak 25 Perkara 3. Cemburu 1 Perkara 4. Kawin Paksa 3 Perkara 5. Ekonomi 99 Perkara 6. Tidak Ada Tanggungjawab 395 Perkara 7. Kawin di Bawah Umur 4 Perkara 8. Kekejaman Jasmani 210 Perkara 9. Kekejaman Mental 81 Perkara 11. Cacat Biologis 1 Perkara 12. Politis 7 Perkara 13. Gangguan Pihak Ketiga 164 Perkara 14. Tidak ada Keharmonisan 297 Perkara Jumlah Total 1289 Perkara Sumber : Data Sekunder Pengadilan Tinggi Agama Medan

2.3.3 Akibat-akibat Perceraian

Secara pengertian ilmu psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri Soelaeman, dalam Shochib, 2003:17. Pada umumnya keluarga mempunyai ciri-ciri kelompok primer yang cukup penting dalam menjalani keluarga, antara lain : a Mempunyai hubungan yang lebih intim, yang mengarah pada keintensan anatara orangtua dengan anak. b Kooperatif c Face to face d Masing-masing anggota memperlakukan anggota lainnya sebagai tujuan. Universitas Sumatera Utara Terjalinnya keluarga sebagai suatu organisasi yang mempunyai arti mendalam dari organisasi-organisasi yang lain. Terlihat dari sistem jaringan interaksi yang bersifat hubungan interpersonal. Hubungan ini memungkinkan akan memberikan keharmonisan ditengah-tengah keluarga antara ayah, ibu dan anak atau sebaliknya. Sangat bahagia jika suatu keluarga itu saling bekerjasama dengan baik demi mempertahankan suatu hubungan dan untuk membuat pernikahan berhasil. Tidak hanya dibutuhkan kerja sama saja tetapi juga membutuhkan penyesuaian, saling menghormati satu sama lain, menghargai dan saling mencintai. Jika semua itu sudah tidak ada lagi maka bisa saja orang memilih untuk bercerai. Keutuhan orang tua ayah dan ibu dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu anak untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri. Kepercayaan dari orang tua yang dirasakan oleh anak akan menghasilkan arahan, bimbingan dan bantuan orangtua yang diberikan kepada anak akan menyatu dan memudahkan anak untuk menangkap makna dari upaya yang dilakukan. Keluarga dikatakan utuh apabila disamping lengkap anggotanya juga dirasakan lengkap oleh anggotanya terutama anak-anaknya. Jika dalam keluarga terjadi kesenjangan hubungan perlu diimbangi dengan kualitas dan intensitas hubungan sehingga dengan ketidakadaan ayah atau ibu di rumah tetap dirasakan kehadirannya secara psikologis Khairuddin, 2007:48. Usaha saling melengkapi dan saling menyempurnakan diri terkandung perealisasian peran dan fungsi sebagai orangtua. Tetapi dengan terjadinya perceraian ditengah-tengah keluarga yang utuh dapat menyebabkan terganggunya beberapa fungsi keluarga. Beberapa fungsi keluarga yang dimaksud menurut Jalaluddin Rakhmat adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a Fungsi Ekonomis Keluarga merupakan satuan sosial yang mandiri, yang dimana anggota keluarga mengkonsumsi barang-barang yang diproduksinya. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang. b Fungsi Sosial Keluarga memberikan prestasi dan status kepada anggota-anggotanya. Ini dilakukan agar dapat membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak. c Fungsi Edukatif Memberikan pendidikan kepada anak-anaknya. Fungsi ini dilakukan agar dapat menjadi pegangan hidup pada anak kelak ketika sudah beranjak dewasa dengan pendidikan dasar. d Fungsi Protektif Keluarga melindungi anggota-anggonya dari berbagai ancaman fisik, ekonomis dan psikososial yang bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman. e Fungsi Religius Pengalaman keagamaan dalam keluarga perlu di terapkan kepada anak-anak dalam keluarga. Pengalaman keagamaan merupakan dasar pengetahuan. Fungsi ini diberikan kepada anak dan bertujuan dengan memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk Universitas Sumatera Utara menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini. f Fungsi Rekreatif Keluarga merupakan pusat rekreasi bagi anggotanya. Fungsi ini dilakukan agar anggota keluarga dapat lebih meluangkan waktunya untuk bermain, bercengkrama, dan berlibur bersama dengan keluarga. g Fungsi Afektif Keluarga memberikan kasih sayang dan melahirkan keturunan. Fungsi diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, serta memberikan perhatian di antara anggota keluarga. Melahirkan keturunan merupakan fungsi yang bertujuan untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga. Ikatan yang mempertalikan suami dan isteri dalam perkawinan kadangkala rapuh dan bahkan putus sehingga terjadi perpisahan atau bahkan perceraian. Dengan terjadinya perceraian maka dengan sendirinya fungsi keluarga mengalami gangguan dan pihak bercerai maupun anak- anak harus dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru. Dengan demikian peningkatan angka perceraian dalam masyarakat pun membawa peningkatan gaya hidup khas keluarga bercerai, seperti hidup sendiri menjanda atau menduda, adanya anak yang harus hidup dengan salah satu orangtua saja, dan bahkan terpisah dengan saudara kandung lain Sunarto, 2000: 64. Terjadinya perceraian memberikan dampak terhadap perubahan fungsi keluarga tersebut. Secara historis keluarga telah menghilangkan berbagai fungsi-fungsi karakteristik yang telah melayani anggota keluarganya dan masyarakat. Anak yang berada di keluarga yang kurang utuh mencoba untuk merasakan kembali masa-masa indah saat bersama dengan kedua orangtuanya Universitas Sumatera Utara sehingga orangtua harus senantiasa memahami keinginan anak-anak walaupun dalam kondisi yang berbeda. Ketidakutuhan yang terjadi di dalam keluarga, maka salah satu dari orangtua harus dapat menjadi sosok yang dapat memerankan dua fungsi dalam keluarga yang telah hilang akibat perceraian. Sangat disayangkan jika anak akan kehilangan peran salah satu orang tua yang tidak berada di kehidupan sosialnya karena dapat membahayakan perkembangan anak di kemudian hari. Keretakan dalam suatu perkawinan mengakibatkan keluarga utuh yang semestinya didiami oleh adanya ayah, ibu dan anggota kandung menjadi terpisah. Tetapi dengan terjadinya perceraian yang dialami sebuah keluarga, akan mengubah menjadi keluarga yang berorang tua tunggal. Adapun sifat-sifat yang harus di perankan oleh salah satu orang tua yang mengalami perceraian, yakni : 1. Sifat Kebapakan Sifat ini di perankan oleh seorang Ibu dalam mengasuh anak yang kehilangan peran bapak di dalam keluarga. Dalam hal seorang Ibu harus dapat memberikan perlindungan kepada anak, seperti mengawasi, melindungi dan memberikan penghargaan jika anak mendapat prestasi. 2. Sifat ke-ibu-an Sifat ini di perankan oleh seorang Bapak yang mempunyai hak dalam mengasuh anak. Didalam sifat ini, seorang Bapak harus dapat mengimbangi apa yang biasanya dilakukan oleh seorang Ibu kepada anak. Seperti mendidik anak, merawat, memelihara, menyanyangi serta berusaha menjadi seseorang yang dapat peka terhadap perasaan anak. 3. Sifat kebapak-ibuan Universitas Sumatera Utara Sifat kebapak-ibuan ini biasanya di temukan pada salah satu wali yang mendapat kepercayaan untuk mengasuh anak dan biasanya ini anak-anak berada di Yayasan atau Panti Asuhan yang memiliki Ibu atau kakak pengasuh. Sifat ini akan membantu si anak dalam proses perkembangan psikologis dan sosial daripada sianak Shochib, 2003:17-18.

2.3.4 Dampak Perceraian Terhadap Anak