V-13
5. Analisis Pola Sirkulasi
a. Tujuan Menentukan pola sirkulasi di dalam site yang menghubungkan setiap zona
dengan baik dan memberi kejutan-kejutan yang menyenangkan untuk menghilangkan kejenuhan pengunjung.
b. Dasar Pertimbangan Hasil analisis zoning
Teori-teori tentang sirkulasi site
Jalur yang paling langsung antara A dan B adalah jalan lurus 1,
pemecahan yang paling jelas untuk sirkulasi pejalan kaki adalah
menghubungkan seluruh pintu atau titik-titik pencapaian 2. Sirkulasi yang
tidak begitu formal seperti di dalam sebuah taman raya dapat dibuat berkeliling, menghubungkan pemandangan-pemandangan dan tempat-
tempat menarik. Jarak tidak merupakan keberatan, bahkan kenyataannya
menjadi menyenangkan 4. Penyimpangan dari pencapaian jalur lurus
dapat diterapkan sepanjang jalur lurus dapat diterapkan sepanjang jalur tersebut tidak terlalu memutar dan akan lebih berhasil bila ditonjolkan
dengan adanya pepohonan 3, atau dibuat sekali oleh tanda-tanda petunjuk taman 5, 6.
Eksisting sirkulasi objek cagar budaya Sirkulasi eksisting di benteng Vastenburg berupa aksis yang membelah
site menjadi dua bagian yakni sisi utara dan selatan. c. Analisis
Sirkulasi yang ada dipertahankan kemudian dengan mempertimbangkan komposisi dan struktur benteng yang radial, maka pola sirkulasi mengikuti
komposisi radial tersebut agar semua titik yang menarik di dalam benteng dapat diakses oleh pengunjung. Titik tersebut misalnya adalah bastion-
Gambar 5.17. Jalur sirkulasi taman
Sumber : Dokumen Pribadi
V-14 bastion anjungan yang dapat difungsikan sebagai gardu pandang untuk
mengamati pemandangan di luar benteng.
6. Analisis Lansekap
a. Tujuan Menentukan tata lansekap yang menarik dan atraktif sebagai ruang
terbuka hijau yang menunjang sirkulasi dan sebagai barier debu, angin atau kebisingan dengan.
b. Dasar Pertimbangan Hasil analisis sirkulasi
Eksisting site obyek bersejarah Pohon-pohon liar banyak tumbuh di site, sedang pohon yang unik
adalah pohon beringin pada gerbang depan dan belakang serta di dalam dinding benteng. Selebihnya adalah pohon-pohon peneduh
biasa yang tumbuh liar. Tata lansekap harus menunjang sirkulasi yakni sebagai penunjuk
arah, simpul peristirahatan atau menjadi penonjolan pada zona tertentu.
Gambar 5.18. Pohon Beringin di dalam Site Sumber : Dokumen Pribadi
c. Analisis Pohon beringin yang berada di dalam site dipertahankan sebagai ciri khas
kaw asan. Sedangkan untuk lansekap di luar dinding benteng digunakan pohon-pohon yang tinggi yang tidak menutupi dinding benteng misalnya
pohon palem. Pohon-pohon tersebut selain sebagai peneduh juga sebagai pengarah jalansirkulasi yang ada di luar dinding benteng.
B. Analisis Mikro
1. Analisis Kegiatan a. Pendekatan Pelaku Kegiatan
1 Tujuan Menentukan pelaku kegiatan di dalam kaw asan .