Eksisting Tapak Perencanaan Strategi Desain Revitalisasi

IV-10

2. Eksisting Tapak Perencanaan

Lokasi perencanaan terletak tepat di kaw asan Gladak. Luas tapak  40.672 m2 dengan eksisting site yang harus dipertahankan dan diperbaiki berupa tembok benteng yang berbentuk tepung gelang khas bentuk benteng pertahanan, dikelilingi parit dengan jembatan gantungnya. Batas tapak perencanaan yaitu :  Barat - Jl.Jend.Sudirman panj : 146 m Lingk : Koridor kw s. Gladak  Utara – Jl. Kusmanto panj : 230 m Lingk : perkantoran  Timur – Jl.Kapt.Mulyadi panj : 164 m Lingk : pergudangan  Selatan – Jl.May.Sunaryo panj : 248 m Lingk : perdagangan Gambar 4.1. Foto Udara Eksisting Site Sumber : Dokumen Pribadi IV-11 KE KERATON SURAKARTA 220 364 199 337 BANK DANAMON SITE U KALI PEPE RUKO RUKO POM BENSIN BANK INDONESIA KANTOR TELKOM KANTOR POS BESAR BANK BUKOPIN GEREJA GEREJA LUWES GEDUNG JUANG 45 BTC PGS JL. KOL. SUNARYO J L . K A P T E N M U L Y A D I JL. MAYOR KUSMANTO J L . J E N D R A L S U D IR M A N

3. Strategi Desain Revitalisasi

a. Tinjauan Benteng Vastenburg sebagai bangunan konservasi sejarah yang memerlukan suatu upaya revitalisasi melalui pembentukan vitalitas baru. b. Melakukan rencana infill development, dengan mengisi Kaw asan Benteng Vastenburg dengan fungsi baru sebagai Pusat Seni dan Museum Seni Kontemporer. c. Upaya revitalisasi ditujukan untuk memperbaiki kondisi fisik, kondisi sosial dan ekonomi. Perbaikan ketiga aspek tersebut mesti berjalan seiringan. o Perbaikan fisik Perbaikan fisik Benteng Vastenburg dilakukan dengan preservasi bangunan eksisting yakni dinding benteng, selokan dan jembatan gantung serta dengan Gambar 4.2. Eksisting Site Sumber : Dokumen Pribadi a. Lokasi tapak b. Foto kondisi tapak IV-12 menambah kualitas visual bangunan baru terhadap benteng maupun terhadap kaw asan Gladak. Perbaikan fisik tersebut dilakukan dengan kerjasama antara pemilik tanah dengan pemerintah, dalam hal ini pemilik lahan sebagai pihak penentu kebijakan sekaligus pemodal dan pemerintah sebagai pihak pengelola cagar budaya sekaligus pelaksana program. Komunikasi antara kedua pihak mesti sinergi dan berkelanjutan dalam segala aspek revitalisasi baik dari perencanaan, perancangan, pembangunan dan pengeloaan kaw asan benteng Vastenburg ini. o Perbaikan sosial Perbaikan sosial dilakukan dalam dua segmen. Segmen pertama adalah perbaikan hubungan antara pemilik tanah dengan pemerintah dan segmen kedua hubungan masyarakat sekitar terhadap pengunjung dan pemerintah. Interaksi yang baik antara pemerintah dengan pemilik lahan harus dibina dengan komunikasi yang harmonis, dimana nantinya revitalisasi kaw asan benteng harus menguntungkan kedua pihak. Sementara hubungan antara masyarakat sekitar dengan pemerintah yakni dengan memberi kesempatan kepada masyarakat sekitar untuk turut ambil bagian dalam revitalisasi ini. Lagi-lagi hubungan ini harus menguntungkan semua pihak, baik pemilik tanah, pemerintah maupun masyarakat sendiri. Selain itu, interaksi antara masyarakat dengan pengunjung membuka peluang terjadinya akulturasi budaya yang akan semakin memperkaya budaya setempat dan mengenalkan budaya setempat ke dunia luar. o Perbaikan ekonomi Perbaikan ekonomi harus mencakup tiga elemen tersebut di atas, yakni pemilik tanah, pemerintah dan masyarakat sekitar. Pemilik tentu sangat menghendaki keuntungan materiil dari revitalisasi ini yang harus diakomodasi secara tepat oleh pemerintah. Salah satu langkah yang dapat diambil pemerintah untuk ditaw arkan kepada pemilik adalah dengan peningkatan daya komersial lahan. Maksudnya agar setiap yang dilakukan di kaw asan revitalisasi tersebut memberi keuntungan yang besar terhadap pemilik lahan. Misalnya dengan diadakan kegiatan rekreasi yang dapat diakses pengunjung secara rutin setiap hari, perluasan Galabo ke dalam site benteng Vastenburg atau kegiatan yang menambah provit lainnya. Hal itu merupakan keuntungan tambahan bagi pemilik, karena sebenarnya dari pusat seni kontemporer sendiri fungsi baru di dalam kaw asan, akan terjadi transaksi dalam jumlah rupiah yang sangat besar, dimana dalam galeri nantinya akan dipamerkan dan dijual karya-karya yang luar biasa dan tidak ternilai harganya. Tengok IV-13 saja pada Museum Seni Kontemporer Ohd di Magelang yang diklaim sebagai museum seni kontemporer terbesar di dunia karena transaksi yang terjadi hingga trilyunan rupiah dan koleksinya diburu para kolektor domestik maupun mancanegara. Bagi pemerintah, komersialisasi kaw asan bersejarah tersebut tentu akan meningkatkan pemasukan pemda. Bagi masyarakat sekitar, ekonomi mereka dapat naik pula dengan terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi mereka, misalnya sebagai tukang parkir, penjual makanan dan minuman, membuat souvenir, serta tentunya bagi seniman, karya-karya mereka dapat diapresiasi bahkan dapat dijual kepada kolektor atau pencinta seni mereka.

C. PERSOALAN DESAIN