IV-9 B. IDE PENGEMBANGAN DALAM UPAYA REVITALISASI
1. Filosofi
Benteng peninggalan Belanda mempunyai filosofi pertahanan dan militer. Benteng sebagai tempat bertahan, mengatur strategi, mengaw asi gerak-
gerik Keraton Surakarta, serta menyiratkan kekokohan dan kekuatan. Benteng sendiri memberikan gambaran kepahitan masa penjajahan Belanda dahulu,
dimana muncul euphoria akan kekejaman, penyiksaan, rasa kehilangan, tertindas dan lain sebagainya. Tampilan yang kokoh dan massif menjadi ciri khas
benteng Vastenburg ini. Komposisi bangunan dinding benteng sebagai eksisting yang akan dikonservasi berpola simetris, w alau secara detail bangunan tidak
sepenuhnya simetris. Pola komposisi bangunan yang simetris ini diadopsi dari arsitektur Eropa khususnya Indische Empire.
Filosofi yang akan dijadikan acuan dalam proses rancang bangun nantinya antara lain filosofi pertahanan, kenangan akan penjajahan serta
mengkontraskan antara fungsi bangunan yang dulunya sangat tertutup menjadi terbuka untuk publik.
Simbol pertahanan sangat kental dalam benteng Vastenburg, ditandai dengan adanya selokan dan jembatan yang dapat dibuka dan ditutup serta
adanya bastion bentuk geometris pada sudut-sudut benteng sebagai tempat untuk mengaw asi sisi luar benteng dan strategi militer. Selain itu pada pintu
masuk terdapat unsur tow er untuk mengaw asi sesuatu yang dapat menjadi ancaman kemananan. Simbol pertahanan ini nanti akan tetap dipertahankan
karena sejalan dengan citra sebuah museum yang harus menjaga keamanan koleksinya. Simbol pertahanan tersebut nantinya bukan hanya memfungsikan
dinding benteng sebagai mana mestinya dahulu, namun lebih ditampilkan dalam inovasi desain dalam bangunan baru yang bermakna serupa baik dalam pola
sirkulasi maupun tampilan bangunan baru. Contoh yang dapat diterapkan misalnya bentuk bangunan baru yang diinspirasi dari bentuk bastion sebagai
salah satu simbol pertahanan. Filosofi perang juga dapat ditampilkan dengan sculpture-sculpture atau
tiruan meriam atau sejenisnya yang dapat mew akili nuansa masa kolonial dahulu. Hal tersebut tentunya bukan untuk mengenang masa pahit dahulu
namun sebagai penanda agar kejadian yang buruk di masa lampau tersebut tidak terulang kembali di negeri ini.
IV-10
2. Eksisting Tapak Perencanaan