V-5 diambil, Jaw a atau kolonial, bangunan lama atau yang ada
belakangan. Adapun kelebihan-kelebihan penyelesaian rancang bangun yang kontras
diantaranya: o
Dianggap berhasil mengangkatmenonjolkan bangunan lama
dengan konsep background dan foreground, contohnya adalah De Louvre Museum
o Dapat dijadikan sebagai penanda zaman, maksudnya dapat dilihat
di masa yang akan datang bahw a bangunan baru tersebut berdiri jauh hari setelah bangunan lama
o Kontras yang harmoni akan menjadi ikon yang baru yang menjadi
perpaduan unik dengan bangunan lama, menarik pengunjung dan tentu saja mengangkat citra kota
Adapun setelah mengetahui bahw a penyelesaian rancang bangun yang kontras adalah yang tepat dalam revitalisasi benteng Vastenburg
Surakarta ini, namun harus tetap mempertimbangkan lokalitas, kearifan lokal dan iklim setempat untuk mempertahankan jatidiri arsitektur lokal di
kota Solo.
b. Analisis Arsitektur di Solo Masa Depan
1. Tujuan o
Mengetahui „w ajah‟ arsitektur di kota Solo yang akan datang dengan mencermati perkembangan arsitektur secara global
maupun khusus di Solo saat ini.. o
Menjadikan embrio-embrio arsitektur masa depan tersebut sebagai titik tolak desain perencanaan dan perancangan revitalisasi
benteng Vastenburg 2. Dasar Pertimbangan
o Teori-teori mengenai perkembangan arsitektur
o Preseden-preseden mengenai perkembangan arsitektur baik di
Solo maupun di luar Solo 3. Analisis Arsitektur di Solo Masa Depan
“It is pointless to ask w hether the new ones are better or w orse than the old, since there is no connection betw een them” Italo Calvino, Invisible Cities
Bambang Eryudhaw an, IAI menyatakan bahw a kota hanya mengenal
berangkat tak kenal pulang. Kota dapat merubah bentuk w ajahnya sesuai dengan kebutuhan. Di Solo sendiri terjadi perkembangan arsitektur global.
Lihat saja pembangunan apartemen Solo Paragon, perkembangan mall
V-6 seperti Solo Grand Mall, Solo Square dan lain sebagainya. Tak ada yang
mesti disalahkan dengan perkembangan tersebut karena merupakan suatu tuntutan kebutuhan zaman.
Gapura Gladak yang ada saat ini, merupakan hasil pemugaran. Pemugaran tersebut dilakukan karena dianggap sudah tidak sesuai dengan kebutuhan.
Jadi pemugaran tersebut dilandasi dengan kebutuhan. Sementara itu dapat dilihat bahw a ternyata gapura yang baru yang masih ada hingga saat ini
ternyata berhasil karena lebih baik dari gapura sebelumnya.
Gambar 5.8. Gapura Gladak saat ini Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 5.9. Gapura Gladak tahun 1950-an Sumber : OldNew, Bambang Eryudawan IAI
Gambar 5.10. Gapura Gladak tahun 1931 Sumber : OldNew, Bambang Eryudawan IAI
Gambar 5.11. Gapura Gladak tahun 1925 Sumber : OldNew, Bambang Eryudawan IAI
Kasus pemugaran Gapura Gladak ini merupakan salah satu pembelajaran bahw a unsur baru merupakan sesuatu yang bagus apabila memang menjadi
tuntutan dalam sebuah konservasi.
V-7 Visi
kota Solo “Solo‟s past is Solo‟s future” mesti diterjemahkan sebagai Solo masa depan adalah Solo yang akan ditentukan oleh kita saat ini. Artinya,
arsitektur sebagai arkeologi masa depan harus berlaku di sini karena sejarah bukan hanya yang lalu tetapi bagaimana kita membuat sejarah yang baru.
Bangunan baru yang akan datang harus lebih berkualitas dari bangunan- bangunan yang sudah ada sebelumnya.
Solo merupakan kota yang terbentuk oleh pengaruh kosmologi Jaw a, kolonial, Pecinan dan Arab. Kosmologi Jaw a nampak dalam Keraton
w alaupun beberapa pihak mengatakan bahw a keraton juga terpengaruh kolonial. Beberapa peninggalan kolonial seperti benteng Vastenburg, Pasar
Gede dan Bank Indonesia masih dapat dilihat hingga sekarang. Sementara itu saat ini, bangunan modern layaknya Solo Square dengan
kanopi kaca dan permainan geometris serta w arna-w arna, Solo Grand Mall, Solo Paragon, Solo Center Point turut mew arnai kota Solo saat ini.
Bangunan-bangunan tersebut menjadi embrio modernisasi arsitektur di Solo. Dari analisa tersebut dapat ditarik sebuah kenyataan bahw a Solo senantiasa
berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan zaman. Solo sebagai kota budaya dan sebagai „the spirit of Java‟ selalu mempercantik diri. Kecantikan
visual kota Solo yang akan datang tetap harus mempertahankan lokalitas, kearifan lokal sebagai jatidiri, tanpa mengesampingkan modernisasi.
Kenyataan ini menguatkan bahw a Solo yang akan datang memerlukan sesuatu yang baru, apabila memang itu yang dibutuhkan oleh Solo, dan
sesuatu yang baru tersebut harus lebih baik dari apa yang telah ada di Solo saat ini.
3. Analisis Pencapaian