commit to user 53
rendah. Prestasi belajar merupakan indikator penilaian keberhasilan program pengajaran. Pada pengajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan , pada
materi lompat jangkit prestasi belajarnya adalah seberapa tinggi prestasi yang diperoleh para peserta didik pada akhir proses belajar mengajar lompat jangkit.
Prestasi belajar terbaik yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan latihan secara intensif. Jadi prestasi belajar lompat jangkit peserta didik akan baru dapat
dinilai setelah proses belajar dan berlatih selang beberapa waktu kemudian. Perlu juga diketahui panjang dan pendeknya waktu istirahat setelah belajar atau berlatih
setiap siswa juga berbeda-beda, tergantung pada tingkat ketrampilan yang mereka miliki. Waktu istirahat untuk mencapai prestasi belajar terbaik tersebut dinamakan
reminisensi, sehingga dengan ini dapatlah ditentukan kapan peserta didik tersebut harus menjalani tes dengan kondisi yang prima. Kemampuan mengulang-ulang
melakukan gerakan lompat jangkit sebanyak mungkin dalam waktu yang telah ditentukan atau dengan melakukan secara gerakan sebagian-sebagian yang
dilakukan dengan permainan dan kompetisi tentunya akan dapat meningkatkan prestasi belajar lompat jangkit.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh :
1.Toni Barhana dan kawan-kawan, pada mahasiswa program D-2 tahun 1989, dengan judul Pengaruh Daya Eksplosif Ekstremitas Bawah dan Kecepatan Lari
Terhadap Prestasi Lompat Jauh. Dalam penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa kecepatan para mahasiswa program D-2 1989 Pendidikan Olahraga
commit to user 54
FPOK IKIP Surabaya, berpengaruh dan nyata terhadap prestasi lompat jauh, dengan koefisien korelasi 0,67 dan koefisien determinasinya 48,83 .
2. Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd.dengan judul penelitian Pengaruh Aktivitas Bermain Atletik Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Penjas yang disampaikan
pada acara Seminar Nasional Keolahragaan Indonesia di Bali, 26 Mei 2007 Sampel penelitian sejumlah 25 peserta didik kelas V SDN Padasuka II,
Kelurahan Pasirlayung Kotamadya Bandung. Metoda penelitian adalah metoda eksperimen, dengan alat pengumpulan data berupa angket yang diisi sebelum
dan setelah perlakuan. Dari pengolahan dan analisis data yang dilakukan, diperoleh hasil
peningkatan motivasi bermain sebesar 13.25 yaitu dari semula 84.25 menjadi sebesar 97.50 , motivasi belajar atletik menunjukkan peningkatan
sebesar 32.60 yaitu dari semula sebesar 65.70 menjadi 98.30 , motivasi belajar penjas menunjukkan peningkatan sebesar 16.38 yaitu semula 78.31
menjadi 94.69 . Selanjutnya setelah dilakukan Uji t didapat t-hitung sebesar 2.5, sedangkan t-tabel pada tingkat kepercayaan 95 adalah 1.71.
Dengan demikian maka t-hitungt-tabel artinya peningkatan tersebut signifikan. Dengan kata lain bahwa aktivitas bermain atletik dalam pelajaran
penjas dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani secara signifikan.
Penelitian di atas yang telah peneliti sebutkan , ternyata ada relevansinya dengan penelitian penulis lakukan, yaitu tentang : kecepatan lari, hasil belajar
lompat dan bermain atletik terhadap hasil belajar pendidikan jasmani.
commit to user 55
C. Kerangka Berfikir