Kerangka Berfikir KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

commit to user 55

C. Kerangka Berfikir

1.Pengaruh Metode Pembelajaran Kompetisi dan Metode Pembelajaran Drill Terhadap Hasil Belajar Lompat Jangkit. Metode pembelajaran kompetisi dan metode pembelajaran drill merupakan suatu upaya seorang pelatih atau guru untuk melatih atau mengajar kepada atlet atau peserta didiknya dengan tujuan dapat mempermudah proses latihan atau pembelajaran yang bertujuan pada pencapaian prestasi atau hasil belajar yang optimal. Pembuatan materi atau bahan ajar harus disusun secara sistematis, dengan pertimbangan tingkat kompleksitas dan kesulitannya. Pada pelaksanaannya juga harus dilakukan dari yang mudah ke tingkat yang sulit, dari yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks. Agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang sebenarnya, maka pendekatan metode kompetisi dan latihan dapat diterapkan sebagai metode pembelajaran yang dipilih oleh guru yang mampu mengkondisikan suasana pembelajaran yang lebih menarik minat peserta didik. Metode kompetisi yang pada intinya peserta didik untuk peningkatan hasil belajar lompat jangkit melalui cara bermain dan berlomba baik secara kelompok maupun secara perorangan, sehingga penggunaan metode ini akan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertindak secara aktif dengan menggunakan kesempatan yang sebanyak-banyaknya untuk mencoba melakukan berbagai perlombaan yang mengarah pada satu sasaran tujuan yaitu peningkatan hasil belajar lompat jangkit. Sedangkan metode drill yang pada dasarnya pembelajaran searah yang berpusat pada guru dengan materi pembelajaran yang mengandung commit to user 56 unsur-unsur gerakan yang telah dibakukan untuk diulang-ulang dengan cara yang sama dan waktu yang lama berdampak pada kondisi pembelajaran yang kurang efektif dan kurang menarik minat peserta didik yang pada akhirnya hasil materi pelajaran yang diperoleh menjadi rendah. Penyampaian suatu materi pelajaran dengan menggunakan metode yang berbeda akan menimbulkan hasil yang tidak sama pada peserta didik dalam pokok bahasan lompat jangkit, atau dapat diasumsikan bahwa penggunaan metode pembelajaran yang berbeda diduga terdapat perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar lompat jangkit sehingga perlu diadakan penelitian. 2. Pengaruh Antara Kecepatan Lari Tingi dan Kecepatan Lari Rendah Terhadap Hasil Belajar Lompat Jangkit . Kecepatan adalah komponen yang penting dalam menentukan hasil belajar lompat jangkit, di samping power otot tungkai dan pengkoordinasian gerak yang terampil. Jadi peserta didik yang mempunyai kemampuan kecepatan lari tinggi , secara nyata hasil belajar lompat jangkit mereka dapat dipastikan lebih berhasil, mengingat faktor kecepatan sangat dominan sebagai penentu keberhasilan lompat jangkit. Perlu diketahui bahwa kecepatan masing-masing peserta didik bukanlah penentu tinggi dan rendahnya minat untuk melakukan lompat jangkit sebagai upaya mencapai tujuan yang lebih optimal. Maka dari ini semua penelitian ini dengan tidak mengesampingkan pada hak yang sama masing-masing peserta didik yang berbeda - beda kemampuannya dalam hal kecepatan untuk mendapat perlakuan layanan yang sama meskipun menggunakan metode yang bebeda commit to user 57 dalam proses pembelajaran sehingga pencapaian hasil yang optimal dapatlah diraih. Maka dengan segala keberadaannya menggunakan metode yang mana, yang sekiranya lebih efektif dan efisien sehingga perlu diadakan penelitian. 3. Interaksi Antara Metode Pembelajaran Kompetisi dan Metode Belajar Drill Terhadap Hasil Belajar Lompat jangkit. Pada pemberian perlakuan baik dengan menggunakan pendekatan metode kompetisi maupun dengan pendekatan metode drill dimungkinkan akan memberi dampak yang berbeda terhadap peningkatan hasil belajar lompat jangkit pada peserta didik yang mempunyai kemampuan kecepatan lari tinggi maupun kecepatan lari rendah. Pemberian pembelajaran lompat jangkit menggunakan metode pembelajaran kompetisi dan drill akan berdampak lebih baik dan lebih mudah untuk mencapai hasil belajar lompat jangkit yang optimal bagi para peserta didik. Namun siapa yang lebih cocok, dan sejauh mana dampak dari penggunaan masing-masing metode tersebut digunakan atau dipadukan dalam pelaksanaan pembelajaran lompat jangkit, tentunya dengan penelitian ini semua akan terjawab.

C. Perumusan Hipotesis