50
5.3.1 Saluran I Tabel 15. Price Spread dan Share margin Lembaga Tataniaga Pada Saluran I
Produsen
– Pedagang Pengecer Desa – Konsumen
No Uraian
Price Spread RpKg
Share Margin 1 Produsen
a. Harga Jual 1462,5
48,75 b. Biaya
- Produksi 670,15
22,33 - Pengemasan
61,11 2,03
- Transportasi 125,92
4,19 Total Biaya
857,18 28,57
c. Margin Keuntungan 605,32
20,12 d. Nisbah Marjin
Keuntungan 3,23
2 Pengecer Desa a. Harga beli
1462,5 b. Harga Jual
3000 c. Biaya
- Pengemasan 100
3,33 - Transportasi
75,55 2,51
Total biaya 175,55
5,85 d. Margin Keuntungan
1361,95 45,39
e. Nisbah Margin keuntungan
7,76 3 Konsumen
3000
100 Harga Beli
Sumber : Lampiran 3,5,6 diolah Pada saluran I, Harga 1 sawi putih yang diterima produsen yaitu Rp 1462,5 Kg,
Sedangkan untuk konsumun mereka membeli sawi putih Rp 3000 Kg. Dari tabel dapat diketahui biaya produksi yang dilakukan petani adalah sebesar
yang dikeluarkan yaitu Rp 670,15 Kg 22,33. Kemudian biaya pengemasan Rp 61,11Kg 61,11, dan transportasi sebesar Rp 125,92Kg 4,19. Marjin
keuntungan produsen adalah Rp 605,32Kg 20,12. Nisbah margin keuntungan
Universitas Sumatera Utara
51
yang didapat Rp 3,23Kg artinya keuntungan yang dimiliki produsen 3,23, kali lipat lebih besar dibandingkan biaya tataniaganya.
Harga jual pedagang pengecer desa yaitu Rp 3000Kg kepada konsumen dengan biaya pengemasan Rp 100Kg 3,33, Biaya transportasi Rp 75,55Kg 2,51,
Margin keuntungan Rp 1361,95Kg 46,39. Nisbah margin keuntungan Rp 7,76Kg artinya keuntungan yang dimiliki pedagang pengecer desa 7,76 kali lipat
lebih besar dibandingkan dengan biaya tataniaganya. Pada saluran I ini Share produsen sebesar 48,75 itu berarti 48,75 dari yang
dibayarkan konsumen diterima oleh produsen.
Universitas Sumatera Utara
52
Saluran II Tabel 16. Price Spread dan Share Margin Tataniaga Pada Saluran II
Produsen
– Agen – Pedagang Pengecer Siantar – Konsumen
No Uraian Price Spread
RpKg Share Margin
1 Produsen a. Harga Jual
1400 40
b. Biaya -Produksi
670,15 19,14
- Pengemasan 61,11
1,74 -Transportasi
125,92 3,59
Total Biaya 857,18
24,49 c. Margin Keuntungan
542,82 15,5
d. Nisbah Marjin Keuntungan 2,9
2 Agen a. Harga Beli
1400 b. Harga Jual
2200
c. Biaya - Bongkar Muat
100 2,85
- Transportasi 300
8,57 Total Biaya
400 11,42
d. Margin Keuntungan 400
11,42 e. Nisbah Margin Keuntungan
1 3 Pengecer Siantar
a. Harga Beli 2200
b. Harga Jual 3500
c. Biaya - Pengemasan
100 2,85
- Transportasi 75,55
2,15 Total Biaya
175,55 5,01
d. Margin Keuntungan 1124,45
32,12 e. Nisbah Margin Keuntungan
6,4 4 Konsumen
Harga Beli 3500
100 Sumber : Lampiran 3,5,6 diolah
Universitas Sumatera Utara
53
Pada saluran II rata-rata yang diterima produsen adalah Rp 1400Kg sedangkan untuk konsumen akhir adalah Rp 3500Kg.
Pada tabel dapat dilihat biaya produksi yang dilakukan petani adalah sebesar yang dikeluarkan yaitu Rp 670,15Kg 19,14. Kemudian biaya pengemasan Rp
61,11Kg 1,74, dan transportasi sebesar Rp 125,92Kg 3,59. Marjin keuntungan produsen adalah Rp 542,82Kg 15,5. Nisbah margin keuntungan
yang didapat Rp 2,9Kg artinya keuntungan yang dimiliki produsen 2,9 kali lipat lebih besar dibandingkan biaya tataniaganya.
Harga jual agen yaitu Rp 2200Kg kepada pedagang pengecer siantar dengan biaya bongkar muat Rp 100Kg 2,85, Biaya transportasi Rp 300Kg 8,75,
Margin keuntungan Rp 400Kg 11,42. Nisbah margin keuntungan Rp 1 Kg artinya keuntungan yang dimiliki pedagang pengecer desa 1 kali lipat lebih besar
dibandingkan dengan biaya tataniaganya. Harga jual Pedagang pengecer siantar yaitu Rp 3500Kg kepada konsumen
dengan biaya pengemasan Rp 100Kg 2,85, Biaya transportasi Rp 75,55Kg 2,15, Margin keuntungan Rp 1124,45Kg 32,12. Nisbah margin
keuntungan Rp 6,4 Kg artinya keuntungan yang dimiliki pedagang pengecer desa 6,4 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan biaya tataniaganya.
Pada saluran II ini Share produsen sebesar 40 itu berarti 40 dari yang dibayarkan konsumen diterima oleh produsen.
Universitas Sumatera Utara
54
Saluran III Tabel 17. Price Spread dan Share Margin Lembaga Tataniaga Saluran III
Produsen
– Pedagang Pengumpul – Pedagang Luar Daerah – Konsumen
No Uraian Price Spread
Share Margin 1 Produsen
a. Harga Jual 1000
26,31 b.
Biaya - Produksi
670,15 17,63
Total Biaya 670,15
17,63 c. Margin Keuntungan
329,85 8,68
d. Nisbah margin Keuntungan 0,49
2 Pedagang Pengumpul a. Harga Beli
1000 b. Harga Jual
3800
c. Biaya
- Pengemasan 442,85
11,65 -Transportasi
1428,57 37,59
- Tenaga Kerja 60
1,57 Total Biaya
1911,42 50,3
d. Margin Keuntungan 888,58
23,38 e. Nisbah Margin Keuntungan
0,46 3 Pedagang Luar Daerah
Harga Beli Pedagang Luar Daerah 3800
100
Harga Jual Pedagang Luar Daerah 4500
4 Harga Beli Konsumen 5500
Sumber : Lampiran 3,5,6 diolah Pada saluran III ini petani menjual sawi putih kepada pedagang pengumpul
dengan sistim borong per batang sebesar Rp 1000Kg,sehingga petani tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pengemasan semua sudah ditanggung oleh pedagang
pengumpul. Pedagang pengumpul yang melakukan pengemasan dan biaya tenaga
Universitas Sumatera Utara
55
kerja serta transportasi barang kepada pedagang luar daerah dimana biaya transportasi berbeda-beda sesuai jarak daerah yang ditujukan. Proses penjualan ke
pedagang luar daerah dengan cara pengiriman barang menggunakan truk ekspedisi yang dilakukan 2-3 kali dalam 1 minggu.
Pada saluran III ini dapat dilihat petani hanya melakukan biaya produksi saja kepada pedagang pengumpul Rp 670,15Kg 17,63, Margin Keuntungan Rp
329,85Kg 8,68, Nisbah margin keuntungan sebesar Rp 0,49Kg artinya keuntungan yang dimiliki produsen hanya 0,49 kali lipat lebih besar dari besar
biaya tataniaganya. Harga jual pedagang pengumpul kepada pedagang luar daerah yaitu Rp 3800Kg
dengan biaya pengemasan Rp 442,85Kg 11,65, Biaya transportasi Rp 1428,57Kg 37,59, Tenaga kerja Rp 60Kg 1,57, Margin keuntungan Rp
888,58Kg 38,38. Nisbah margin keuntungan Rp 0,46 Kg artinya keuntungan yang dimiliki pedagang pengumpul 0,46 kali lipat lebih besar dibandingkan
dengan biaya tataniaganya. Pada saluran III ini Share produsen sebesar 26,31 itu berarti 26,31 dari yang
dibayarkan konsumen diterima oleh produsen.
5.4 Efisiensi Tataniaga