56
mengidentifikasi efisiensi tataniaga secara menyeluruh jika dilihat dari setiap metode komponen berbeda.
5.4.1 Metode Shepherd
Pada metode ini efisiensi tataniaga di tinjau dari perbandingan yang dikeluarkan oleh lembaga tataniaga kemudian dikurang satu. Saluran tataniaga dengan nilai
efisiensi tertinggi merupakan saluran tataniaga yang paling efisien dan sebaliknya.
Tabel 18.Efisiensi Saluran Tataniaga dengan Menggunakan Metode Shepherd
Uraian Saluran 1 Saluran 2
saluran 3 Harga konsumen
3000 3500
3800 Biaya Tataniaga
362,58 762,58
1911,42 Efisiensi
7,27 3,58
0,98 Sumber : Lampiran 4 diolah
Dapat dilihat bahwa nilai efisiensi tertinggi diperoleh pada saluran I yaitu 7,27 ini berarti pada saluran I dengan biaya tataniaga terendah sebesar 362,58kg,
merupakan saluran yang paling efisien. Kemudian saluran II dengan nilai efisiensi 3,58 dan saluran III dengan nilai efisiensi 0,98.
5.4.2 Metode Acharya dan Aggarwal
Nilai efisiensi pada metode ini diperoleh dari perbandingan harga yang diterima oleh produsen dengan biaya tataniaga ditambah marjin keuntungan tiap lembaga
tataniaga. Saluran dengan nilai efisiensi tertinggi merupakan saluran tataniaga yang paling efisien.
Tabel 19. Efisiensi Saluran Tataniaga dengan Metode Acharya dan Aggarwal
Uraian Saluran I
Saluran II Saluran III
Harga produsen 1462,5
1400 1000
Biaya Tataniaga 362,58
762,58 1911,42
Margin Keuntungan
1967,27 2067,27
1218,43 Efisiensi
0,627 0,494
0,319 Sumber : Lampiran 4 diolah
Universitas Sumatera Utara
57
Dalam metode ini dapat diketahui bahwa nilai efisiensi terendah terdapat pada saluran III, saluran II, dan saluran I. Saluran I nilai efisiensi terbesar yaitu 0,627,
artinya bahwa saluran I saluran yang paling efisien dibandingkaan saluran yang lain. Hal ini disebabkan karena pada saluran satu, produsen langsung menjual
baarang mereka kepada pedagang pengecer desa, dan menjualnya kepada konsumen, sehingga harga yang diterima konsumen terendah sebesar Rp 3000Kg
dibandingkan saluran lainnya.
5.4.3 Composite Index Method