8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Sawi adalah sayuran terpenting dalam spesies ini. Tanaman ini dikenal sebagai
petsai bahasa Mandarin, yang berarti sayuran putih, dan di AS dikenal sebagai rapa atau kubis rapa. Sayuran ini sangat penting di Cina dan Korea, dan
belakangan ini hanya kalah penting oleh Radish dan kubis di Jepang. Sawi putih diyakini berasal dari Cina dan mungkin berevolusi melalui persilangan alami
dengan Pakchoi yang tidak membentuk kepala dan atau turnip, yang keduanya telah ditanam selama lebih dari 1600 tahun Rubatzky dan Yamaguchi, 1997.
Sawi putih Brassica Rapa, dikenal sebagai sayuran olahan dalam masakan Tionghoa karena itu disebut juga sawi cina. Sebutan lainnya adalah petsai.
Disebut sawi putih karena daunnya yang cenderung kuning pucat dan tangkai daunnya putih. Sawi putih dapat dilihat penggunaannya pada asinan diawetkan
dalam cairan gula dan garam, dalam cap cai, atau pada sup bening. Sawi putih beraroma khas namun netral. Tanaman sawi berakar serabut yang tumbuh dan
berkembang secara menyebar ke semua arah di sekitar permukaan tanah. Perakaran yang sangat dangkal pada kedalaman sekitar 5 cm. Tanaman sawi putih
tidak memiliki akar tunggang. Perakaran tanaman sawi putih ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, dan tanah yang mudah
menyerap air dan kedalaman tanah cukup dalam Cahyono, 2003.
Universitas Sumatera Utara
9
Sawi dapat ditanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah, akan tetapi umumnya sawi diusahakan di dataran rendah, yaitu di pekarangan, di ladang atau
di sawah Anonimous, 2009 Sebagaimana telah diketahui, bahwa harga produk hortikultura, baik sayuran,
buah-buahan, maupun tanaman hias sangat ditentukan oleh mutunya. Penilaian terhadap mutu sesungguhnya sangat bersifat kualitatif dan sulit untuk
dikuantifikasi. Pada sayuran, mutu ditentukan oleh kesegaran, warna daun, dan adatidaknya lubang-lubang bekas serangan hama Zulkarnain, 2009.
Kerugian yang ditimbulkan oleh gangguan hama penyakit sangat besar nilainya. Terkadang karena serangannya hebat, sehingga terjadi kegagalan panen. Oleh
sebab itu, pengendalian terhadap hama penyakit pada tanaman sawi putih sangat penting Pracaya, 1997.
Namun, dengan meningkatnya penggunaan senyawa-senyawa kimia, baik sebagai pestisida maupun sebagai pupuk, telah membangkitkan kekhawatiran sejumlah
pihak akan keamanan konsumsi produk-produk hortikultura. Hal ini sangat nyata pada produk sayuran, karena umumnya sayuran dikonsumsi dalam bentuk segar.
Produk sayuran merupakan komoditas yang sensitif dan mudah rusak dengan resiko kerusakan yang tinggi, maka diperlukan penanganan khusus dan cepat
terhadap produk-produk yang sudah dipanen agar kualitasnya tetap tinggi. Sejalan dengan itu, pengawasan mutu dalam setiap tahapan penanganan pasca panen
pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan perlu dilakukan dengan ketat Zulkarnain, 2009.
Universitas Sumatera Utara
10
2.2 Landasan Teori