PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DISERTAI MODUL HASIL PENELITIAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA POKOK BAHASAN LIMBAH SISWA KELAS X.4 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

(1)

commit to user

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DISERTAI

MODUL HASIL PENELITIAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA POKOK BAHASAN LIMBAH SISWA KELAS X.4

SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

Skripsi

Oleh:

Umi Nur Fadhillah K 4306041

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DISERTAI

MODUL HASIL PENELITIAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA POKOK BAHASAN LIMBAH SISWA KELAS X.4

SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

Oleh:

UMI NUR FADHILLAH K4306041

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Prof. Dr. rer. nat. H. Sajidan, M. Si NIP. 19660415 199103 1 002

Pembimbing II

Dra. Sri Widoretno, M. Si NIP. 19581114 198601 2 001


(4)

commit to user PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Selasa Tanggal : 24 Mei 2011

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd ...

Sekretaris : Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M.Pd ... Anggota I : Prof. Dr. rer. nat. H. Sajidan, M.Si ...

Anggota II : Dra. Sri Widoretno, M.Si ...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001


(5)

commit to user ABSTRAK

Umi Nur Fadhillah. K4306041. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

JIGSAW DISERTAI MODUL HASIL PENELITIAN UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA POKOK BAHASAN LIMBAH SISWA KELAS X.4 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA. Skripsi,

2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 melalui penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada pokok bahasan limbah.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.Teknik pengumpulan data melalui observasi, angket dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Validasi data dengan menggunakan teknik triangulasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas melalui penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Hal ini didasarkan pada hasil analisis angket, hasil observasi dan wawancara. Rata-rata nilai persentase capaian tiap indikator dari angket aktivitas belajar siswa untuk siklus I sebesar 73,29% dan siklus II sebesar 82,03%. Sedangkan rata-rata nilai persentase capaian tiap indikator yang didapatkan dari hasil observasi aktivitas belajar siswa untuk siklus I sebesar 71,10% dan siklus II sebesar 84,82%. Selanjutnya, rata-rata nilai persentase capaian tiap indikator hasil wawancara siklus I adalah 69,23% dan siklus II sebesar 83,08%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 pada pembelajaran biologi.


(6)

commit to user ABSTRACT

Umi Nur Fadhillah. K4306041. Biology Education FKIP of Sebelas Maret University Surakarta. USING JIGSAW COOPERATIVE LEARNING

ATTACHED WITH A MODULE OF THE RESULT OF PREVIOUS RESEARCH TO IMPROVE LEARNING ACTIVITY ON LIMBAH SUBJECT OF STUDENT IN CLASS X.4 OF SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA. Thesis. 2011.

This research is aimed at improving the learning activity of student in class X.4 of SMA Al Islam 1 Surakarta in 2010/2011 academic year by using Jigsaw cooperative learning attached with a module of the result of previous research on Limbah subject.

This research is a Classroom Action Research which is held into two cycles. Each cycle consists of four steps: planning, action, observation and reflection. The subjects of this research are students in class X.4 of SMA Al Islam 1 Surakarta in 2010/2011 academic year. In this research, the data collects by giving questionnaire, doing observation and interview. The technique of analyzing data is a qualitative descriptive analysis. The method of data validation is triangulation technique.

The result of this research showed that implementation of the classroom action research by using Jigsaw cooperative learning attached with a module of the result of previous research on Limbah subject can improve the learning activity of students in learning biology major. This statement is based on the results of questionnaire, observation and interview. The result of questionnaire shows two different average percentage value of learning activity: the first is 73,29%, and the second is 82,03%. While the average percentage value each indicator of observation also shows two different result, the first cycle is 71,10%, and the second cycle is 84,82%. The results of interview shows that the average percentage value of learning activity the first cycle is 69,23%, and the second is 83,08%. Based on the results, can draw a conclusion that by using Jigsaw cooperative learning attached with a module of the result of previous research on Limbah subject can improve the learning activity of student in class X.4 of SMA Al Islam 1 Surakarta in 2010/2011 academic year.


(7)

commit to user MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. (Al Insyirah: 6)

Hadapilah setiap tantangan yang menghadang dengan lapang dada, seakan telah tersentuh gairah kemenangan.

(George Spatton)

Kesedihan membuat akal terpana dan tidak berdaya, jika tertimpa kesedihan maka terimalah dengan keteguhan hati dan berdayakanlah akal

untuk mencari jalan keluar. (Socrates)

Jangan menjadi pohon kaku yang mudah patah. Jadilah pohon bambu yang mampu bertahan melengkung melawan terpaan angin.

(Bruce Lee)

Nikmatilah setiap proses kehidupan. (Mario Teguh)


(8)

commit to user PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Ibu dan Bapak tercinta yang tak pernah putus memanjatkan do’a dan mencurahkan kasih sayang.

Kung Amin, kakak tersayang. Canda mu menguatkanku, selalu rasa sayang kau ungkapkan dengan cara berbeda.

Desy dan Pipit. Teman, cerita kita akan selalu terukir dalam hati. Sahabatku, Ayu, Achirina, Pipit dan Nobon indahnya kebersamaan kita takkan terlupakan.

Biosmartgeneration. Almamater.


(9)

commit to user KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGGUNAAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DISERTAI MODUL HASIL

PENELITIAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA POKOK BAHASAN LIMBAH SISWA KELAS X.4 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA” untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Selama proses penyusunan skripsi ini tentu saja penulis menemui kesulitan-kesulitan. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi ijin penelitian.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memberikan ijin untuk penulisan skripsi ini.

4. Prof. Dr. rer. nat. H. Sajidan, M.Si selaku Pembimbing Skripsi I yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam setiap bagian skripsi ini sehingga dapat terselesaikan.

5. Dra. Sri Widoretno, M.Si selaku Pembimbing Skripsi II yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam setiap bagian skripsi ini.

6. Kepala Sekolah SMA Al Islam 1 Surakarta yang telah memberi ijin untuk mengadakan penelitian di sekolah.

7. Ira Hastuti, S.Pd selaku guru mata pelajaran biologi Kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta yang senantiasa memberikan bantuan selama penelitian.


(10)

commit to user

8. Siswa X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta atas kerjasamanya.

9. Desy Purwanti dan Silvia Puspitasari yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

10.Serta berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Walaupun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Mei 2011 Penulis


(11)

commit to user DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PENGAJUAN . ……… ii

HALAMAN PERSETUJUAN ……….. iii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iv

HALAMAN ABSTRAK ………... v

HALAMAN MOTTO ……… vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ……… ix

DAFTAR ISI ………... xi

DAFTAR TABEL ………. xv

DAFTAR GAMBAR ………. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ………. xviii

BAB I. PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Perumusan Masalah ………... 3

C. Tujuan Penelitian ………... 4

D. Manfaat Penelitian ………. 4

BAB II. LANDASAN TEORI ………... 5

A. Tinjuan Pustaka ……….. 5

1. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw disertai Modul Hasil Penelitian ... 5 a. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ………..

1) Pembelajaran Kooperatif ………...

2) Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ………... a) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Jigsaw…

5 5 8 9 b. Modul Hasil Penelitian………..

1) Pengertian Modul ……….

2) Pembelajaran dengan Modul ………...

12 12 13


(12)

commit to user

3) Komponen Modul ………...

4) Penyusunan Modul Hasil Penelitian ………

14 15

2. Aktivitas Belajar ………...

a. Prinsip Aktivitas Belajar ………

b. Jenis-jenis Aktivitas Belajar ………...... 20 20 21

B. Kerangka Berpikir ……….. 22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………. 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 25

1. Tempat Penelitian ……… 25

2. Waktu Penelitian ... 25

B. Metode Penelitian ……….. 26

C. Data dan Sumber Data ... 27

1. Data Penelitian ……… 27

2. Sumber Data ……… 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

1. Observasi ………. 27

2. Angket ………... 28

3. Wawancara ……….. 28

E. Validitas Data ………. 28

F. Teknik Analisis Data ………... 29

G. Prosedur Penelitian ……… 29

H. Target Penelitian ……… 34

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 37

A. Data dan Deskripsi Lokasi Penelitian ……… 37

1. Data dan Deskripsi Sekolah ……… 37

2. Data dan Deskripsi Kelas ……… 37

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ……… 38

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan ……….. 39

1. Kondisi Awal (Pra Siklus) ………... 39

a. Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa …………... 39

b. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ……... 41


(13)

commit to user

c. Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa ………... 1) Hasil Wawancara Guru ………. 2) Hasil Wawancara Siswa ………...

42 42 43

d. Validitas Data ………... 44

2. Siklus I ………. 48

a. Perencanaan Tindakan ..……… 48

b. Pelaksanaan Tindakan ...……… 48

c. Observasi dan Evaluasi Tindakan ..………... 1) Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa ……….. 2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa………... 3) Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa ………... 4) Validitas Data ………... 49 50 51 52 53 d. Analisis dan Refleksi Tindakan ..……….. 1) Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa ……….. 2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ……… 3) Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa ……….. a) Hasil Wawancara Guru ………. b) Hasil Wawancara Siswa……… 54 54 56 60 60 60 3. Siklus II ………... 62

a. Perencanaan Tindakan …..……… 62

b. Pelaksanaan Tindakan ….……….. 63 c. Observasi dan Evaluasi Tindakan ….………

1) Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa ……….. 2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ………..

3) Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa ………... 4) Validitas Data ………...

63 64 65 67 68

d. Analisis dan Refleksi Tindakan ..……….

1) Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa ……… 2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ……….. 3) Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa ………... a) Hasil Wawancara Guru ……….

69 69 72 75 75 xiii


(14)

commit to user

b) Hasil Wawancara Siswa ………... 76

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ………. 79

A. Simpulan ……… 79

B. Implikasi ………. 79

1. Implikasi Teoritis ……… 79

2. Implikasi Praktis ……….. 79

C. Saran ………... 79

1. Bagi Guru ……… 79

2. Bagi Siswa ………... 80

3. Bagi Peneliti ……… 80

DAFTAR PUSTAKA ……… 81

LAMPIRAN ……….. 84


(15)

commit to user DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif ………... 7

Tabel 2. Poin Kemajuan ... 11

Tabel 3. Penghargaan Kelompok ………. 11

Tabel 4. Kriteria Penilaian Angket ……….. 28

Tabel 5. Aspek Aktivitas Belajar dan Kata Kerja ……… 35

Tabel 6. Indikator Keberhasilan Penelitian ……….. 35

Tabel 7. Persentase Capaian Tiap Aspek Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ………. 39

Tabel 8. Persentase Capaian Tiap Indikator Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ………. 40

Tabel 9. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ……… 41

Tabel 10. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ……… 41

Tabel 11. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ……… 43

Tabel 12. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ……… 43

Tabel 13. Persentase Tiap Aspek Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ……… 50

Tabel 14. Persentase Tiap Indikator Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ………... 50

Tabel 15. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ………... 51

Tabel 16. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ……… 51

Tabel 17. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ………... 52


(16)

commit to user

Tabel 18. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Wawancara

Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ……… 53

Tabel 19. Persentase Tiap Aspek Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ………... 64 Tabel 20. Persentase Tiap Indikator Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra

Siklus, Siklus I dan Siklus II ………... 64 Tabel 21. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Observasi

Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II …… 65 Tabel 22. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Observasi

Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ……. 66 Tabel 23. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Aspek Hasil Wawancara

Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II …… 67 Tabel 24. Jumlah Jawaban Ya untuk Tiap Indikator Hasil Wawancara

Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ……. 67


(17)

commit to user DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Skema Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw…………. 12

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Jigsawdisertai Modul Hasil Penelitian ……… 24 Gambar 3. Skema Trianggulasi Metode ... 29 Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ……… 36

Gambar 5. Grafik Validitas Data Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ……... 45 Gambar 6. Grafik Validitas Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ………... 54 Gambar 7. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Aspek Angket

Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ……….. 55

Gambar 8. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Indikator Angket

Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ……….. 55

Gambar 9. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Aspek Hasil Observasi

Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ……….. 58

Gambar 10. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Indikator Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ……. 59 Gambar 11. Grafik Validitas Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ……….. 68 Gambar 12. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Aspek Angket

Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ……... 69 Gambar 13. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Indikator Angket

Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ……... 70 Gambar 14. Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Indikator

Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus

II ………... 71

Gambar 15. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Aspek Hasil Observasi

Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ……... 74 Gambar 16. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Indikator Hasil

Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II ……… 74

Gambar 17. Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Aspek Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II ……… 75


(18)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Instrumen Pembelajaran

a. Silabus ……….... 84

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………... 86

Lampiran 2. Instrumen Penelitian

a. Lembar Observasi Awal Proses Pembelajaran Biologi ………. 96

b. Pedoman Wawancara Awal Proses Pembelajaran Biologi …… 97

c. Pedoman Wawancara Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus …… 99

d. Lembar Wawancara Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ……... 100

e. Kisi-kisi Angket Aktivitas Belajar Siswa ……….. 101

f. Angket Aktivitas Belajar Siswa ………. 102

g. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ………... 104

h. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran ……. 107

i. Pedoman Wawancara Aktivitas Belajar Siswa Akhir ………... 111

j. Lembar Wawancara Aktivitas Belajar Siswa Akhir ………….. 112

k. Sertifikat Penghargaan ………... 114

l. Modul Hasil Penelitian ……….. 117

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian

a. Daftar Nama Siswa Kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta …... 241

b. Daftar Kelompok Siswa Kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta. 243 c. Daftar Presensi Siswa Kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta… 244 d. Daftar Nilai Tes Akhir Siswa Kelas X.4 SMA Al Islam 1

Surakarta ……… 246

e. Data Hasil Observasi Awal Proses Pembelajaran ………. 248

f. Data Hasil Wawancara Awal Proses Pembelajaran …………... 249

g. Data Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ….. 257

h. Data Hasil Analisis Angket Aktivitas Belajar Siswa …………. 268 i. Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ………... 301 j. Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks ………... 313


(19)

commit to user

k. Data Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa Akhir ………. 319 Lampiran 4. Dokumentasi

a. Foto Dokumentasi Proses Pembelajaran Observasi Awal ……. 353

b. Foto Dokumentasi Proses Pembelajaran

1) Pra Siklus ………

2) Siklus I ………

3) Siklus II ………...

354 355 356 Lampiran 5. Perijinan

Surat Permohonan Ijin Research

Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi

Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian


(20)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif. Unsur penting dalam pendidikan adalah adanya proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Proses pembelajaran dikatakan optimal jika terdapat interaksi edukatif antara siswa dan guru dengan memanfaatkan bahan pelajaran sebagai mediumnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Salah satu upaya untuk dapat mengoptimalkan proses pembelajaran adalah penggunaan metode dan media pembelajaran yang tepat. Seorang guru harus mampu memilih metode dan media yang tepat sesuai dengan keadaan siswa dan bahan pelajaran yang akan disampaikan. Penggunaan metode dan media yang tepat dapat meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran.

Proses pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa di mana siswa secara aktif dapat menemukan atau menerapkan gagasan-gagasan mereka sendiri dan guru bertindak sebagai fasilitator yang membantu siswa menemukan makna belajarnya sendiri.

Hasil observasi proses pembelajaran biologi di kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta dengan jumlah siswa sebanyak 38 siswa, menunjukkan bahwa 65,79% siswa memperhatikan penjelasan guru, 18,42% siswa mencatat, 7,89% siswa berani bertanya kepada guru, 10,53% siswa berani menjawab pertanyaan guru, dan 5,26% siswa berani mengemukakan pendapat. Proses pembelajaran yang demikian berjalan kurang optimal karena siswa belum terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat dipahami bahwa masalah yang ada pada kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta adalah rendahnya aktivitas belajar siswa.


(21)

commit to user

Tindak lanjut dari hasil observasi awal di kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta, maka dilakukan observasi lanjutan dengan menggunakan indikator aktivitas belajar siswa. Hasil observasi lanjutan tersebut menunjukkan bahwa 65,79% siswa membaca buku yang relevan dengan materi, 71,05% siswa memperhatikan penjelasan guru, 52,63% siswa yang memperhatikan penjelasan teman saat diskusi dan presentasi, 39,47% siswa berani mengemukakan pendapat, 26,32% siswa berani bertanya, 52,63% siswa berdiskusi aktif dengan siswa lain dalam kelompok, 13,16% siswa memberi saran atas permasalahan yang ada, 21,05% siswa berani menanggapi pernyataan orang lain, 52,63% siswa mendengarkan orang lain (guru dan teman) saat berbicara, dan 18,42% siswa mencatat, 18,42% siswa membuat rangkuman materi pembelajaran, 63,16% siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan 63,16% mengingat materi yang telah diajarkan. Hasil observasi lanjutan menguatkan bahwa aktivitas belajar siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta rendah.

Penyebab rendahnya aktivitas belajar siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta adalah metode yang digunakan belum berpusat pada aktivitas siswa. Selain itu, penggunaan sumber belajar berupa buku teks belum membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran.

Salah satu cara untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah dengan penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian sebagai sumber belajar. Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan metode pembelajaran berkelompok di mana siswa bekerja dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 siswa heterogen untuk dapat memahami suatu konsep. Metode pembelajaran ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Pemahaman konsep dapat dicapai dengan cara diskusi dan saling bertukar pemikiran antar anggota kelompok. Pembelajaran kooperatif Jigsaw juga dapat menumbuhkan sikap kerjasama yang baik karena siswa dituntut untuk dapat berinteraksi dan berintegrasi secara aktif dengan teman-teman satu kelompoknya. Metode pembelajaran kooperatif Jigsaw melatih siswa untuk dapat mencari dan menggali informasi yang dibutuhkannya sendiri sehingga diharapkan nantinya siswa aktif belajar.


(22)

commit to user

Modul merupakan cara pengorganisasian materi pembelajaran yang memperhatikan urutan penyajian materi dan mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada siswa keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi pembelajaran. Modul dapat meningkatkan aktivitas belajar karena siswa dirangsang untuk mempelajari atau membaca modul sebelum pembelajaran di kelas. Modul hasil penelitian yang digunakan dalam pembelajaran biologi siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta membahas tentang pemanfaatan air lindi dari limbah organik rumah tangga dengan Boisca sebagai pupuk organik cair yang terdapat pada pokok bahasan Limbah. Kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran dengan modul hasil penelitian adalah menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah serta membuat produk daur ulang limbah.

Penggunaan modul hasil penelitian dapat mengoptimalkan pembelajaran kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan Limbah. Kolaborasi tersebut dapat merangsang siswa untuk lebih aktif belajar dalam pembelajaran biologi. Siswa dapat membaca dan mempelajari modul sebelum proses pembelajaran berlangsung sehingga saat diskusi dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw, siswa dapat bertukar pemikiran dan saling melengkapi informasi. Adanya modul lebih efektif meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu pembelajaran.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka judul penelitian ini:

“Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw disertai Modul Hasil Penelitian untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar pada Pokok Bahasan Limbah Siswa Kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada pokok bahasan limbah dapat meningkatkan aktivitas belajar pada pembelajaran biologi siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta?


(23)

commit to user C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diuraikan di atas maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta melalui penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada pokok bahasan limbah.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diupayakan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Biologi.

b. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih berpartisiasi dalam pembelajaran.

2. Bagi Guru

Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru untuk menerapkan alternatif metode pembelajaran dan sumber belajar lain yakni berupa modul hasil penelitian yang mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar.

3. Bagi Sekolah dan Instansi Pendidikan Lainnya

Meningkatkan kualitas proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran biologi melalui peningkatan aktivitas belajar siswa.


(24)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw disertai Modul Hasil Penelitian a. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

1) Pembelajaran Kooperatif

Tilaar (2006: 176) berpendapat bahwa cara belajar indoktriner dan menghafal pada saat ini tidak tepat lagi. Siswa harus belajar mandiri dalam artian dapat mencari sendiri informasi yang diperlukan dengan disertai tuntunan guru bila diperlukan. Belajar mandiri di sini tidak berarti bahwa siswa harus bekerja seorang diri tetapi bisa juga belajar dalam kelompok.

Sanjaya (2008: 309) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau kelompok kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen). Menurut Slavin (2009: 4) pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pembelajaran, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif menekankan pada kerjasama siswa dalam kelompok. Siswa diharapkan dapat saling membantu, saling berdiskusi dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka miliki dan dapat mengatasai kesenjangan dalam pemahaman diantara siswa. Hal tersebut sesuai dengan teori Vygotsky dalam Katminingsih (2009: 95) yang memandang bahwa pengetahuan dikonstruksi secara kolaboratif antar individual sehingga lebih menekankan pada penerapan teknik saling tukar gagasan antar individual.

Prinsip penting dari teori Vygotsky adalah Zone of Proximal Development (ZPD) dan Scaffolding. ZPD menurut Sukra Warpala (2003) mengandung suatu pengertian bahwa anak memiliki kemampuan memecahkan


(25)

commit to user

masalah secara berbantuan (oleh guru, orang dewasa, atau teman sebaya yang lebih berkompeten), tetapi masalah tersebut masih berada dalam jangkauan anak. Selanjutnya, scaffolding menurut Katminingsih (2009: 98) berarti memberi bantuan yang besar kepada seorang anak selama tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut secara bertahap lalu memberikan kesempatan pada anak tersebut untuk mengambil alih tanggung jawab setelah mampu mengerjakan sendiri. Scaffolding dalam pembelajaran berarti upaya guru untuk membimbing siswa dalam upayanya mencapai suatu keberhasilan.

Katminingsih (2009: 103) mengutarakan bahwa pandangan Vygotsky mendukung strategi pembelajaran menggunakan kelompok kerjasama, memberikan kesempatan terjadinya interaksi antar teman sebaya sehingga siswa berani mengajukan pertanyaan di luar wilayah kesenangan (zone of comfort). Hal ini dapat memaksimalkan siswa dalam belajar dan menjembatani ZPD mereka.

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Rohman (2009: 186) adalah adanya tujuan kelompok, akuntabilitas diri, kesempatan yang sama untuk berhasil, kompetisi antar kelompok, adanya spesialisasi tugas dan adaptasi kebutuhan individu. Lie (2008: 31) mengemukakan bahwa ada lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan agar dapat mencapai hasil yang maksimal, yaitu: a) saling ketergantungan positif; b) tanggung jawab perseorangan; c) tatap muka; d) komunikasi antar anggota; e) evaluasi proses kelompok.

Saling ketergantungan positif dalam pembelajaran kooperatif akan muncul karena pembelajaran dalam bentuk kelompok dan keberhasilan kelompok bergantung pada usaha yang dilakukan setiap anggotanya. Tanggung jawab perseorangan merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama, karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi untuk saling mengenal, menghargai perbedaan, menerima satu sama lain, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing. Komunikasi antar anggota menjadi penting karena keberhasilan suatu kelompok juga tergantung pada


(26)

commit to user

kesediaan para anggota untuk saling mendengarkan dan kemampuannya mengutarakan pendapat. Evaluasi proses kerja kelompok bertujuan agar kinerja kelompok ke depannya lebih efektif.

Metode pembelajaran kooperatif dapat digunakan secara efektif pada setiap tingkatan kelas dan untuk mengajarkan berbagai macam mata pelajaran (Slavin, 2009: 4). Lebih lanjut Slavin (2009: 5) mengutarakan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan rasa harga diri. Pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan kesadaran bahwa siswa perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah, mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka.

Proses pembelajaran kooperatif berlangsung dalam beberapa fase, yaitu: diawali dengan penyampaian tujuan dan memotivasi siswa, penyajian informasi, pengorganisasian siswa ke dalam bentuk kelompok belajar, pembimbingan kelompok, diakhiri dengan evaluasi dan ditutup dengan pemberian penghargaan (Rohman, 2009: 186-187). Lebih lanjut Nurhadi (2002) menyebutkan sintaks atau tingkah laku mengajar pembelajaran kooperatif seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif

Fase-fase Perilaku Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Fase 3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Fase 5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentag materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya


(27)

commit to user

Fase-fase Perilaku Guru

Fase 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

Menurut Slavin (2009: 11) metode yang termasuk dalam pembelajaran kooperatif adalah : metode Student Team Achievement Division (STAD), metode Jigsaw, metode Group Investigation (GI), metode struktual (Think-Pair-Share dan Numbered Head Together ). Menurut Lie (2008), ada 14 teknik dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: a) mencari pasangan; b) bertukar pasangan; c) berfikir-berpasangan-berempat; d) berkirim salam dan soal; e) kepala bernomor; f) kepala bernomor terstruktur; g) dua tinggal dua tamu; h) keliling kelompok; i) kancing gemrincing; j) keliling kelas; k) lingkaran kecil lingkaran besar; l) tari bamboo; m) Jigsaw; n) bercerita berpasangan.

2) Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

Jigsaw merupakan model pembelajaran kerja sama di mana siswa ditempatkan ke dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan enam orang untuk mengerjakan bahan akademis yang telah dipecah menjadi bagian-bagian untuk masing-masing anggota (Slavin, 2009: 27). Trianto (2007: 56) mengemukakan bahwa Jigsaw telah dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aroson dan teman-teman dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins.

Lie (2008: 69) menyatakan bahwa Jigsaw menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Jigsaw bisa pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa serta cocok untuk semua kelas atau tingkatan. Kam-wing (2004: 94) berpendapat bahwa terdapat empat hal yang membuat pembelajaran kooperatif Jigsaw berhasil, yaitu heterogenitas kelompok, tanggung jawab masing-masing anggota, penghargaan kelompok dan adanya kesempatan yang sama dalam meraih kesuksesan.

Kelebihan kooperatif Jigsaw sesuai dengan hasil penelitian Hanze dan Berger (2007: 38) dibanding dengan pembelajaran konvensional, yaitu siswa mempelajari pengetahuan yang lebih spesifik dengan adanya pembagian materi


(28)

commit to user

dan diskusi kelompok ahli. Siswa menjadi lebih aktif terlibat dalam pembelajaran dan dapat menarik perhatian siswa. Kelebihan lainnya, siswa menjadi lebih berkompeten, mandiri dan mempererat hubungan sosial antar siswa dalam kelas. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw juga terbuktidapat meningkatkan prestasi siswa.

a) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

Kam-wing (2004: 93) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif Jigsaw dilakukan dalam lima tahapan. Tahap pertama, membaca dilanjutkan dengan diskusi kelompok ahli. Tahap selanjutnya adalah laporan masing-masing anggota kelompok ahli terhadap kelompok asal kemudian dilakukan tes dan tahapan terkhir adalah pemberian penghargaan.

Beberapa tahapan pembelajaran kooperatif Jigsaw dalam Slavin (2009: 238-244) adalah sebagai berikut :

(1)Tahap Persiapan

Tahap persiapan dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw meliputi penentuan dan pembagian materi, pembagian siswa ke dalam kelompok asal, penentuan pembagian siswa ke dalam kelompok ahli dan penentuan skor awal.

Pembagian materi berupa topik-topik bahasan disesuaikan dengan bahan yang akan dipelajari. Pembagian siswa ke dalam kelompok secara acak sehingga didapat kelompok yang heterogen dalam jenis kelamin dan kemampuan akademis. Lie (2008: 41) mengelompokkan siswa berdasarkan heterogenitas kemampuan akademis di mana satu kelompok terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan akademis sedang, dan satu lainnya dengan kemampuan akademis kurang. Lebih lanjut Lie (2008: 42) menjelaskan cara pengelompokkan heterogenitas berdasarkan kemampuan akademis sebagai berikut: (a) mengurutkan siswa berdasarkan kemampuan akademis; (b) membentuk kelompok pertama dengan kriteria seperti di atas; dan (c) membentuk kelompok selanjutnya.

Pembagian siswa ke dalam kelompok ahli disesuaikan dengan materi yang didapat oleh masing-masing anggota kelompok asal. Masing-masing anggota kelompok asal dengan materi yang sama akan bergabung dalam


(29)

commit to user

kelompok ahli. Trianto (2007: 53) menyebutkan bahwa penentuan skor awal dapat menggunakan nilai ulangan sebelumnya.

(2)Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pembelajaran kooperatif Jigsaw terdiri dari beberapa kegiatan pengajaran yaitu: membaca, diskusi kelompok ahli, laporan kelompok, tes dan rekognisi kelompok.

Kegiatan membaca dilakukan oleh siswa yang telah memperoleh topik ahli untuk menemukan informasi yang terdapat dalam topiknya. Kegiatan diskusi kelompok ahli dilakukan oleh siswa dengan keahlian yang sama bertemu dan berdiskusi dalam kelompok ahli. Pada tahap ini seluruh siswa dengan topik ahli 1 berkumpul pada meja 1 dan seluruh siswa dengan topik ahli 2 berkumpul dengan meja 2 dan seterusnya untuk topik ahli yang lain. Pelaksanaan diskusi diperlukan satu pemimpin diskusi yang bertugas memoderatori diskusi, menunjuk anggota kelompok yang mengangkat tangan dan berusaha untuk memastikan tiap anggota ikut berpartisipasi. Alokasi waktu kegiatan sekitar 20 menit untuk dapat saling bertukar informasi dan tiap anggota kelompok harus mencatat poin yang didiskusikan. Saat siswa berdiskusi, guru meluangkan waktu dengan tiap kelompok secara bergantian.

Kegiatan laporan kelompok dilakukan setelah siswa kelompok ahli kembali ke kelompok asalnya dan bertugas mengajar teman-temannya. Masing-masing anggota diberi waktu untuk menelaah dan mempelajari materi yang telah didapat dalam diskusi kelompok ahli sebelum disampaikan pada teman-temannya. Selanjutnya masing-masing ahli diberi kesempatan menyampaikan informasi pada teman yang lain.

Kegiatan tes berupa kuis-kuis individual yang mencakup semua topik. Kegiatan terakhir berupa rekognisi kelompok. Kelompok yang memperoleh skor tertinggi akan mendapat penghargaan. Penghitungan skor berdasarkan kemajuan skor individual dan skor kelompok, penghitungan skor secara rinci dalam Slavin (2009: 159-160) adalah sebagai berikut:


(30)

commit to user

(a) Penghitungan poin kemajuan

Tujuan dari dibuatnya skor/ poin kemajuan adalah untuk memungkinkan semua siswa memberikan poin maksimal bagi kelompok, berapa pun tingkat kinerja sebelumnya. Siswa mengumpulkan poin untuk kelompok berdasarkan tingkat dimana skor kuis (persentase yang benar) melampaui skor awal.

Tabel 2. Poin Kemajuan

Skor Kuis/ tes Poin Kemajuan

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 10 – 1 poin di bawah skor awal

Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal Lebih dari 10 poin di atas skor awal

Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal)

5 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 Poin (b) Penghitungan skor kelompok

Penghitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menghitung poin kemajuan dari masing-masing anggota kelompok lalu dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah anggota kelompok.

(c) Merekognisi prestasi kelompok

Tiga macam penghargaan untuk kelompok yang baik diberikan berdasarkan pada rata-rata skor kelompok. Ketiga macam penghargaan tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3.

Tabel 3. Penghargaan Kelompok

Sepuluh langkah praktis penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw menurut Aronson (2005) yaitu: 1) membentuk kelompok Jigsaw beranggotakan 5-6 siswa. Kelompok heterogen berdasarkan jenis kelamin, etnik, ras, dan kemampuan; 2) menunjuk satu siswa sebagai pemimpin di setiap kelompok; 3) membagi materi ajar menjadi 5-6 bagian; 4) memberi potongan materi berbeda

Kriteria (rata-rata skor kelompok) Penghargaan 15

16 17

KELOMPOK BAIK

KELOMPOK SANGAT BAIK KELOMPOK SUPER


(31)

commit to user

pada masing-masing anggota dan memastikan siswa fokus pada materinya sendiri; 5) memberi waktu pada siswa untuk membaca materi minimal 2 kali dan tidak perlu dihafalkan; 6) membentuk kelompok ahli dengan cara mengumpulkan anggota kelompok Jigsa w dengan potongan materi yang sama kemudian memberi waktu pada kelompok ahli untuk berdiskusi dan mempersiapkan materi yang akan disampaikan pada kelompok Jigsaw; 7) menginstruksikan siswa untuk kembali lagi ke kelompok Jigsaw; 8) masing-masing anggota memaparkan materi bagiannya pada kelompok Jigsaw; 9) guru berkeliling untuk memantau jalannya diskusi dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan; 10) memberikan tes di akhir pembelajaran.

Keseluruhan Penjelasan Kelompok Kelompok Belajar

Kelompok Belajar Bersama

1 1 1 1 2 2 2 2

3 3 3 3

Gambar 1. Skema Pelaksanan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Silberman (2004: 194)

b. Modul Hasil Penelitian 1) Pengertian Modul

Modul menurut Mulyasa (2005: 148) adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh siswa, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Menurut Winkel (2007: 472), modul merupakan satuan program belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri


(32)

commit to user

secara perorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri ( self-instructional).

Nasution (1988: 205) merumuskan pengertian modul sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Pengertian modul menurut Majid (2006: 176) adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru.

Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan bahwa modul adalah salah satu sumber belajar yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah sehingga mudah dipahami siswa dan melatih siswa untuk dapat belajar mandiri.

2) Pembelajaran dengan Modul

Menurut Suwarno (2006: 90-92), pembelajaran dengan sistem modul memiliki karakteristik sebagai berikut :

a) Setiap modul harus memberikan informasi dan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang apa saja yang harus dilakukan oleh siswa, bagaimana melakukan dan sumber belajar apa yang harus digunakan.

b) Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik siswa. Dalam setiap modul harus : (1) memungkinkan siswa mengalami kemajuan belajar sesuai dengan kemampuannya; (2) memungkinkan siswa mengukur kemajuan belajar yang telah diperoleh; dan (3) memfokuskan siswa pada tujuan pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur.

c) Pengalaman belajar pada modul disediakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta memungkinkan siswa untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak sekedar membaca dan mendengar tapi lebih dari itu, modul memberikan kesempatan untuk bermain peran (role playing), simulasi dan berdiskusi.

d) Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga siswa dapat mengetahui kapan dia memulai dan mengakhiri suatu modul, serta tidak menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan atau dipelajari.


(33)

commit to user

e) Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar siswa, terutama untuk memberikan umpan balik bagi siswa dalam mencapai ketuntasan belajar .

Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan bahwa pembelajaran dengan modul merupakan pembelajaran yang bersifat informatif, individual dan mandiri menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan tugas guru dalam pembelajaran ini adalah mengorganisasi dan mengatur proses pembelajaran sehingga tercipta situasi pembelajaran yang kondusif serta membantu siswa yang mengalami kesulitan saat memahami isi modul atau melaksanakan tugas (Mulyasa, 2005: 151). Dengan demikian penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian diharapkan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran modul menurut Santyasa (2009: 9) adalah sebagai berikut:

a) Modul dibagikan kepada siswa paling lambat seminggu sebelum pembelajaran. b) Penerapan modul dalam pembelajaran menggunakan metode diskusi model

pembelajaran kooperatif konstruktivistik.

c) Pada setiap akhir unit pembelajaran dilakukan tes penggalan, tes sumatif dan tugas-tugas latihan yang terstruktur .

d) Hasil tes dan tugas yang dikerjakan siswa dikoreksi dan dikembalikan dengan feedback yang terstruktur paling lambat sebelum pembelajaran unit materi ajar berikutnya.

e) Memberi kesempatan kepada siswa yang belum berhasil menguasai materi ajar berdasarkan hasil analisis tes penggalan dan sumatif, diperkelompokbangkan sebagi hasil diagnosis untuk menyelenggarakan program remidial pada siswa di luar jam pembelajaran.

3) Komponen Modul

Komponen-komponen yang terdapat di dalam modul seperti yang diungkapkan oleh Mulyasa (2005: 149-150) terdiri atas:

a) Lembar kegiatan siswa b) Lembar kerja


(34)

commit to user

c) Kunci lembar kerja d) Lembar soal

e) Lembar jawaban; dan f) Kunci jawaban

Berbagai komponen tersebut selanjutnya dikemas dalam format modul sebagai berikut.

a) Pendahuluan; yang berisi deskripsi umum, seperti materi yang disajikan, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dicapai setelah belajar, termasuk kemampuan awal yang harus dimiliki untuk mempelajari modul tersebut.

b) Tujuan Pembelajaran; berisi tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai siswa setelah mempelajari modul. Dalam bagian ini dimuat pula tujuan terminal dan tujuan akhir, serta kondisi untuk mencapai tujuan.

c) Tes Awal; yang digunakan untuk menetapkan posisi siswa dan mengetahui kemampuan awalnya, untuk menentukan dari mana ia harus memulai belajar, dan apakah perlu untuk mempelajari atau tidak modul tersebut.

d) Pengalaman Belajar; yang berisi rincian materi untuk setiap tujuan pembelajaran khusus, diikuti dengan penilaian formatif sebagai balikan bagi siswa tentang tujuan belajar yang dicapainya.

e) Sumber Belajar; berisi tentang sumber-sumber belajar yang dapat ditelusuri dan digunakan oleh siswa.

f) Tes Akhir; instrumen yang digunakan dalam tes akhir sama dengan yang digunakan dalam tes awal, hanya lebih difokuskan pada tujuan terminal setiap modul.

Penyusunan modul dengan memperhatikan komponen-komponen yang telah diuraikan di atas dilakukan agar diperoleh modul yang lengkap dan terstruktur sehingga mempermudah siswa dalam mempelajari materi.

4) Penyusunan Modul Hasil Penelitian

Modul yang digunakan dalam penelitian merupakan modul yang disusun berdasarkan hasil penelitian pemanfaatan air lindi dengan Boisca sebagai pupuk organik cair. Modul hasil penelitian digunakan sebagai bahan ajar untuk


(35)

commit to user

menunjang pembelajaran pada pokok bahasan Limbah dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw.

Raharjo (2009) mendefinisikan air lindi sebagai cairan hasil peruraian sampah organik menjadi senyawa organik sederhana dengan kandungan BOD berkisar 1500 mg/l, jauh di atas baku mutu yang disyaratkan. Lebih lanjut dijelaskan Slamet, bahwa meresapnya air lindi ini ke dalam tanah akan mencemari tanah dan air tanah, dan efek negatif yang paling dikhawatirkan adalah tercemarnya sumur-sumur air minum penduduk. Hadisuwito (2007: 17) mengemukakan bahwa pada dasarnya limbah cair dari bahan organik bisa dimanfaatkan menjadi pupuk sebab limbah cair banyak mengandung unsur hara (NPK) dan bahan organik lainnya.

Kandungan unsur dalam air lindi sesuai dengan penelitian Astuti (2008: 32) terhadap air lindi dari TPA Putri Cempo Mojosongo Surakarta antara lain Phospat (PO4) 0,95 mg/l, Nitrat (NO3) 900 mg/l, Boron 1,97 mg/l, Ammonia (NH4) 168 mg/l, Tembaga (Cu) 1,96 mg/l, Mangan (Mn) 3,10 mg/l, Seng (Zn) 0,23 mg/l, Klorida (Cl) 837 mg/l, Nitrit (NO2) 27 mg/l, Sisa klor (Cl2) 1,41 mg/l, dan Sulfida (H2S) 0,096 mg/l. Penelitian lain oleh Arbain, Mardana dan Sudana (2008: 63) menyatakan bahwa kandungan air lindi di TPA Suwung di desa Pedungan Denpasar antara lain phospat 88,37mg/l, nitrat 75,10 mg/l, nitrit 1,58 mg/l, NH3 629,03 mg/l, besi 16,20 mg/l, klorida 2556 mg/l, sulfat 439,19 mg/l.

Kandungan unsur air lindi berbeda-beda jenis dan besar nilainya sesuai dengan jenis limbahnya. Unsur-unsur kimia yang terkandung dalam air lindi merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Pemanfaatan air lindi sebagai pupuk organik dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan, pupuk dari air lindi ini dapat difungsikan sebagai pengganti pupuk kimia yang selama ini digunakan oleh masyarakat. Keunggulan utama dari pupuk organik dari air lindi ini adalah terdiri dari bahan-bahan organik yang aman terhadap lingkungan.

Salah satu metode yang memanfaatkan air lindi hasil pembusukan sampah organik menjadi pupuk organik cair adalah dengan metode komposter


(36)

commit to user

yang dikembangkan oleh Sukamto Hadisuwito. Metode ini praktis, sederhana dan dapat dilakukan di rumah sendiri. Peralatan yang digunakan antara lain tong komposter, sprayer, alat-alat untuk memotong sampah seperti pisau dan talenan serta bioaktivator Boisca. Cara pembuatan pupuk organik cair dari air lindi (POC Lindi) dengan menggunakan bioaktivator Boisca sangatlah mudah yaitu dengan menambahkan 1 tutup botol cairan Boisca ke dalam botol air lindi yang merupakan hasil dekomposisi sampah organik kemudian didiamkan selama semalam. Penggunaan POC Lindi pada tanaman adalah dengan mencampur 1 liter POC Lindi dengan 5 liter air.

Boisca menurut Hadisuwito (2007: 39) merupakan bioaktivator khusus untuk pembuatan pupuk cair dari limbah organik rumah tangga. Lebih lanjut Hadisuwito memaparkan bahwa Boisca adalah kultur bakteri yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan mikroorganisme di dalam lingkungan hidup. Boisca dapat menekan mikroorganisme yang merugikan secara opkelompokal. Bakteri indegenious mampu mengurai bahan organik dalam waktu singkat menjadi senyawa sederhana yang dibutuhkan tanaman. Kekuatan dekomposisinya dapat mengubah limbah padat/cair menjadi bahan yang bermanfaat bagi lingkungan. Bioaktivator ini berfungsi untuk membantu mempercepat proses pengomposan.

Penelitian Rilawati (2009: 41) menyatakan bahwa Boisca mengandung bakteri pelarut phospat, bakteri penambat N, alkohol dan gula dengan kadar 8,81%. Lebih lanjut Rilawati (2009: 41-42) menyatakan bahwa adanya bakteri pelarut phospat dalam Boisca dapat menambah kandungan unsur hara P dalam air lindi melalui proses mineralisasi, sedangkan bakteri penambat N dalam Boisca menambah kandungan unsur hara N sementara adanya kandungan alkohol dan gula dalam Boisca berfungsi sebagai media hidup bagi bakteri sehingga bakteri tersebut dapat hidup dan berkembang biak.

Berdasarkan uraian di atas, fokus penelitan pemanfaatan air lindi dengan Boisca sebagai pupuk orgaik cair untuk mengetahui besar kadar penambahan Boisca pada pembuatan POC Lindi agar dapat menghasilkan pupuk dengan kandungan unsur N, P, dan K yang maksimal. Selanjutnya, pupuk dengan kandungan hara terbesar diujicobakan pada tanaman bayam untuk mengetahui


(37)

commit to user

pengaruh penggunaan POC Lindi terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman bayam berupa pertumbuhan tinggi batang, jumlah daun, dan berat segar saat panen.

Penelitian pemanfaatan air lindi dengan Boisca sebagai pupuk orgaik cair dilaksanakan pada bulan Februari - April 2010. Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap meliputi pembuatan air lindi dengan metode pengomposan aerob, pembuatan pupuk organik cair dari air lindi (POC Lindi) dengan metode fermentasi, uji kadar Nitrogen (N), Phospor (P), dan Kalium (K) pada POC Lindi dan ujicoba POC Lindi dengan kadar N, P, dan K terbesar pada tanaman bayam.

Pelaksanaan penelitian mulai dari pembuatan air lindi hingga pembuatan POC Lindi dan ujicoba POC Lindi pada tanaman bayam dilakukan di desa Kedunggudel kecamatan Sukoharjo. Sedangkan, pelaksanaan uji kadar N, P, dan K pada POC Lindi dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNS.

Hasil uji kadar N, P, dan K pada POC Lindi menyatakan bahwa POC Lindi yang terbuat dari air lindi ditambahkan 2% bioaktivator Boisca mempunyai kandungan unsur N, P, dan K terbesar. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Rilawati (2009) bahwa Boisca mengandung bakteri pelarut phospat dan bakteri penambat nitrogen sehingga semakin besar konsentrasi penambahan Boisca maka pupuk yang dihasilkan semakin kaya akan unsur N, P dan K. Mikroorganisme yang ada pada biaktivator Boisca membantu memecah unsur-unsur hasil dekomposisi sampah sehingga memperkaya kandungan nutrisi yang dibutuhkan tanaman.

POC Lindi dengan kadar unsur N, P, dan K terbesar selanjutnya diujicobakan pada tanaman bayam untuk mengetahui pengaruhnya pada pertumbuhan bayam khususnya tinggi batang, jumlah daun dan berat basah saat panen. Sebagai data pembanding digunakan juga pupuk NPK kimia dan kontrol/ tanpa pupuk.

Hasil pengamatan pertumbuhan tinggi batang tanaman bayam, jumlah daun dan berat basah saat panen kemudian dianalisis menggunakan analisis varians. Hasil analisis varians terhadap pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun tanaman bayam tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara


(38)

commit to user

perlakuan tanpa pemupukan, dipupuk POC Lindi dan dipupuk NPK kimia. Hal ini dapat dikarenakan oleh seragamnya media tanam yang digunakan. Media tanam sebelumnya telah dicampur dengan kompos, dengan demikian sudah terdapat nutrisi yang mencukupi untuk perkembangan vegetatif tanaman.

Hasil analisis varians terhadap berat basah saat panen menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara perlakuan tanaman bayam tanpa pemupukan, dipupuk POC Lindi dan dipupuk NPK kimia. Setelah itu dilanjutkan dengan uji lanjut anava (Uji Scheffe) untuk mengetahui rerata pasangan yang mempunyai perbedaan signifikan. Hasil dari Uji Scheffe menunjukkan bahwa pemupukan dengan POC lindi berbeda nyata dengan kontrol (tanpa pemupukan), pemupukan NPK kimia tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap kontrol dan pemupukan POC lindi tidak berbeda nyata dengan NPK kimia.

Uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan pupuk organik akan memberikan hasil yang tidak jauh berbeda dengan penggunan pupuk kimia. Hadisuwito (2007: 23-28) menyebutkan keunggulan pupuk organik yaitu: 1) menyehatkan lingkungan karena pupuk organik merupakan hasil daur ulang dari sampah organik; 2) revitalisasi produktivitas tanah yakni dapat membantu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan permeabilitas tanah, meningatkan jumlah serta aktivitas mikroorganisme tanah dan mengurangi ketergantungan lahan pada pupuk anorganik; 3) menekan biaya usaha tani karena harga pupuk organik lebih murah dari pada pupuk anorganik; 4) meningkatakan kualitas produk karena pada dasarnya tanaman yang diberi bubuk organik lebih berkualitas.

Penyusunan modul hasil penelitian berdasarkan tujuan pembelajaran materi pokok bahasan Limbah diperkaya dengan hasil penelitian pemanfaatan air lindi dengan Boisca sebagai pupuk organik cair. Modul hasil penelitian dibagi menjadi dua bagian untuk pelaksanaan dua kali pertemuan pembelajaran. Materi modul pertama berisikan pengertian limbah, jenis-jenis limbah, parameter kualitas limbah dan pengelolaan limbah. Modul bagian ke dua berisi materi tentang penanganan limbah beserta contoh penanganan limbah dalam kehidupan nyata


(39)

commit to user

seperti pemanfaatan air lindi menjadi pupuk organik cair. Selain itu, materi modul ke dua juga berisikan pembuatan produk hasil pemanfaatan limbah yang dikreasikan sendiri oleh siswa. Masing-masing modul dibagi menjadi 6 bagian topik bahasan. Pembagian modul dilakukan untuk dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran kooperatif Jigsaw. Modul hasil penelitian secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.

2. Aktivitas Belajar

Definisi aktivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 23) adalah kegiatan atau keaktifan atau kesibukan. Belajar tanpa aktivitas merupakan sesuatu yang mustahil. Seperti yang diungkapkan Sardiman (2007: 95) bahwa pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam proses pembelajaran. Lebih lanjut dijelaskan oleh Yamin (2007: 75) bahwa proses pembelajaran dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Frobel dalam Sardiman (2007: 96) mengungkapkan prinsip utama belajar adalah siswa itu harus bekerja sendiri. Lebih lanjut Rosseau menjelaskan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan, pengalaman dan penyelidikan sendiri dengan cara bekerja sendiri.

c. Prinsip Aktivitas Belajar

Prinsip aktivitas belajar menurut pandangan ilmu jiwa lama bahwa aktivitas belajar didominasi oleh guru, sedang siswa bersifat pasif dan menerima begitu saja. Aktivitas siswa terbatas pada mendengarkan, mencatat, menjawab pertanyaan bila guru memberikan pertanyaan dan bekerja hanya karena diperintahkan oleh guru. Pandangan tersebut kini telah berubah, menurut pandangan ilmu jiwa modern siswa dianggap sebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang dan tugas guru adalah membimbing dan menyediakan kondisi yang optimum untuk perkembangan bakat dan potensi siswa. Ini berarti bahwa siswa harus beraktivitas, berbuat dan harus aktif sendiri (Sardiman, 2007: 97-99).


(40)

commit to user

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Slameto (1991: 87) mengugkapkan bahwa dengan adanya aktivitas siswa sendiri, pelajaran menjadi berkesan dan dipikirkan, kemudian diolah dan selanjutnya dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Hal ini juga dapat mengakibatkan siswa menjadi bertanya, mengajukan pendapat dan menimbulkan diskusi dengan guru.

Aktivitas belajar dikatakan optimal jika terdapat aktivitas fisik dan aktivitas mental yang saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan asas aktivitas yang termasuk dalam 10 prinsip mengajar di mana guru hendaknya berusaha membangkitkan aktivitas, baik fisik maupun mental siswa setiap proses pembelajaran (Tim Didaktik Metodik, 1993: 25).

Manfaat penggunaan asas aktivitas dalam proses pembelajaran menurut Hamalik (2001: 175-176), yaitu: 1) siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri; 2) berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara intergral; 3) memupuk kerja sama yang harmonis antar siswa; 4) siswa bekerja sesuai minat dan kemampuanya sendiri; 5) memupuk disiplin kelas dan suasana belajar menjadi demokratis; 6) mempererat hubungan sekolah dan masyarakat dan hubungan antara orang tua siswa dan guru; 7) mengembangkan pemahaman siswa dan berpikir kritis; 8) proses pembelajaran menjadi hidup.

d. Jenis-jenis Aktivitas Belajar

Jenis-jenis aktivitas belajar menurut Paul D. Dierich dalam Yamin (2007: 84-86) digolongkan menjadi 8 kelompok, yaitu:

1) Kegiatan-kegiatan visual (visual activities), meliputi membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral activities), meliputi mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities), meliputi mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.


(41)

commit to user

4) Kegiatan-kegiatan menulis (writing activities), meliputi menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

5) Kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities), meliputi menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola.

6) Kegiatan-kegiatan metrik (motor activities), meliputi melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari dan berkebun.

7) Kegiatan-kegiatan mental (mental activities), meliputi merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8) Kegiatan-kegiatan emosional (emotional activities), meliputi minat, membedakan, berani, tenang, gembira, dan bersemangat.

Penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian menggabungkan beberapa kegiatan yakni visual activities, oral activities, listening activities, writing activities dan mental activities.

B. Kerangka Berpikir

Permasalahan dalam pembelajaran biologi di kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta adalah kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa tersebut berupa aktivitas belajar siswa saat mengikuti pembelajaran biologi. Penyebab masalah kurangnya aktivitas belajar siswa saat pembelajaran berlangsung adalah karena metode dan sumber belajar yang digunakan belum membuat siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Alternatif pemecahan permasalahan tersebut adalah dengan penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian sebagai sumber belajar. Metode pembelajaran kooperatif Jigsaw menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw ini merangsang siswa untuk belajar secara aktif.

Penggunaan modul hasil penelitian dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw memungkinkan meningkatkan aktivitas belajar siswa karena dirangsang untuk mempelajari atau membaca modul sebelum pembelajaran di kelas kemudian mendiskusikan materi dengan teman di bawah bimbingan guru. Melalui modul pembelajaran siswa dapat berperan secara aktif dalam pembelajaran. Modul hasil


(42)

commit to user

penelitian ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang disesuaikan dengan materi pokok limbah.

Penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi pada pokok bahasan Limbah kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta.

Alur kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan penelitian secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 2.


(43)

commit to user

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw disertai Modul Hasil Penelitian

HASIL OBSERVASI :

- Kurangnya aktivitas belajar siswa - Kurangnya keterlibatan siswa

secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

- Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi biologi.

PENYEBAB :

- Metode pembelajaran yang digunakan belum membuat siswa aktif belajar.

- Penggunaan sumber belajar berupa buku teks belum dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN:

Aktivitas belajar siswa kurang.

Jigsaw : menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara sehingga memungkinkan siswa aktif belajar.

Modul : merangsang siswa untuk membaca materi terlebih dahulu sehingga siswa dapat lebih memahami materi.

TARGET :

Aktivitas belajar siswa meningkat

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH :

Pembelajaran kooperatif

Jigsaw. +

Modul hasil penelitian

“Pemanfaatan Air Lindi

dengan Boiscasebagai Pupuk

Organik Cair” sebagai sumber belajar.


(44)

commit to user BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian. Modul sebagai bahan pembelajaran disusun dari hasil penelitian pemanfaatan air lindi dengan Boisca sebagai pupuk organik cair sebagai pengembangan bahan ajar pada pokok bahasan Limbah.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian dilakasanakan di kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian dilakukan secara bertahap meliputi tahap persiapan, penelitian, dan penyelesaian dengan perincian masing-masing tahap sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2010. Pelaksanaan tahap ini meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan tindakan, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal, penyusunan instrumen penelitian berupa Silabus, RPP, angket, lembar observasi, dan pedoman wawancara, seminar proposal, dan pengajuan perijinan penelitian.

b. Tahap Penelitian

Tahap penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2011. Kegiatan pada tahap penelitian adalah pengumpulan data kegiatan yang berlangsung di lapangan yaitu penerapan pembelajaran koopertif Jigsaw disertai modul hasil penelitian, dan selanjutnya analisa data hasil penelitian.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian dilaksanakan pada bulan Maret – April 2011. Tahap ini meliputi kegiatan pembuatan laporan hasil penelitian penerapan pembelajaran koopertif Jigsaw disertai modul hasil penelitian.


(45)

commit to user B. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di dalam kelas serta meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Permasalahan tersebut ditangani dengan tindakan berupa penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian dengan pokok bahasan limbah.

Penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).

Tahap perencanaan (planning) meliputi persiapan segala keperluan pelaksanaan, mulai dari materi ajar, pembuatan bahan ajar berupa modul hasil penelitian, rencana pelaksanaan pembelajaran termasuk di dalamnya metode mengajar, perangkat pembelajaran, media dan teknik atau instrumen observasi.

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari semua perencanaan yang telah dipersiapkan serta melalui kolaborasi dengan guru biologi yang bersangkutan. Pelaksana dari tindakan adalah guru dan pengamat jalannya tindakan dalam proses pembelajaran yaitu peneliti.

Tahap pengamatan dilakukan ketika pelaksanaan tindakan berlangsung di dalam kelas berupa pengambilan dan pengumpulan data tentang pelaksanaan tindakan serta dampaknya terhadap proses pembelajaran. Permasalahan yang mendapat perhatian khusus untuk diamati adalah aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi pada pokok bahasan limbah.

Tahap refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan dan memproses data yang diperoleh melalui pengamatan. Refleksi bertujuan untuk menganalisis proses, hambatan, kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang dilaksanakan sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan untuk langkah selanjutnya.

Strategi yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif. Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di lapangan. Kenyataan yang dimaksud adalah proses pembelajaran biologi sebelum


(46)

commit to user

dan sesudah diberi tindakan berupa penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian.

C. Data dan Sumber Data

1. Data Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang aktivitas belajar siswa dari data hasil observasi, data hasil wawancara, dan angket aktivitas belajar siswa.

2. Sumber Data

Data dalam penelitian penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi : a. Informasi dari guru dan siswa.

b. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran yang berupa catatan observasi.

c. Dokumen antara lain berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan buku referensi mengajar berupa modul hasil penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul penelitian melalui observasi, angket dan wawancara yang secara lengkap diuraikan sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dilaksanakan ketika proses pembelajaran biologi pada pokok bahasan limbah yang berlangsung di kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta. Observasi dilakukan terhadap siswa beserta proses pembelajaran yang menyertainya. Kegiatan observasi dilakukan dalam rangka mengevaluasi peningkatan aktivitas belajar siswa dengan dilakukannya tindakan pada setiap siklus.

Observasi yang dilakukan diarahkan pada siswa yaitu difokuskan pada aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran, meliputi visual activities,


(47)

commit to user

oral activities, listening activities, writing activities dan mental activities sesuai dengan ketentuan lembar observasi.

2. Angket

Angket aktivitas belajar siswa disusun dan diberikan kepada siswa untuk mengetahui berbagai aspek aktivitas belajar siswa yang terkait dengan proses pembelajaran. Sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan terhadap aspek-aspek tersebut dalam proses pembelajaran biologi pada pokok bahasan Limbah.

Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus memberikan alternatif jawaban. Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Responden atau siswa hanya dibenarkan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan untuk menjawab pertanyaan. Kriteria penilaian item soal angket menggunakan skala Likert dalam Sudjana (1995:84) seperti yang tercantum pada Tabel 4.

Tabel 4 . Kriteria Penilaian Angket

Skor untuk aspek yang dinilai

Skor

(+) (-)

(SS) Sangat setuju (S) Setuju

(TB) Tidak berpendapat (TS) Tidak setuju

(STS) Sangat tidak setuju

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

3. Wawancara

Wawancara dilakukan di setiap siklus setelah proses pembelajaran berlangsung. Narasumber dalam wawancara adalah guru dan siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta. Wawancara dengan narasumber siswa dilakukan dengan mewawancarai beberapa siswa yang dianggap mewakili siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta. Materi wawancara yang diberikan berkaitan dengan aspek-aspek aktivitas belajar siswa.

E. Validitas Data

Penelitian Tindakan Kelas menggunakan teknik triangulasi untuk menjaga validitas data. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode. Sutopo (2002: 80) menjelaskan bahwa triangulasi metode


(1)

commit to user

melakukan aktivitas di atas tingkat perkembangan yang dimilikinya. Kegiatan interaksi sosial siswa baik dengan guru maupun dengan temannya pada pembelajaran kooperatif Jigsaw terjadi saat kegiatan diskusi. Pembelajaran kooperatif Jigsaw memberi kesempatan masing-masing siswa untuk dapat menjadi seorang ahli dan lebih mumpuni dengan adanya pembagian topik ahli dan diskusi kelompok ahli, sehingga siswa menjadi saling menghargai dan merasa saling membutuhkan. Menurut Sukra Warpala (2003), hal tersebut akan berpengaruh positif terhadap motivasi, presetasi akademik, penghargaan diri, perbaikan sikap, dan terutama siswa menjadi terdorong untuk belajar dan berpikir, sehingga pada akhirnya siswa menjadi aktif belajar saat pembelajaran berlangsung.

Penggunaan modul pembelajaran berdasarkan hasil penelitian Sunyoto (2006: 37) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Selanjutnya, Sunyoto mengungkapkan bahwa adanya peningkatan prestasi belajar dalam pembelajaran menggunakan modul merupakan akibat dari keterlibatan siswa secara aktif dalam berpikir dan berupaya mencari jawaban yang sesuai untuk setiap permasalahan yang ada. Adanya keaktifan siswa saat pembelajaran tersebut, menyebabkan tumbuhnya motivasi belajar yang tinggi sehingga akhirnya akan berpengaruh pada prsetasi belajar. Penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan penggunaan modul pembelajaran siswa menjadi lebih aktif terutama dalam rangka mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.

Berdasarkan uraian di atas dapat memperkuat hasil penelitian bahwa penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta.


(2)

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw disertai modul hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta.

B.IMPLIKASI

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini secara toeritis dapat digunakan sebagai :

a. Sumbangan pemikiran kepada guru dalam upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran, khususnya aktivitas belajar siswa.

b. Sumber acuan bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sejenis. 2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada proses pembelajaran biologi pada pokok bahasan Limbah dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya meningkatkan aktivitas belajar siswa.

C.SARAN

1. Bagi Guru

a. Guru hendaknya memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif Jigsaw sebelum pembelajaran tersebut diterapkan sehingga proses pembelajaran dapat berjalan optimal.

b. Guru hendaknya bisa mengkoordinir kelas dan menciptakan suasana belajar yang optimal.

c. Guru hendaknya memberikan informasi tambahan selain dari buku paket untuk dapat menambah wawasan siswa.


(3)

commit to user

2. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya lebih aktif membaca untuk menambah pengetahuan.

b. Siswa hendaknya dapat memanfaatkan kesempatan untuk saling bertukar pemikiran dengan temannya dalam diskusi kelompok.

c. Siswa hendaknya memperhatikan dan mendengarkan penjelasan temannya untuk mendapatkan materi secara utuh.

d. Siswa hendaknya lebih aktif mencatat informasi yang dibutuhkan agar dapat di buka kembali saat lupa.

3. Bagi Peneliti

a. Peneliti hendaknya lebih cermat dalam menentukan pembagian alokasi waktu agar proses pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat berjalan optimal.

b. Peneliti hendaknya menyesuaikan penjelasan yang terdapat dalam modul pembelajaran dengan kondisi siswa sehingga materi lebih mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa.

Semoga hasil penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan penelitian yang lebih mendalam serta dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi guru.


(4)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2006. Perencanaan P embelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung : PT Remja Rosdakarya.

Aceng Haetami dan Supriadi. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelaruta n. Kendari : P.MIPA FKIP Universitas Haluoleo.

Anita Lie. 2008. Cooperetive Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : PT Gramedia.

Arbain, NK. Mardana & IB. Sudana. 2008. ”Pengaruh Air Lindi Tempat

Pembuangan Akhir Sampah Suwung terhadap Kualitas Air Tanah

Dangkal di Kelurahan Pedungan Kota Denpasar. Ecotrophic. 3 (2),

55-60.

Arif Rohman. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : Laksbang Mediatama.

Aronson, Elliot. 2005. Jigsaw Classroom. Online. http://www.jigsaw.org, diakses tanggal 7 April 2010.

Bachtiar S. Bachri. 2010. ” Meyakinkan Validitas Data melalui Triangulasi pada

Penelitian Kualitatif ”. Jurnal Teknologi Pendidikan. 10 (1), 46-62.

Dwi Astuti. 2008. ”Analisis Kualitas Air Lindi di Tempat Pembuangan Akhir

Sampah Putri Cempo Mojosongo Surakarta. Jurnal kesehatan. 1,

29-37.

Dyah Rilawati. 2009. Kajian Penggunaan BOISCA untuk Pemanfaatan Air Lindi (Leachate) menjadi Pupuk Cair. Tesis. Surakarta : Program Studi Ilmu Lingkungan Pasca Sarjana UNS.

E. Mulyasa. 2005. Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

. 2006. Kurikulum Berbasis Kompentensi, Konsep, Karakteristik, Implementasi dan Inovasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

H. A. R. Tilaar. 2006. Manajemen Pendidikan Nasional, Kajian Pendidikan Masa Depan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Hanze, Martin dan Roland Berger. 2007. ”Cooperative learning, motivational

effects, and student characteristics: An experimental study comparing cooperative learning and direct instruction in 12th grade physics

classes”. Elsevier learning and Instruction. 17, 29-41.

Hellyana Kartika Fatma. 2009. P enerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa kelas XI pada Mata Diklat Ekonomi di SMA Batik 1


(5)

commit to user

Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

H. B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press. H. M. Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor :

Penerbit Ghalia Indonesia.

I Wayan Santyasa. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori

Pengembangan Modul. Makalah Disajikan dalam Pelatihan Bagi Para

Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Tanggal 12-14 Januari 2009, Di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung. Bali : Universitas Pendidikan Ganesha.

I Wayan Sukra Warpala. 2003. ”Implementasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam Pengajaran IPA di Sekolah Dasar dengan

Menggunakan LKS Berbasis Masalah”. Jurnal Pendidikan dan

Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. 3.

Jaka Santosa. 2009. ”Optimalisasi Penggunaan Modul untuk Meningkatkan Penguasaan materi Integral Bagi Siswa Kelas XII IPA-3 SMA Negeri 1

Surakarta pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2007/2008”. ISSN:

1979-6161. 2 (1), 13-19.

Kam-wing, Chan. 2004. “Using Jigsaw in Teacher Education Programmes”.

Hong Kong Teacher’s Center Journal. 3, 91-97.

Luthfi Hafshah Humaidah. 2009. Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran melalui Optimalisasi Penggunaan Modul Hasil Penelitian pada Pokok Bahasan Pelsetarian Lingkungan pada Siswa Kelas X.6 SMA Batik 1 Surakarta. Skripsi. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Macarandang, Marcedes A. 2009. ”Evaluation of Proposed Set of Modules in

Principles and Methods of Teaching”. E-International Scientific

Research Journal. 1(1), 1-24.

Martinis Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press. Miles, Mattew B. dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Jakarta : UI Press.

Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya.

Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (CTL). Jakarta : Depdiknas.

Oemar Hamalik. 2003. P roses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara. S. Nasution. 1988. Berbagai Pendekatan dalam P roses Belajar Mengajar. Jakarta

: PT Bina Aksara

Sardiman A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.


(6)

commit to user

Silberman, Melvin. L. 2004. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung : Penerbit Nusa Media.

Slameto.1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta : Bumi Aksara.

Slamet Raharjo. 2009. ”Perbaikan Pengelolaan Sampah di Indonesia. Inovasi

Online. 14 (21).

Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Penerbit Nusa Media.

. 2009. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta : PT Indeks.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Sukamto Hadisuwito. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Jakarta : Agro Media Pustaka.

Sunyoto. 2006. ”Efektivitas Penggunaan Modul Pembelajaran Interaktif untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMK Bidang Keahlian Teknik

Mesin . Jurnal PTM. 6 (1), 33-39.

Tim Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya. 1993. Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM. Jakarta : Raja Granfindo Persada.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Tjok Rai Partadjaja dan Made Sulastri. 2007. ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Penalaran Mahasiswa pada Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar”. Jurnal Pendidikan dan Pengembangan Pendidikan. 1(1), 65-77.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.

Wiji Suwarno. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : Ar Ruzz Media. Wina Sanjaya. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP ). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Winkel, W. S. 2007. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo.

Yuni Katminingsih. 2009. ”Vygotsky dan Teorinya dalam Mempengaruhi Desain


Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep gaya bernuansa nilai (penelitian tindakan kelas di MTs Hidayatul Islamiyah Karawang)

0 8 223

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN HASIL PENELITIAN PADA POKOK BAHASAN PERUSAKAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X 8 SMA NEGERI

2 20 109

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA POKOK BAHASAN PERHITUNGAN KIMIA.

0 2 17

PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN HASIL PENELITIAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA PADA POKOK BAHASAN LIMBAH SISWA KELAS X.3 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

1 2 107

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN ANIMASI FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA PADA POKOK BAHASAN KALOR SISWA KELAS X6 DI SMA AL ISLAM 1

0 2 109

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KELAS X SMA.

0 1 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK TALK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM SISWA SMP AL-ISLAM SURAKARTA.

0 1 18

PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM SISWA SMP AL-ISLAM SURAKARTA.

0 0 7