commit to user Gambar 6. Grafik Validitas Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
Gambar 6 menunjukkan adanya kesamaan pola grafik antara hasil angket, hasil observasi dan hasil wawancara pada kegiatan siklus I. Hal ini berarti
bahwa terdapat kesesuaian antara hasil analisis angket, hasil observasi dan hasil wawancara terhadap aktivitas belajar siswa. Berdasarkan analisis tersebut, dapat
disimpulkan bahwa data penelitian tersebut valid. Selanjutnya, data dapat dianalisis dan digunakan untuk menarik kesimpulan. Analisis dan refleksi hasil
kegiatan siklus I secara lebih jelas dapat diketahui di bawah ini.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan
1 Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa
Data Tabel 14 menujukkan bahwa nilai aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I antara 58,65 - 83,78 dengan rata-rata
73,29. Nilai tersebut menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan nilai capaian pada kegiatan pra siklus.
Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat tingkat kenaikan nilai tiap aspek pada angket aktivitas belajar siswa yang disajikan dalam bentuk diagram pada Gambar
7.
50 100
150 200
250 300
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
Persentase Capaian
Indikator aktivitas Belajar
Hasil wawancara Hasil Observasi
Hasil Angket
commit to user Gambar 7. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Aspek Angket Aktivitas
Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I Data Tabel 14 menunjukkan tingkat kenaikan nilai tiap indikator pada
angket aktivitas belajar siswa yang akan disajikan dalam bentuk diagram seperti pada Gambar 8.
Gambar 8. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Indikator Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I
Berdasarkan Gambar 8, dapat diketahui bahwa persentase skor untuk semua indikator mengalami kenaikan walaupun nilai kenaikannya tidak sama
untuk masing-masing indikator. Pertambahan persentase skor untuk tiap indikator
20 40
60 80
100
1 2
3 4
5
Persentase Capaian
Aspek Aktivitas Belajar
Pra Siklus Siklus I
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13
Persentase Capaian
Indikator Aktivitas Belajar
Pra Siklus Siklus I
commit to user di atas menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap penggunaan pembelajaran
kooperatif
Jigsaw
disertai modul hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah. Pertambahan skor paling tinggi terdapat pada indikator ke 10 yaitu sebesar
32,25, sedangkan pertambahan terendah terdapat pada indikator ke 13 yaitu sebesar 5,94. Pertambahan terbesar pada indikator ke 10 menunjukkan bahwa
dengan penerapan pembelajaran tersebut dapat meningkatkan aktivitas mencatat siswa. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran kooperatif
Jigsaw
disertai modul penelitian yang diterapkan dilengkapi lembar kerja siswa di setiap kegiatan
diskusi. Sesuai dengan pendapat Lie 2008:69 bahwa dalam pembelajaran kooperatif
Jigsaw
menggabungkan beberapa kegiatan sekaligus, salah satunya adalah menulis. Kegiatan menulis, dalam hal ini adalah mencatat hasil diskusi
dalam lembar kerja dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi secara utuh.
Uraian di atas sejalan dengan hasil penelitian Hellyana 2009 yang menyebutkan bahwa penerapan metode kooperatif
Jigsaw
dapat meningkatkan keaktifan belajar aspek
writing activities
. Pada siklus I nilai skor indikator Baik: 45.45 dan Cukup: 54.55, naik menjadi nilai skor indikator Baik: 56.82 dan
Cukup: 43.18, pada siklus II. Pelaksanaan siklus I menyebabkan ada beberapa indikator aktivitas
belajar siswa yang telah memenuhi target sebesar 75 yaitu pada indikator 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12 dan 13. Indikator lainnya belum memenuhi target sehingga akan
dilakukan tindakan siklus II.
2 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Data Tabel 16 menunjukkan hasil observasi secara langsung terhadap aktivitas belajar siswa yang berkisar antara 48,65 - 100 dengan nilai rata-rata
kelas 71,52. Nilai tersebut menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan nilai capaian pada kegiatan pra siklus.
Meningkatnya nilai semua indikator pada siklus I ini karena adanya pengaruh positif penggunaan pembelajaran kooperatif
Jigsaw
disertai modul hasil penelitian. Sesuai dengan teori Vygotsky dalam Katminingsih 2009: 102 yang
menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan kelompok kerjasama akan 56
commit to user memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan temannya sehingga
siswa dapat memaksimalkan diri dalam belajar. Menurut Lie 2008:69 pembelajaran kooperatif
Jigsaw
ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Penggunaan pembelajaran kooperatif
Jigsaw
memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat aktif dalam pembelajaran. Siswa dapat lebih aktif membaca, berdiskusi, mengutarakan pendapat, memberi saran
terhadap permasalahan yang ada, menanggapi pendapat orang lain, mendengarkan penjelasan orang lain, memperhatikan orang lain dan menulis dalam rangka
menggali informasi yang dibutuhkan karena memang pembelajaran ini mengutamakan kektifan siswa bukan hanya mengandalkan informasi yang
diberikan oleh guru. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk benar-benar aktif dalam menggali informasi yang dibutuhkan. Informasi tersebut tidak hanya
digunakan untuk diri sendiri, namun masing-masing siswa juga mempunyai tanggung jawab untuk dapat memberikan informasi tersebut kepada teman satu
kelompoknya. Tanggung jawab individu ini nantinya akan berperan penting dalam pengumpulan poin kelompok, di mana kelompok dengan perolehan poin terbesar
akan mendapatkan penghargaan dari guru. Pengalaman belajar atau materi yang terdapat dalam modul membantu
siswa untuk menggali informasi dan memahami materi. Kegiatan membaca di awal pembelajaran dimaksudkan agar siswa berusaha menggali informasi yang
ada dalam modul kemudian dijadikan bekal untuk dapat saling bertukar informasi saat diskusi berlangsung. Kegiatan diskusi ini memberi kesempatan siswa untuk
dapat memanfaatkan informasi-informasi lain dari temannya sehingga dapat melengkapi dan memahami materi secara utuh. Selain itu, beberapa hal baru
menyangkut hasil penelitian laboratorium akan memicu munculnya pertanyaan dalam benak siswa sehingga terjadi kegiatan bertanya, menjawab, mengutarakan
pendapat, memberi saran, menanggapi pendapat melalui diskusi. Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat tingkat kenaikan nilai tiap aspek hasil
observasi aktivitas belajar siswa yang disajikan dalam bentuk diagram pada Gambar 9.
commit to user Gambar 9. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Aspek Hasil Observasi
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I Gambar 9 menunjukkan adanya peningkatan persentase skor hasil
observasi aktivitas belajar siswa tiap aspek pada kegiatan pra siklus dan siklus I. Peningkatan persentase pada aspek
visual activities
dari 63,16 menjadi 76,58, aspek
oral activities
meningkat dari 30,53 menjadi 61,62, aspek
listening activities
meningkat dari 52,63 menjadi 72,97, aspek
writing activities
dari skor 18,42 menjadi 59,46 dan aspek
mental activities
meningkat dari 63,16 menjadi 100.
Data Tabel 16 yang menunjukkan tingkat kenaikan nilai tiap indikator hasil observasi aktivitas belajar siswa akan disajikan dalam bentuk diagram pada
Gambar 10.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5
Persentase Capaian
Aspek aktivitas Belajar
Pra Siklus Siklus I
commit to user Gambar 10. Diagram Kenaikan Persentase Skor Tiap Indikator Hasil Observasi
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I Gambar 10 menunjukkan bahwa persentase skor semua indikator
meningkat, walaupun tingkat kenaikannya berbeda-beda untuk tiap indikator. Namun, ada beberapa indikator yang mempunyai nilai capaian di bawah 75
terutama pada kegiatan lisan dan menulis. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa dengan metode ini sehingga ada siswa yang merasa malu untuk berbicara
baik bertanya, mengeluarkan pendapat ataupun menjawab pertanyaan saat berdiskusi. Selain itu kurang maksimalnya pembagian waktu menyebabkan
alokasi waktu kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan diskusi kelas dan presentasi kurang. Kegiatan presentasi hanya cukup untuk satu presentator sehingga hanya
sedikit siswa yang mempunyai kesempatan bertanya, mengutarakan pendapat, memberi saran dan menanggapi pendapat dalam forum kelas. Selanjutnya, terjadi
peningkatan dalam kegiatan menulis namun belum mencapai target yang diinginkan. Hal ini dikarenakan siswa tidak terbiasa dengan kegiatan tersebut
sehingga siswa sebagian merasa enggan untuk melakukannya. Berdasarkan analisa di atas, perlu dilakukan perbaikan pada
pembelajaran kooperatif
Jigsaw
disertai modul hasil penelitian pada siklus II agar peningkatan aktivitas belajar dapat memenuhi target.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
P er
se n
ta se
C a
p a
ian
Indikator Aktivitas Belajar
Pra Siklus Siklus I
commit to user
3 Hasil Wawancara Aktivitas Belajar Siswa
Hasil wawancara dengan guru dan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif
Jigsaw
disertai modul hasil penelitian dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Bersadarkan hasil wawancara tersebut
diperoleh informasi sebagai berikut:
a Hasil Wawancara Guru
Hasil wawancara dengan guru menyatakan bahwa siswa terlihat antusias terhadap metode yang diterapkan. Penggunaan pembelajaran kooperatif
Jigsaw
disertai modul dapat meningkatkan aktivitas membaca siswa, hampir seluruh siswa lebih terdorong untuk membaca saat pembelajaran berlangsung. Menurut
guru hal ini disebabkan karena metode ini menuntut siswa untuk mengumpulkan informasinya sendiri bukan dari penjelasan guru. Perhatian siswa terhadap
penjelasan guru maupun siswa lainnya juga terlihat meningkat. Keterlibatan siswa dalam diskusi meningkat terutama kemampuan
berkomukasi siswa dalam hal mengemukakan pendapat, menanggapai pendapat dan bertanya. Guru mengungkapkan bahwa siswa yang biasanya pasif dalam
pembelajaran mulai berani berbicara. Aktivitas mendengarkan siswa juga meningkat kemungkinan besar ini terjadi karena pembelajaran kooperatif
Jigsaw
ini menuntut siswa untuk mendengarkan penjelasan siswa lain jika siswa tersebut menginginkan untuk mendapatkan materi secara utuh. Aktivitas siswa dalam
membuat rangkuman dan mencatat juga meningkat walaupun belum semuanya melakukan hal tersebut, kegiatan mencatat menjadi satu kesatuan untuk
memudahkan siswa memahami materi. Kemampuan siswa dalam mengingat dan mengerjakan soal juga meningkat terlihat dari hasil tes yang bagus. Siswa
merespon modul hasil penelitian yang diberikan dengan baik karena menurut guru siswa tertarik dengan gambar-gambar yang ditampilkan di modul. Selain itu
mereka juga terlihat antusias dengan hal-hal baru.
b Hasil Wawancara Siswa
Hasil wawancara dengan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif
Jigsaw
disertai modul hasil penelitian diperoleh informasi bahwa pembelajaran ini mendorong siswa untuk membaca buku yang relevan dengan
commit to user materi ajar 70 karena berkeinginan untuk mendalami materi agar dapat
dibagikan kepada temannya. Siswa terdorong untuk memperhatikan penjelasan guru saat pembelajaran dengan baik 80 dan memperhatikan penjelasan teman
saat diskusi dan presentasi 70 karena siswa merasa bahwa penjelasan tersebut penting untuk mereka dengarkan agar dapat melengkapi informasi yang
didapatnya. Pembelajaran kooperatif
Jigsaw
disertai modul hasil penelitian juga dapat mendorong siswa untuk berdiskusi secara aktif 70 karena siswa merasa
senang dan tertarik dengan kegiatan berdiskusi dengan siswa lain, menurutnya dengan berdiskusi dapat saling bertukar pendapat dan informasi untuk saling
melengkapi. Siswa juga merasa terdorong untuk berkomunikasi dengan siswa lain secara aktif seperti mengemukakan pendapat 70, bertanya apabila kurang jelas
60, memberi saran atas permasalahan yang ada 50, menaggapi pernyataan orang lain 60. Selanjutnya, metode tersebut dapat mendorong siswa untuk
menghargai orang lain dengan mendengarkan orang lain saat berbicara 70. Siswa merasa terdorong untuk mencatat materi saat pembelajaran 70 dan
membuat rangkuman materi pembelajaran 60 untuk lebih memudahkan dalam menjelaskan materi kepada siswa lain. Selain itu, dalam kemampuan berpikir
metode ini membuat siswa mampu mengerjakan soal ataupun tugas yang diberikan guru dengan tepat 90 dan mengingat materi pelajaran yang telah
diajarkan dengan baik 80. Penggunaan modul hasil penelitian mendapat respon yang cukup bagus
dari siswa. Siswa berpendapat bahwa modul yang diberikan lebih mudah dipahami karena ringkas namun rinci. Siswa merasa tertarik karena dalam modul
tersebut siswa mendapatkan informasi baru yang berupa hasil penelitian. Informasi ini dapat menimbulkan keingintahuan siswa untuk mempelajari modul
secara mendalam sehingga dapat membuat siswa aktif menggali informasi yang ada dalam modul tersebut dengan caranya masing-masing.
Hasil analisis angket, lembar observasi dan hasil wawancara menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif
Jigsaw
disertai modul hasil penelitian pada siklus I dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Namun,
perlu diketahui bahwa belum seluruh indikator mencapai target yang diinginkan. 61
commit to user Untuk dapat memenuhi target tersebut maka akan dilakukan tindakan berikutnya
pada siklus II. Kekurangan yang dijumpai pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai
berikut : 1
Alokasi waktu untuk tiap sesi kegiatan diskusi kurang tepat tidak sesuai dengan alokasi waktu dalam RPP sehingga mengganggu kegiatan selanjutnya
dan berdampak pada kurang optimalnya proses pembelajaran. 2
Siswa masih kesulitan dalam menghitung kemajuan skor anggota dan penentuan perolehan skor kelompok asal sehingga mengganggu pelaksanaan
langkah pembelajaran selanjutnya. 3
Sejumlah siswa masih merasa enggan untuk mencatat hasil diskusi dalam lembar kerja yang ada.
Agar pelaksanaan siklus II dapat berjalan lebih optimal dan dapat meningkatkan indikator aktivitas belajar hingga mencapai target, maka harus
dilakukan upaya perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus II yaitu: 1
Guru menjelaskan kembali cara penghitungan skor untuk kemajuan anggota dan perolehan skor kelompok sebelum pelaksanaan tindakan siklus II sehingga
saat pelaksanaan siklus II siswa sudah tidak menemui kesulitan. 2
Guru megontrol jalannya tiap kegiatan diskusi sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan sehingga pembelajaran dapat optimal.
3 Guru meminta setiap siswa untuk mengumpulkan lembar kerja siswa.
3. Siklus II