commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa dapat
mengembangkan potensi dirinya secara aktif. Unsur penting dalam pendidikan adalah adanya proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan interaksi
antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran dikatakan optimal jika terdapat interaksi edukatif
antara siswa dan guru dengan memanfaatkan bahan pelajaran sebagai mediumnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Salah satu upaya
untuk dapat mengoptimalkan proses pembelajaran adalah penggunaan metode dan media pembelajaran yang tepat. Seorang guru harus mampu memilih metode dan
media yang tepat sesuai dengan keadaan siswa dan bahan pelajaran yang akan disampaikan. Penggunaan metode dan media yang tepat dapat meningkatkan
keberhasilan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada
siswa di mana siswa secara aktif dapat menemukan atau menerapkan gagasan- gagasan mereka sendiri dan guru bertindak sebagai fasilitator yang membantu
siswa menemukan makna belajarnya sendiri. Hasil observasi proses pembelajaran biologi di kelas X.4 SMA Al Islam
1 Surakarta dengan jumlah siswa sebanyak 38 siswa, menunjukkan bahwa 65,79 siswa memperhatikan penjelasan guru, 18,42 siswa mencatat, 7,89 siswa
berani bertanya kepada guru, 10,53 siswa berani menjawab pertanyaan guru, dan 5,26 siswa berani mengemukakan pendapat. Proses pembelajaran yang
demikian berjalan kurang optimal karena siswa belum terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat dipahami bahwa
masalah yang ada pada kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta adalah rendahnya aktivitas belajar siswa.
1
commit to user Tindak lanjut dari hasil observasi awal di kelas X.4 SMA Al Islam 1
Surakarta, maka dilakukan observasi lanjutan dengan menggunakan indikator aktivitas belajar siswa. Hasil observasi lanjutan tersebut menunjukkan bahwa
65,79 siswa membaca buku yang relevan dengan materi, 71,05 siswa memperhatikan penjelasan guru, 52,63 siswa yang memperhatikan penjelasan
teman saat diskusi dan presentasi, 39,47 siswa berani mengemukakan pendapat, 26,32 siswa berani bertanya, 52,63 siswa berdiskusi aktif dengan siswa lain
dalam kelompok, 13,16 siswa memberi saran atas permasalahan yang ada, 21,05 siswa berani menanggapi pernyataan orang lain, 52,63 siswa
mendengarkan orang lain guru dan teman saat berbicara, dan 18,42 siswa mencatat, 18,42 siswa membuat rangkuman materi pembelajaran, 63,16 siswa
mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan 63,16 mengingat materi yang telah diajarkan. Hasil observasi lanjutan menguatkan bahwa aktivitas belajar siswa
kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta rendah. Penyebab rendahnya aktivitas belajar siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1
Surakarta adalah metode yang digunakan belum berpusat pada aktivitas siswa. Selain itu, penggunaan sumber belajar berupa buku teks belum membuat siswa
aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah
dengan penggunaan pembelajaran kooperatif
Jigsaw
disertai modul hasil penelitian sebagai sumber belajar. Pembelajaran kooperatif
Jigsaw
merupakan metode pembelajaran berkelompok di mana siswa bekerja dalam kelompok kecil
yang beranggotakan 4-5 siswa heterogen untuk dapat memahami suatu konsep. Metode pembelajaran ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara. Pemahaman konsep dapat dicapai dengan cara diskusi dan saling bertukar pemikiran antar anggota kelompok. Pembelajaran
kooperatif
Jigsaw
juga dapat menumbuhkan sikap kerjasama yang baik karena siswa dituntut untuk dapat berinteraksi dan berintegrasi secara aktif dengan
teman-teman satu kelompoknya. Metode pembelajaran kooperatif
Jigsaw
melatih siswa untuk dapat mencari dan menggali informasi yang dibutuhkannya sendiri
sehingga diharapkan nantinya siswa aktif belajar. 2
commit to user Modul merupakan cara pengorganisasian materi pembelajaran yang
memperhatikan urutan penyajian materi dan mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada siswa keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur dan prinsip
yang terkandung dalam materi pembelajaran. Modul dapat meningkatkan aktivitas belajar karena siswa dirangsang untuk mempelajari atau membaca modul sebelum
pembelajaran di kelas. Modul hasil penelitian yang digunakan dalam pembelajaran biologi siswa kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta membahas
tentang pemanfaatan air lindi dari limbah organik rumah tangga dengan Boisca sebagai pupuk organik cair yang terdapat pada pokok bahasan Limbah.
Kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran dengan modul hasil penelitian adalah menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah serta
membuat produk daur ulang limbah. Penggunaan modul hasil penelitian dapat mengoptimalkan pembelajaran
kooperatif
Jigsaw
pada pokok bahasan Limbah. Kolaborasi tersebut dapat merangsang siswa untuk lebih aktif belajar dalam pembelajaran biologi. Siswa
dapat membaca dan mempelajari modul sebelum proses pembelajaran berlangsung sehingga saat diskusi dalam pembelajaran kooperatif
Jigsaw
, siswa dapat bertukar pemikiran dan saling melengkapi informasi. Adanya modul lebih
efektif meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu pembelajaran. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka judul penelitian ini:
“Penggunaan Pembelajaran Kooperatif
Jigsaw
disertai Modul Hasil Penelitian untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar pada Pokok Bahasan
Limbah Siswa Kelas X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta ”
B. Perumusan Masalah