5.3.7. Gambaran Histopatologi Tumor Ganas Laring pada Penderita Tumor Ganas Laring.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa dari 36 orang pasien dengan tumor ganas laring, sebagian besar pasien memiliki
gambaran histopatologi karsinoma sel skuamosa 69,4. Hal ini sesuai dengan penelitian Abdoerrachman, et al 1989 yang menyebutkan bahwa dari
pemeriksaan histopatologi yang dilakukan terhadap 188 pasien dengan tumor ganas laring di departemen bagian THT FKUI RSCM 1980-1987 terdapat 170
kasus karsinoma sel skuamosa 90,43. Selain itu Concus et al 2008 juga menyatakan lebih dari 90 penderita tumor ganas laring memiliki gambaran
histopatologi karsinoma sel skuamosa . Selain itu, gambaran histopatologi lain yang didapatkan dari penelitian ini adalah adenokarsinoma dan carcinoma
papilary yang memiliki perbandingan yang sama yaitu 2,8. Pada penelitian ini peneliti tidak mendapatkan kasus kanker laring yang memiliki gambaran
karsinoma anaplastik.
5.3.8. Stadium Tumor Ganas Laring pada Penderita Tumor Ganas Laring
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa penderita tumor ganas laring dengan urutan stadium dari yang paling banyak
sampai yang paling sedikit adalah stadium I 33,3 diikuti stadium III 30,6, stadium II 16,7 dan stadium IV 5,6.
Hasil ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian oleh Abdoerrachman, et al 1989 di departemen bagian THT FKUI RSCM 1980-1987 terhadap 188
pasien dengan tumor ganas laring menyebutkan bahwa stadium tumor ganas laring yang terbanyak adalah stadium IV yaitu sekitar 57 kasus 30,32 di ikuti
stadium III sekitar 53 kasus 28,19. Sedangkan stadium II sebanyak 45 kasus 23,94 dan stadium I sebanyak 23 kasus 12,23.
Penulis berpendapat perbedaan ini terjadi mungkin berhubungan dengan lamanya paparan jumlah paparan yang mempengaruhi terjadinya kanker laring.
Selain itu kemungkinan karena peningkatan kesadaran pasien untuk segera memeriksakan diri segera saat mereka mengalami keluhan yang berhubungan
dengan telinga, hidung dan tenggorokan, sehingga banyak pasien yang terdiagnosis pada stadium awal.
5.3.9. Penderita Tumor Ganas Laring yang Menerima Pengobatan Secara Keseluruhan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa dari 36 penderita tumor ganas laring, sebagian besar pasien mengambil tindakan
operasi 83,3, kemoterapi 50 dan radiasi 33,3. Tindakan pengobatan yang dilakukan ini tergantung usia pasien, kondisi umum, keputusan pribadi pasien
mengenai tindakan pengobatan yang akan dilakukan, fasilitas institusi yang melakukan terapi, lokasi dan stadium tumor Lee, 2003 dan Concus et al, 2008.
5.3.10. Penderita Tumor Ganas Laring yang Mendapakan Satu atau lebih
Tindakan Pengobatan
Pengobatan tumor ganas laring dapat berupa operasi, terapi radiasi atau keduanya Dolowitz, 1964, dapat juga dengan kemoterapi atau obat-obat
sitostatistika Hermani dan abdurrachman, 2007. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di RSUP HAM Medan
diketahui bahwa dari 36 penderita tumor ganas laring yang melakukan operasi sebanyak 13 orang 36,1, kemoterapi sebanyak satu orang 2,8, dan radiasi
sebanyak tiga orang 3. Hanya satu orang 2,8 yang tidak menerima tindakan pengobatan. Hal ini berarti pasien yang menerima tindakan operasi lebih
banyak 36,1 dibandingkan tindakan tanpa operasi 11,1. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdoerrachman, et al 1989 di
departemen bagian THT FKUI RSCM 1980-1987 terhadap 188 pasien tumor ganas laring yaitu didapatkan bahwa 78 orang 41,50 sudah dilakukan operasi,
77 orang 40,96 tanpa operasi dan 33 orang 40,49 tanpa keterangan jelas.
Pada penelitian ini, dapat dilihat pada tabel tabulasi silang antara stadium dan satu tindakan pengobatan maka didapatkan tindakan operasi saja banyak
dilakukan pada pasien dengan stadium I yaitu sebanyak enam orang 16,7. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Concus et al, 2008 dan Lee, 2003 yang
menyatakan bahwa kanker laring stadium awal stadium I dan II dapat diterapi dengan pembedahan atau radiasi sebagai terapi single modaliti. Pada stadium ini
kanker masih memberikan respon baik terhadap radiasi, reseksi laser transoral atau operasi laring parsial. Pernyataan Concus et al 2008 dan Lee 2003 diatas
juga sesuai dengan hasil yang didapatkan, bahwa sebagian besar pasien yaitu sebanyak 3 orang 8,3 pasien stadium I mendapatkan terapi radiasi.
Pada tabel tabulasi silang 5.15 juga dapat dilihat bahwa hanya satu orang stadium IV yang hanya mendapatkan kemoterapi. Kemoterapi yang diterima
pasien stadium lanjut ini merupakan terapi paliatif Concus, et al, 2008. Peneliti berpendapat bahwa kemungkinan pasien ini hanya mendapatkan kemoterapi
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal berasal dari psikologis pasien itu sendiri mengenai
persepsi tentang penyakitnya sedangkan faktor eksternal dapat berupa masalah dalam lingkungan, keluarga, ataupun masalah biaya sehingga pasien hanya
mampu melakukan pengobatan dengan kemoterapi saja. Terapi kanker laring tidak hanya dilakukan dengan satu tindakan pengobatan
saja, tapi dapat juga dilakukan terapi kombinasi. Terapi kombinasi ini tentunya akan meningkatkan angka kesembuhan dan menurunkan angka kesakitan pasien,
meskipun ada beberapa orang pasien yang telah mendapatkan terapi kombinasi tetap memiliki prognosis yang buruk.
Sesuai dengan tabel 5.16 pada hasil tabulasi silang antara stadium dan dua tindakan pengobatan atau lebih dapat diketahui bahwa setiap pasien mendapatkan
terapi kombinasi yang berbeda-beda sesuai usia pasien, kondisi umum, keputusan pribadi pasien mengenai tindakan pengobatan yang akan dilakukan, fasilitas
institusi yang melakukan terapi, lokasi dan stadium tumor. Mengenai hal ini peneliti sependapat dengan pernyataan Lee 92003 dan Concus et al 2008.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan