Rumusan Masalah Definisi Etiologi dan Faktor Risiko Tumor Ganas Laring

Penelitian oleh Haryuna 2009 pada bulan Oktober 2005- September 2006 di Departemen THT-KL RSUP HAM Medan yang dilakukan terhadap 107 orang dengan keluhan serak, 21 diantaranya merupakan kasus keganasan laring. Lokasi tumor ganas laring yang menyebabkan suara serak terbanyak adalah tumor ganas laring pada supraglottis dan glottis yaitu 10 kasus 47,6 diikuti tumor pada glottis sebanyak 6 kasus 28,6, 4 kasus 19 tumor ganas supraglottis serta tumor ganas pada glottis dan subglottis sebanyak 1 kasus 4,8. Setiap penderita tumor ganas laring ini memiliki karakteristik tersendiri. Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk meneliti mengenai karakteristik penderita tumor ganas laring di RSUP HAM Medan tahun 2010-2011.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah karakteristik penderita tumor ganas laring di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010-2011? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui karakteristik penderita tumor ganas laring di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2010-2011.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi penderita tumor ganas laring berdasarkan umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. b. Mengetahui distribusi frekuensi kebiasaan merokok dan minum alkohol sebagai faktor resiko terjadinya tumor ganas laring. c. Mengetahui distribusi frekuensi keluhan yang dialami penderita tumor ganas laring. d. Mengetahui distribusi frekuensi lokasi terjadinya tumor ganas laring pada penderita tumor ganas laring. e. Mengetahui distribusi frekuensi gambaran histopatologi pada penderita tumor ganas laring. f. Mengetahui distribusi frekuensi stadium tumor ganas laring berdasarkan klasifikasi TNM pada penderita tumor ganas laring. g. Mengetahui persentase jenis terapi yang diterima penderita tumor ganas laring.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1.4.1. RSUP HAM Medan

a. Memberikan informasi bagi pihak RSUP H. Adam Malik Medan mengenai karakteristik penderita tumor ganas laring tahun 2010-2011.

1.4.2. Peneliti

a. Peneliti akan mendapatkan informasi mengenai karakteristik penderita tumor ganas laring. b. Peneliti memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan suatu penelitian. Selain itu peneliti dapat mengembangkan minat serta kemampuan membuat karya tulis ilmiah.

1.4.3. Pembaca

a. Memberikan informasi bagi pembaca mengenai karakteristik tumor ganas laring sehingga pembaca dapat mendeteksi kemungkinan dirinya menderita tumor ganas laring secara dini. b. Memberikan infomasi tambahan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai tumor ganas laring. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Tumor ganas neoplasma secara harfiah berarti pertumbuhan baru. Dengan kata lain, neoplasma merupakan massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal meskipun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti Kumar et al, 2007. Tumor ganas kanker laring merupakan suatu neoplasma yang ditandai dengan sebuah tumor yang berasal dari epitel struktur laring Kamus Saku Mosby, 2008.

2.2. Etiologi dan Faktor Risiko Tumor Ganas Laring

Penyebab utama kanker laring belum sepenuhnya diketahui, namun diperkirakan berkaitan dengan kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, paparan radiasi serta sekuensi HPV Human Papiloma virus pada sebagian kecil kasus Kumar dan Maitra, 2007. Menurut Shangina et al 2006 dan Becher et al 2005 dalam Ramroth 2011, terdapat beberapa etiologi lain terjadinya kanker laring diantaranya karena terpapar bahan atau substansi berbahaya misalnya asbes, Polycyclic Aromatic Hydrocarbons, debu dan larutan berbahaya lainnya. Menurut Negri E 2009 dalam Ramroth H 2011, terdapat beberapa bukti yang menunjukkan peningkatan risiko terjadinya kanker laring yaitu jika terdapat keluarga yang memiliki riwayat menderita kanker kepala dan leher. Risiko terjadinya tumor ganas laring ini akan meningkat seiring dengan berat dan banyaknya faktor risiko yang terdapat pada seseorang. Faktor risiko tersebut diantaranya adalah: a. Usia Kanker laring merupakan kanker yang sering terjadi pada usia pertengahan dan usia tua dengan puncak insidensi terjadi pada dekade ke enam sampai dekade ke delapan Robin et al, 1991 dalam Ratiola, 2000. Lee, 2003 menyebutkan bahwa insidensi penderita tumor ganas laring terbanyak pada dekade 70. American Cancer Society 2011, lebih dari setengah kasus kanker laring terjadi pada usia 65 tahun. Berdasarkan National Cancer Institute’s Surveilance Epidemiology and End Result Cancer Statistic Review 2012, dari tahun 2005-2009 rata-rata penderita tumor ganas laring adalah pada usia 65 tahun, tidak ditemukan 0 pada usia kurang dari dua puluh tahun. Namun ditemukan 0,4 antara usia 20-34 tahun; 2,7 antara usia 35-44 tahun; 16,3 antara usia 45-54 tahun; 29,8 antara usia 55-64 tahun; 28,6 antara usia 65-74 tahun, 17,3 pada usia 75-84 tahun dan 4,8 pada usia 85 tahun keatas. b. Jenis Kelamin Angka kejadian masih tinggi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita adalah karena masih tingginya kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol pada laki-laki American cancer Society, 2011 Insidensi tertinggi kanker laring ini lebih banyak terjadi pada laki- laki dibandingkan dengan wanita yaitu sekitar 5:1 Lee, 2003. 1 Januari 2008, di United States diperkirakan jumlah tumor ganas laring 88.941 kasus, yang terdiri dari 71.273 laki-laki dan 17.668 wanita National Cancer Institute, 2012. c. Ras Tumor ganas laring lebih sering pada ras African American dan kulit putih dibandingkan dengan ras asia dan latin American Cancer Society, 2011. Data National Cancer Institute 2012, insidensi terjadinya kanker laring berdasarkan ras yang telah didiagnosis pada 18 area SEER San Francisco, Connecticut, Detroit, Hawaii, Iowa, New Mexico, Seattle, Utah, Atlanta, San Jose-Monterey, Los Angeles, Alaska Native Registry, Rural Georgia, California excluding SFSJMLA, Kentucky, Louisiana, New Jersey and Georgia excluding ATLRG terdapat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Insidensi kanker laring berdasarkan ras. Incidence Rates by Race RaceEthnicity Male Female All Races 6.2 per 100,000 men 1.3 per 100,000 women White 6.1 per 100,000 men 1.3 per 100,000 women Black 9.9 per 100,000 men 1.8 per 100,000 women AsianPacific Islander 2.3 per 100,000 men 0.3 per 100,000 women American IndianAlaska Native a 4.2 per 100,000 men Hispanic b 4.7 per 100,000 men 0.6 per 100,000 women National Cancer Institute’s Surveilance Epidemiology and End Result Cancer Statistic Review, 2012. Cancer Statistic: Cancer of the Larynx. Available from: http:seer.cancer.govstatfactshtmllaryn.htmlincidence-mortality [Accessed 26 Mei 2012]. d. Merokok Sebagian besar 88-89 penderita tumor ganas laring adalah perokok. Kebiasaan merokok merupakan hal penting yang dapat meningkatnya risiko terjadinya tumor ganas laring. Peningkatan itu juga tergantung dari lama dan intensitas seseorang itu merokok Ramroth, 2011; Rothman, 1980 dalam Adams, 2005; dan Lee, 2009. La Vecchia 1990 dalam Adams 2005 menyebutkan bahwa merokok dengan 22 mg tar memiliki insidensi 2 kali lebih tinggi menderita kanker laring dibandingkan dengan orang yang tidak merokok atau perokok dengan tar yang rendah. Kandungan yang terdapat dalam rokok merupakan bahan karsinogenik. Berdasarkan Brunneman dan Hoffman 1992 dalam World Health Organization International Agency for Research on Cancer IARC, 2007 telah menyebutkan bahwa terdapat 28 jenis bahan karsinogen yang terkandung dalam rokok. Secara garis besar terdapat tiga jenis nitroso dalam rokok, diantaranya adalah sebagai berikut: 1 Non-volatile TSNA Tobacco-Specific N-nitrosamin Acids yang terdiri atas 4-methylnitrosamino-1-3-pyridyl-1-butanon NNK dan N2- nitrosonornicotine NNN. 2 N-nitrosamino acids yang terdiri dari N-nitrososarcosine NSAR, 3 methylnitrosamino propionic acids MNPA dan 4-methylnitrosamino butyric acids MNBA. 3 Volatile N-nitrosamin yang terdiri atas N-nitrosodimethylamine NMDA, N-nitrosopyrrolidine NPYR, N-nitrosopiperidine NPIP dan N- nitrosomorpholine NMOR. Kandungan lain yang terdapat dalam rokok diantaranya adalah benzene, arsenik, dan hidrokarbon. Selain dari kandungan rokok tersebut, bahan karsinogenik juga dihasilkan dari pembakaran rokok tembakau oleh para perokok aktif diantaranya adalah nikotin, karbon monoksida, hydrogen sianida dan ammonia. Pemaparan bahan-bahan tersebut baik pada perokok aktif maupun pasif dapat menyebabkan kerusakan dari mukosa laring dimana sel-selnya akan bermetaplasia dan akan berkembang kearah keganasan. Hal tersebut akan meningkat jika seseorang juga mengkomsumsi alkohol. e. Alkohol Alkohol bukan merupakan faktor risiko tunggal yang menyebabkan terjadinya kanker laring, namun kombinasi antara penggunaan rokok dan konsumsi alkohol serta faktor lain yang memicu terjadinya karsinogenik memiliki risiko tinggi terjadinya kanker laring American Cancer Society, 2011. Sebuah penelitian di Perancis menunjukkan bahwa peningkatan terjadinya tumor ganas laring dijumpai pada perokok dengan peminum alkohol anggur lebih dari 1,5 L per hari Andrew, 1995 f. Virus Berdasarkan Heller dalam Ballenger 1977, virus dapat menyebabkan terjadinya kanker. Infeksi virus tersebut tidak secara langsung menyebabkan kanker laring namun menyebabkan kanker secara umum. Pada awalnya virus akan melekatkan dirinya dalam mekanisme genetik sel yang abnormal dan akan memodifikasinya menjadi sel yang abnormal. Kemudian virus yang dorman dan bersembunyi didalam sel akan teraktivasi jika terpapar agen eksternal seperti X- rays sehingga sel akan tumbuh menjadi malignan. g. Paparan terhadap substansi bahan berbahaya dilingkungan kerja. Bahan karsinogen yang berhubungan dengan terjadinya kanker laring dapat berupa asbestos, komponen nikel, dan beberapa minyak mineral, radiasi Adams, 2005. Penelitian di Italia disebutkan bahwa, Serbuk kaca juga dapat meningkatkan angka kematian pada penderita kanker laring Bertazzi, 1980 dalam Adams, 2005.

2.3. Patofisiologi Tumor Ganas Laring