Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar Di Kota Bogor

(1)

PREFERENSI PANGAN ANAK SEKOLAH DASAR

DI KOTA BOGOR

YANNI TRIMUR CAHYANING TIYAS

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(2)

ABSTRACT

YANNI TRIMUR CAHYANING TIYAS. Food Preference of School Children in Bogor City. Under direction of YAYUK FARIDA BALIWATI.

Food preference has an important role in defining children’s food pattern. Food preference that is formed earlier will persist to influence food preference in adult. In the other words, children’s food preference is a critical point in defining

adult’s food preference. Thus, study about children’s food preference and many

factors that were related is important to do. The general objective of this study was to identified factors that is correlate to food preference of school children in bogor city, and the specific objectivess were to: 1). Identified individual characteristic of subject, 2). Identified Family’s socio economics condition of subject, 3). Identified school children’s food preference, and 4). Analyze correlation between food preference and many factors. This study used cross-sectional design and the subject was 90 students from 3 elementary school in Bogor City. The correlation between factors and food preferences analized use inferensia statistics which are: Chi Square and Rank Spearman. Food preference of school children shows that school children tend to like certain kind of food in each food groups. There are several kinds of food in each foods group which is less like by school children. Fruits are liked by most school children. Most of school children like a kind of food because of the organoleptic characteristic of food, especially taste. Individual characteristics and family’s socio economic conditions explained little of the variation in school children’s food preference. The statistic test shows that preference of certain food has correlation with

individual and family’s socio economic conditions. School children’s food

preference doesn’t not show variety yet. Interventions are needed to direct school children’s food preference become more various.


(3)

RINGKASAN

YANNI TRIMUR CAHYANING TIYAS. Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor. Dibimbing oleh YAYUK FARIDA BALIWATI.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor, sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi karakteristik individu contoh, (2) Mengidentifikasi keadaan sosial ekonomi keluarga contoh, (3) Mengidentifikasi preferensi pangan contoh terhadap berbagai jenis pangan menurut kelompok pangan serta olahannya, dan (4) Menganalisis hubungan preferensi pangan contoh dengan karakteristik individu dan keadaan sosial ekonomi keluarga contoh.

Desain yang digunakan dalam penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di sekolah dengan tingkat sosial ekonomi atas, menengah, dan bawah di Kota Bogor yang terdiri dari tiga sekolah yaitu SD Bina Insani, SDN Gunung Batu I, dan SDN Balungbang Jaya 2. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive berdasarkan hasil konsultasi dengan Dinas Pendidikan Kota Bogor. Penelitian berlangsung dari bulan Mei 2009 sampai dengan Juni 2009. Contoh dari penelitian adalah siswa kelas 5 dan sebagian siswa kelas 4 SDN Balungbang Jaya 2, SDN Gunung Batu I, dan SD Bina Insani Kota Bogor. Pemilihan siswa kelas 4 dan 5 SD disengaja dengan pertimbangan siswa telah mampu menerima arahan dalam pengisian kuesioner, selain itu Hidayat (2004) menyatakan bahwa siswa kelas 4 dan 5 berada pada tahapan perkembangan yang sama yaitu pada masa formal operasional (11 tahun - dewasa). Pada tahap tersebut siswa telah mencapai kemampuan untuk berpikir sistematis terhadap hal-hal yang abstrak dan hipotesis, selain itu anak sudah bisa mengambil kesimpulan dari suatu pertanyaan. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui jumlah minimal sampel adalah 84 orang, sehingga ditetapkan jumlah sampel 90 orang yaitu 30 orang dari masing-masing SD terpilih. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan semi terbuka tentang karakteristik individu yaitu jenis kelamin dan pengetahuan gizi; kondisi sosial ekonomi keluarga contoh meliputi besar keluarga dan pendapatan keluarga; serta preferensi pangan, olahan dan alasannya. Kuesioner preferensi pangan contoh mengacu pada pedoman umum pemantauan dan analisis preferensi pangan masyarakat (Deptan 2008). Data sekunder yang dikumpulkan antara lain gambaran umum lokasi penelitian dan data mengenai siswa yang diperoleh dari literatur dan SD yang bersangkutan. Data diolah menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS ver. 16 for Windows dengan analisis deskriptif dan inferensia menggunakan Chi Square dan Rank Spearman.

Sebagian besar contoh baik laki-laki maupun perempuan memiliki pengetahuan gizi sedang, dan keluarga contoh termasuk keluarga kecil dengan rata-rata jumlah anggota keluarga contoh adalah empat orang. Sebagian besar orang tua contoh pendidikan terakhirnya adalah perguruan tinggi. Ayah contoh sebagian bekerja sebagai pegawai swasta/BUMN, sementara Ibu contoh sebagian besar adalah ibu rumah tangga. Sebagian besar pendapatan per kapita keluarga contoh sebagian besar termasuk dalam kategori pendapatan tinggi. Hasil uji beda menunjukkan bahwa pengetahuan gizi, besar keluarga, dan pendapatan keluarga tidak berbeda nyata (p>0.05) antara contoh laki-laki dan perempuan.


(4)

Preferensi pangan contoh secara umum dapat dikatakan contoh belum menyukai beragam jenis pangan, masih terdapat jenis pangan yang kurang disukai oleh sebagian besar contoh, yaitu pada kelompok sumber karbohidrat yang berasal dari umbi-umbian, sebagian sumber lemak, sebagian kecil sumber protein hewani (ikan asin dan ikan pindang) dan sumber protein nabati serta pada sebagian jenis sayuran. Pada kelompok sumber karbohidrat pangan yang disukai oleh sebagian besar contoh adalah roti, beras, dan Kentang, serta olahan yang disukai adalah roti tawar dan roti manis untuk roti dan nasi serta bubur untuk nasi. Olahan kentang yang paling disukai adalah kentang goreng dan keripik kentang. Sebagian besar contoh menyukai kelapa dan cokelat pada kelompok sumber lemak. Olahan kelapa yang paling disukai adalah minuman kelapa dan santan, olahan coklat adalah coklat batang. Daging ayam dan susu adalah yang paling disukai contoh pada kelompok sumber protein hewani, olahan yang paling disukai adalah ayam goreng dan ayam panggang, serta susu segar dan susu kental manis. Pangan yang paling disukai pada kelompok sumber protein nabati adalah tahu dan tempe. Olahan tahu yang paling disukai adalah tahu goreng dan pepes, sementara olahan tempe adalah tempe goreng dan orek tempe. Mangga dan pisang adalah yang paling disukai oleh contoh pada kelompok buah dan sayur, dengan olahan yang paling disukai contoh adalah sebagai buah dan dalam bentuk jus. Sebagian besar pangan dan olahan tersebut disukai contoh karena rasa yang enak (organoleptik).

Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan nyata antara besar keluarga dengan preferensi minyak goreng (p<0.05). Selain itu uji statistik juga menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara pendapatan keluarga dengan preferensi terhadap ubi jalar (p<0.01), margarin (p<0.05), ikan pindang (p<0.01), oncom (p<0.05), kacang hijau (p<0.01), kacang kedelai (p<0.05), nangka (p<0.05), jambu biji (p<0.01), pepaya (p<0.05), buncis (p<0.05), dan kacang panjang (p<0.05). Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang nyata antara jenis kelamin contoh dengan preferensi bihun (p<0.05). Contoh dengan pengetahuan gizi tinggi tidak menyukai talas, ikan asin, dan oncom. Uji statistik menunjukkan pengetahuan gizi contoh berhubungan dengan preferensi ubi jalar (p<0.05), margarin (p<0.01), dan nangka (p<0.01).


(5)

PREFERENSI PANGAN ANAK SEKOLAH DASAR

DI KOTA BOGOR

HALAMAN JUDUL

YANNI TRIMUR CAHYANING TIYAS

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(6)

Judul Skripsi : Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor Nama : Yanni Trimur Cahyaning Tiyas

NRP : I14052788

Disetujui: Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Yayuk Farida Baliwati, MS NIP 19630312 198703 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen Gizi Masyarakat

Dr.Ir. Evy Damayanthi, MS NIP 19621204 198903 2 002


(7)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor dapat diselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Yayuk Farida Baliwati, MS selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikirannya, memberikan arahan, kritik dan saran, serta dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi. Dr. Ir. Siti Madanijah, MS selaku Dosen Penguji dan Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN selaku Dosen Pemandu Seminar, yang telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Mat Ali Karjam, S.Pd, SD, Bapak Stevanus Marantika, S.Si, MA, M.Pd, serta Bapak Fachrudin SN, BA selaku kepala sekolah dari SD yang menjadi tempat penelitian serta Ibu Jannah, Bapak Mumu, dan Ibu Yanti yang telah membantu penulis selama proses pengumpulan data serta kemudahan yang diberikan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, serta teman-teman semua atas doa, kasih sayang, serta dukungan yang tak henti-hentinya diberikan kepada penulis.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2009


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 6 Januari 1987 dari ayah Heriyono dan Ibu Mudawaningsih. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1999 di SD Cinta Manis Palembang. Kemudian penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 2 Kota Mojokerto hingga tamat pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis diterima di SMA Negeri 1 PURI Mojokerto dan tamat pada tahun 2005.

Penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2005. Setelah satu tahun menjalani masa Tingkat Persiapan Bersama (TPB), akhirnya penulis memilih dan diterima di mayor Ilmu Gizi dengan minor Pengolahan Pangan (Ilmu Teknologi Pangan), Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti beberapa kegiatan organisasi, antara lain Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu Gizi Pertanian (HIMAGITA), Himpunan Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia (HMPPI), serta menjadi Koordinator Divisi Kewirausahaan pada Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi (HIMAGIZI). Selain itu juga penulis penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi di Pengasinan, kecamatan Sawangan, Kota Depok pada bulan Juli hingga Agustus 2008 dan Internship bidang Dietetika di Rumah Sakit Salak, Bogor pada bulan Februari hingga Maret 2009. Selain itu, penulis juga menjadi asisten mata kuliah Penilaian Status Gizi serta Perencanaan Pangan dan Gizi pada semester ganjil tahun ajaran 2009/2010.


(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

PENDAHULUAN... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 3

Tujuan ... 4

Kegunaan ... 4

TINJAUAN PUSTAKA ... 5

Anak Usia Sekolah Dasar ... 5

Preferensi Pangan ... 6

Faktor-faktor yang mempengaruhi Preferensi Pangan Anak ... 7

KERANGKA PEMIKIRAN ... 12

METODE ... 14

Desain, Tempat, dan Waktu ... 14

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh ... 14

Jenis dan Cara Pengumpulan Data... 15

Pengolahan dan Analisis Data ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

Gambaran Umum Sekolah ... 19

Karakteristik Keluarga Contoh ... 21

Karakteristik Contoh ... 25

Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar ... 27

Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar berdasarkan Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga ... 34

Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar berdasarkan Karakteristik Individu 45 KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

Kesimpulan ... 57

Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Jenis dan cara pengumpulan data... 16

2 Data dan pengolahan data...17

3 Cara analisis data... 17

4 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga... 22

5 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan terakhir orang tua... 23

6 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orang tua...24

7 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan keluarga per kapita per bulan.... 25

8 Sebaran contoh berdasarkan jawaban pengetahuan gizi yang benar... 26

9 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pengetahuan gizi...27

10 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber karbohidrat... 28

11 Olahan kelompok sumber karbohidrat paling disukai dan alasan... 29

12 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber lemak... 30

13 Olahan kelompok sumber lemak paling disukai dan alasan... 30

14 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber protein hewani...31

15 Olahan kelompok sumber protein hewani paling disukai dan alasan... 31

16 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber protein nabati... 32

17 Olahan kelompok sumber protein nabati paling disukai dan alasan... 33

18 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber vitamin dan mineral... 33

19 Olahan kelompok sumber vitamin dan mineral paling disukai dan alasan... 34

20 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber karbohidrat menurut besar keluarga... 35

21 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber lemak menurut besar keluarga... 36

22 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber protein hewani menurut besar keluarga...37

23 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber protein nabati menurut besar keluarga... 38


(11)

PREFERENSI PANGAN ANAK SEKOLAH DASAR

DI KOTA BOGOR

YANNI TRIMUR CAHYANING TIYAS

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(12)

ABSTRACT

YANNI TRIMUR CAHYANING TIYAS. Food Preference of School Children in Bogor City. Under direction of YAYUK FARIDA BALIWATI.

Food preference has an important role in defining children’s food pattern. Food preference that is formed earlier will persist to influence food preference in adult. In the other words, children’s food preference is a critical point in defining

adult’s food preference. Thus, study about children’s food preference and many

factors that were related is important to do. The general objective of this study was to identified factors that is correlate to food preference of school children in bogor city, and the specific objectivess were to: 1). Identified individual characteristic of subject, 2). Identified Family’s socio economics condition of subject, 3). Identified school children’s food preference, and 4). Analyze correlation between food preference and many factors. This study used cross-sectional design and the subject was 90 students from 3 elementary school in Bogor City. The correlation between factors and food preferences analized use inferensia statistics which are: Chi Square and Rank Spearman. Food preference of school children shows that school children tend to like certain kind of food in each food groups. There are several kinds of food in each foods group which is less like by school children. Fruits are liked by most school children. Most of school children like a kind of food because of the organoleptic characteristic of food, especially taste. Individual characteristics and family’s socio economic conditions explained little of the variation in school children’s food preference. The statistic test shows that preference of certain food has correlation with

individual and family’s socio economic conditions. School children’s food

preference doesn’t not show variety yet. Interventions are needed to direct school children’s food preference become more various.


(13)

RINGKASAN

YANNI TRIMUR CAHYANING TIYAS. Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor. Dibimbing oleh YAYUK FARIDA BALIWATI.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor, sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi karakteristik individu contoh, (2) Mengidentifikasi keadaan sosial ekonomi keluarga contoh, (3) Mengidentifikasi preferensi pangan contoh terhadap berbagai jenis pangan menurut kelompok pangan serta olahannya, dan (4) Menganalisis hubungan preferensi pangan contoh dengan karakteristik individu dan keadaan sosial ekonomi keluarga contoh.

Desain yang digunakan dalam penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di sekolah dengan tingkat sosial ekonomi atas, menengah, dan bawah di Kota Bogor yang terdiri dari tiga sekolah yaitu SD Bina Insani, SDN Gunung Batu I, dan SDN Balungbang Jaya 2. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive berdasarkan hasil konsultasi dengan Dinas Pendidikan Kota Bogor. Penelitian berlangsung dari bulan Mei 2009 sampai dengan Juni 2009. Contoh dari penelitian adalah siswa kelas 5 dan sebagian siswa kelas 4 SDN Balungbang Jaya 2, SDN Gunung Batu I, dan SD Bina Insani Kota Bogor. Pemilihan siswa kelas 4 dan 5 SD disengaja dengan pertimbangan siswa telah mampu menerima arahan dalam pengisian kuesioner, selain itu Hidayat (2004) menyatakan bahwa siswa kelas 4 dan 5 berada pada tahapan perkembangan yang sama yaitu pada masa formal operasional (11 tahun - dewasa). Pada tahap tersebut siswa telah mencapai kemampuan untuk berpikir sistematis terhadap hal-hal yang abstrak dan hipotesis, selain itu anak sudah bisa mengambil kesimpulan dari suatu pertanyaan. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui jumlah minimal sampel adalah 84 orang, sehingga ditetapkan jumlah sampel 90 orang yaitu 30 orang dari masing-masing SD terpilih. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan semi terbuka tentang karakteristik individu yaitu jenis kelamin dan pengetahuan gizi; kondisi sosial ekonomi keluarga contoh meliputi besar keluarga dan pendapatan keluarga; serta preferensi pangan, olahan dan alasannya. Kuesioner preferensi pangan contoh mengacu pada pedoman umum pemantauan dan analisis preferensi pangan masyarakat (Deptan 2008). Data sekunder yang dikumpulkan antara lain gambaran umum lokasi penelitian dan data mengenai siswa yang diperoleh dari literatur dan SD yang bersangkutan. Data diolah menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS ver. 16 for Windows dengan analisis deskriptif dan inferensia menggunakan Chi Square dan Rank Spearman.

Sebagian besar contoh baik laki-laki maupun perempuan memiliki pengetahuan gizi sedang, dan keluarga contoh termasuk keluarga kecil dengan rata-rata jumlah anggota keluarga contoh adalah empat orang. Sebagian besar orang tua contoh pendidikan terakhirnya adalah perguruan tinggi. Ayah contoh sebagian bekerja sebagai pegawai swasta/BUMN, sementara Ibu contoh sebagian besar adalah ibu rumah tangga. Sebagian besar pendapatan per kapita keluarga contoh sebagian besar termasuk dalam kategori pendapatan tinggi. Hasil uji beda menunjukkan bahwa pengetahuan gizi, besar keluarga, dan pendapatan keluarga tidak berbeda nyata (p>0.05) antara contoh laki-laki dan perempuan.


(14)

Preferensi pangan contoh secara umum dapat dikatakan contoh belum menyukai beragam jenis pangan, masih terdapat jenis pangan yang kurang disukai oleh sebagian besar contoh, yaitu pada kelompok sumber karbohidrat yang berasal dari umbi-umbian, sebagian sumber lemak, sebagian kecil sumber protein hewani (ikan asin dan ikan pindang) dan sumber protein nabati serta pada sebagian jenis sayuran. Pada kelompok sumber karbohidrat pangan yang disukai oleh sebagian besar contoh adalah roti, beras, dan Kentang, serta olahan yang disukai adalah roti tawar dan roti manis untuk roti dan nasi serta bubur untuk nasi. Olahan kentang yang paling disukai adalah kentang goreng dan keripik kentang. Sebagian besar contoh menyukai kelapa dan cokelat pada kelompok sumber lemak. Olahan kelapa yang paling disukai adalah minuman kelapa dan santan, olahan coklat adalah coklat batang. Daging ayam dan susu adalah yang paling disukai contoh pada kelompok sumber protein hewani, olahan yang paling disukai adalah ayam goreng dan ayam panggang, serta susu segar dan susu kental manis. Pangan yang paling disukai pada kelompok sumber protein nabati adalah tahu dan tempe. Olahan tahu yang paling disukai adalah tahu goreng dan pepes, sementara olahan tempe adalah tempe goreng dan orek tempe. Mangga dan pisang adalah yang paling disukai oleh contoh pada kelompok buah dan sayur, dengan olahan yang paling disukai contoh adalah sebagai buah dan dalam bentuk jus. Sebagian besar pangan dan olahan tersebut disukai contoh karena rasa yang enak (organoleptik).

Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan nyata antara besar keluarga dengan preferensi minyak goreng (p<0.05). Selain itu uji statistik juga menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara pendapatan keluarga dengan preferensi terhadap ubi jalar (p<0.01), margarin (p<0.05), ikan pindang (p<0.01), oncom (p<0.05), kacang hijau (p<0.01), kacang kedelai (p<0.05), nangka (p<0.05), jambu biji (p<0.01), pepaya (p<0.05), buncis (p<0.05), dan kacang panjang (p<0.05). Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang nyata antara jenis kelamin contoh dengan preferensi bihun (p<0.05). Contoh dengan pengetahuan gizi tinggi tidak menyukai talas, ikan asin, dan oncom. Uji statistik menunjukkan pengetahuan gizi contoh berhubungan dengan preferensi ubi jalar (p<0.05), margarin (p<0.01), dan nangka (p<0.01).


(15)

PREFERENSI PANGAN ANAK SEKOLAH DASAR

DI KOTA BOGOR

HALAMAN JUDUL

YANNI TRIMUR CAHYANING TIYAS

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(16)

Judul Skripsi : Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor Nama : Yanni Trimur Cahyaning Tiyas

NRP : I14052788

Disetujui: Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Yayuk Farida Baliwati, MS NIP 19630312 198703 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen Gizi Masyarakat

Dr.Ir. Evy Damayanthi, MS NIP 19621204 198903 2 002


(17)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor dapat diselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Yayuk Farida Baliwati, MS selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikirannya, memberikan arahan, kritik dan saran, serta dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi. Dr. Ir. Siti Madanijah, MS selaku Dosen Penguji dan Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN selaku Dosen Pemandu Seminar, yang telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Mat Ali Karjam, S.Pd, SD, Bapak Stevanus Marantika, S.Si, MA, M.Pd, serta Bapak Fachrudin SN, BA selaku kepala sekolah dari SD yang menjadi tempat penelitian serta Ibu Jannah, Bapak Mumu, dan Ibu Yanti yang telah membantu penulis selama proses pengumpulan data serta kemudahan yang diberikan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, serta teman-teman semua atas doa, kasih sayang, serta dukungan yang tak henti-hentinya diberikan kepada penulis.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2009


(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 6 Januari 1987 dari ayah Heriyono dan Ibu Mudawaningsih. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1999 di SD Cinta Manis Palembang. Kemudian penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 2 Kota Mojokerto hingga tamat pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis diterima di SMA Negeri 1 PURI Mojokerto dan tamat pada tahun 2005.

Penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2005. Setelah satu tahun menjalani masa Tingkat Persiapan Bersama (TPB), akhirnya penulis memilih dan diterima di mayor Ilmu Gizi dengan minor Pengolahan Pangan (Ilmu Teknologi Pangan), Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti beberapa kegiatan organisasi, antara lain Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu Gizi Pertanian (HIMAGITA), Himpunan Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia (HMPPI), serta menjadi Koordinator Divisi Kewirausahaan pada Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi (HIMAGIZI). Selain itu juga penulis penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi di Pengasinan, kecamatan Sawangan, Kota Depok pada bulan Juli hingga Agustus 2008 dan Internship bidang Dietetika di Rumah Sakit Salak, Bogor pada bulan Februari hingga Maret 2009. Selain itu, penulis juga menjadi asisten mata kuliah Penilaian Status Gizi serta Perencanaan Pangan dan Gizi pada semester ganjil tahun ajaran 2009/2010.


(19)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

PENDAHULUAN... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 3

Tujuan ... 4

Kegunaan ... 4

TINJAUAN PUSTAKA ... 5

Anak Usia Sekolah Dasar ... 5

Preferensi Pangan ... 6

Faktor-faktor yang mempengaruhi Preferensi Pangan Anak ... 7

KERANGKA PEMIKIRAN ... 12

METODE ... 14

Desain, Tempat, dan Waktu ... 14

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh ... 14

Jenis dan Cara Pengumpulan Data... 15

Pengolahan dan Analisis Data ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

Gambaran Umum Sekolah ... 19

Karakteristik Keluarga Contoh ... 21

Karakteristik Contoh ... 25

Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar ... 27

Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar berdasarkan Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga ... 34

Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar berdasarkan Karakteristik Individu 45 KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

Kesimpulan ... 57

Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(20)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Jenis dan cara pengumpulan data... 16

2 Data dan pengolahan data...17

3 Cara analisis data... 17

4 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga... 22

5 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan terakhir orang tua... 23

6 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orang tua...24

7 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan keluarga per kapita per bulan.... 25

8 Sebaran contoh berdasarkan jawaban pengetahuan gizi yang benar... 26

9 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pengetahuan gizi...27

10 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber karbohidrat... 28

11 Olahan kelompok sumber karbohidrat paling disukai dan alasan... 29

12 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber lemak... 30

13 Olahan kelompok sumber lemak paling disukai dan alasan... 30

14 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber protein hewani...31

15 Olahan kelompok sumber protein hewani paling disukai dan alasan... 31

16 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber protein nabati... 32

17 Olahan kelompok sumber protein nabati paling disukai dan alasan... 33

18 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber vitamin dan mineral... 33

19 Olahan kelompok sumber vitamin dan mineral paling disukai dan alasan... 34

20 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber karbohidrat menurut besar keluarga... 35

21 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber lemak menurut besar keluarga... 36

22 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber protein hewani menurut besar keluarga...37

23 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber protein nabati menurut besar keluarga... 38


(21)

24 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber vitamin dan mineral menurut besar keluarga... 39 25 Sebaran contoh beradasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber

karbohidrat menurut pendapatan keluarga... 40 26 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber

lemak menurut pendapatan keluarga... 41 27 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber

protein hewani menurut pendapatan keluarga... 42 28 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber

protein nabati menurut pendapatan keluarga... 43 29 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber

vitamin dan mineral menurut pendapatan keluarga... 44 30 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber

karbohidrat menurut jenis kelamin... 46 31 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber

lemak menurut jenis kelamin... 47 32 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber

protein hewani menurut jenis kelamin...48 33 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber

protein nabati menurut jenis kelamin... 49 34 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber

vitamin dan mineral menurut jenis kelamin... 49 35 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber

karbohidrat menurut pengetahuan gizi... 51 36 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber

lemak menurut pengetahuan gizi... 52 37 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber

protein hewani menurut pengetahuan gizi... 53 38 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber

protein nabati menurut pengetahuan gizi...54 39 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber


(22)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka Pemikiran Penelitian Preferensi Pangan Anak Sekolah

Dasar di Kota Bogor ... 13 2 Pengambilan sampel ... 15


(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Peta Lokasi Penelitian... 63 2 Kuesioner Preferensi Pangan Anak ... 64


(24)

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan. Kualitas Sumber Daya manusia yang baik salah satunya didukung dengan status gizi yang baik pula. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang, salah satunya adalah konsumsi pangan yang baik, yaitu yang memenuhi kaidah beragam, bergizi, dan berimbang. Menurut Ariani (2008), secara fisiologis manusia memerlukan lebih dari 40 jenis zat gizi yang terdapat pada berbagai jenis makanan untuk dapat hidup aktif dan sehat. Berkaitan dengan hal tersebut maka pangan merupakan kebutuhan dasar manusia dan pemenuhan kebutuhan akan pangan perlu mendapat perhatian. Bahkan arah pembangunan ketahanan pangan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat secara cukup, bergizi, aman, dan bermutu (Adnyana 2009).

Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan manusia akan pangan dan gizi baik secara kuantitas maupun kualitas. Secara kuantitas, makanan yang dikonsumsi harus cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi sesuai angka kecukupan yang dianjurkan. Sementara secara kualitas, makanan yang dikonsumsi harus bergizi seimbang dan aman (bebas dari cemaran bahan kimia/ mikroba/ fisik yang berbahaya). Berkaitan dengan hal ini, diversifikasi pangan menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan.

Definisi diversifikasi pangan yang telah ditetapkan dalam PP nomor 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan adalah upaya peningkatan konsumsi aneka ragam pangan dengan prinsip gizi seimbang. Program diversifikasi pangan pada dasarnya memiliki dua dimensi pokok yaitu: 1) keragaman pola konsumsi dimana terdapat keanekaragaman bahan makanan yang dikonsumsi sehingga memenuhi kebutuhan gizi yang bermutu dan seimbang (kandungan KH, protein, lemak, vitamin dan mineral), dan 2) keanekaragaman sumber bahan pangan untuk masing-masing jenis gizi, sumber protein dapat diperoleh dari hewan, ikan, maupun nabati dan ini bersifat spesifik lokasi (Adnyana 2009). Penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor internal yaitu preferensi, pendapatan, keyakinan (budaya dan religi), serta pengetahuan gizi, maupun faktor eksternal seperti faktor agroekologi,


(25)

produksi, ketersediaan dan distribusi, keanekaragaman pangan, serta promosi/ iklan.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Jawa Barat (2007) diketahui Kota Bogor memiliki prevalensi BB lebih tertinggi anak lakilaki usia 6 -14 tahun (15.3%) dan tertinggi kedua untuk anak perempuan (8.6%) di Provinsi Jawa Barat, hal ini mengindikasikan tingginya konsumsi pangan sumber energi pada anak-anak. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Propinsi Jawa Barat tahun 2007 juga menunjukkan rata-rata konsumsi energi penduduk kota bogor per kapita per hari masih berada di bawah Angka Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) VIII tahun 2004 sebesar 2000 kkal/kap/hari. Konsumsi energi per kapita per hari masyarakat Kota Bogor adalah sebesar 1674 kkal/kap/hari. Sementara itu rata-rata konsumsi protein per kapita per hari masyarakat Kota Bogor (58.6 gram/kap/hari) telah mampu memenuhi bahkan melebihi Angka Kecukupan Protein (AKP) sebesar 52 gram/kap/hari. Selain itu, masih berdasarkan hasil Riskesdas diketahui bahwa prevalensi termasuk tinggi dengan nilai 96.7 % dibandingkan dengan prevalensi nasional sebesar 93.6 % hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar penduduk Kota Bogor yang berusia lebih dari 10 tahun sebagian besar masih belum terbiasa mengkonsumsi buah dan sayur atau konsumsi belum mencapai 5 porsi per hari selama 7 hari. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan konsumsi pangan dan gizi masyarakat Kota Bogor belum memenuhi aspek kuantitas dan kualitas.

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi diversifikasi pangan adalah preferensi. Menurut Pilgrim dalam Suhardjo (1989) preferensi makanan (Food Preference) adalah tindakan atau ukuran suka atau tidak suka seseorang terhadap makanan, lebih lanjut preferensi akan mempengaruhi konsumsi pangan seseorang. Informasi mengenai preferensi makanan ini sangat diperlukan dalam upaya perencanaan dan pembinaan kualitas konsumsi pangan.

Sediaoetama (2008) menyebutkan bahwa kelompok anak usia sekolah (usia 6-13 tahun) termasuk ke dalam kelompok rentan gizi, yaitu kelompok yang paling mudah menderita kelainan gizi apabila suatu masyarakat terkena kekurangan penyediaan bahan makanan. Kelompok anak usia sekolah sedang mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat dan memerlukan zat gizi dalam jumlah yang relatif besar, sehingga kelompok anak-anak perlu


(26)

mendapatkan perhatian yang besar. Perhatian tersebut dapat diberikan dalam bentuk pemenuhan kebutuhan fisik atau pemenuhan kecukupan zat gizi serta pemenuhan kebutuhan psikis. Pemenuhan kebutuhan pangan pada anak-anak tidak hanya sekedar pemenuhan secara kuantitas tetapi juga kualitas.

Berdasarkan hasil penelitian Bryan & Lowenberg dalam Sanjur (1982) dinyatakan bahwa kelompok anak-anak memiliki kecenderungan untuk memilih-milih makanan dan hal ini berkaitan dengan karakteristik makanan seperti rasa, tekstur, dan suhu. Pemilihan (preferensi) pangan memiliki peran penting dalam menentukan pola pangan anak (Birch & Fischer 1998). Dickins diacu dalam Sanjur (1982) menambahkan bahwa preferensi pangan sebagian besar ditentukan pada tahap awal kehidupan dan relatif stabil hingga terjadi perubahan pada preferensi kelompok secara keseluruhan. Pilihan makanan yang dibentuk sejak dini dan akan tetap berlaku untuk mempengaruhi preferensi makanannya saat dewasa. Dengan kata lain, preferensi pangan anak merupakan titik kritis atau yang menentukan preferensi pangan saat dewasa. Oleh sebab itu penelitian mengenai pilihan makanan anak-anak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya penting untuk dilakukan sehingga dapat menjadi bahan acuan atau rekomendasi dalam perencanaan pendidikan gizi yang efektif dan program intervensi gizi dalam upaya memperbaiki atau mengembangkan pola konsumsi yang bergizi seimbang.

Perumusan Masalah

Tersedianya Sumber Daya Manusia berkualitas tidak terlepas dari usaha pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup, bergizi, aman, dan bermutu. Kualitas konsumsi pangan secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia dan mendukung terciptanya Ketahanan Pangan yang baik. Seperti diketahui bersama, pemenuhan pangan yang baik adalah yang memenuhi baik segi kuantitas maupun kualitas. Namun seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketidakteraturan ekonomi menyebabkan pilihan pangan yang juga semakin beranekaragam.

Pilihan Pangan atau preferensi pangan adalah sikap individu dalam memilih pangan, pada anak-anak preferensi dipengaruhi oleh karakteristik makanan itu sendiri, pengetahuan gizi, juga karakteristik lingkungan seperti kondisi sosial ekonomi keluarga (Sanjur 1982). Informasi mengenai preferensi pangan pada anak diharapkan dapat menjadi bahan acuan atau rekomendasi dalam perencanaan pendidikan gizi yang efektif dan program intervensi gizi


(27)

dalam upaya memperbaiki atau mengembangkan pola konsumsi yang bergizi seimbang. Berdasarkan hal tersebut, dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana preferensi pangan anak sekolah dasar di Kota Bogor?

2. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan keadaan sosial ekonomi keluarga dengan preferensi pangan?

Tujuan

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor, sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi karakteristik individu contoh yaitu pengetahuan gizi dan jenis kelamin contoh

2. Mengidentifikasi keadaan sosial ekonomi keluarga contoh

3. Mengidentifikasi preferensi pangan contoh terhadap berbagai jenis pangan dan produk olahannya

4. Menganalisis hubungan preferensi pangan contoh dengan karakteristik individu dan keadaan sosial ekonomi keluarga contoh

Kegunaan

Hasil penelitian tentang Preferensi Pangan Anak di Kota Bogor diharapkan dapat menyediakan data dan informasi tentang Preferensi Pangan Anak di Kota Bogor kepada pemerintah dan instansi terkait, serta dapat dijadikan sebagai rekomendasi untuk pengembangan pola konsumsi bergizi seimbang melalui pendidikan gizi seimbang.


(28)

TINJAUAN PUSTAKA

Anak Usia Sekolah Dasar

Hurlock (1980) menyebutkan bahwa para pendidik memberi label terhadap akhir masa anak-anak (late childhood) sebagai usia sekolah dasar. Usia ini berlansung dari usia enam hingga tiba saat anak menjadi matang secara seksual, yaitu usia 13 tahun untuk perempuan dan 14 tahun untuk laki-laki. Demikian halnya dengan Sumarwan (2002) yang juga menggolongkan anak usia 6-12 tahun ke dalam golongan atau kelompok anak usia sekolah. Suryabrata (1982) membagi anak Sekolah Dasar menjadi dua kelas, yaitu kelas rendah yang berusia 6-9 tahun dan kelas tinggi yang berusia 10-12 tahun.

Hidayat (2004) menambahkan bahwa anak usia enam tahun ke atas (usia sekolah) terbagi dalam masa pra remaja (6 – 10 tahun) dan masa remaja (10 – 18 atau 20 tahun). Pada masa sekolah pertumbuhan dan perkembangan anak akan mengalami proses percepatan pada usia 10 – 12 tahun. Secara umum, pada usia ini aktifitas fisik pada anak semakin tinggi dan memperkuat kemampuan motoriknya. Kemampuan kemandirian anak akan semakin dirasakan dimana lingkungan luar rumah dalam hal ini adalah sekolah cukup besar, sehingga beberapa masalah sudah mampu diatasi dengan sendirinya dan anak sudah mampu menunjukkan penyesuaian diri dengan lingkungan yang ada, rasa tanggung jawab dan percaya diri dalam tugas sudah mulai terwujud sehingga dalam menghadapi kegagalan maka anak seringkali dijumpai reaksi kemarahan atau kegelisahan.

Perkembangan kognitif, psikososial, interpersonal, psikoseksual, moral, dan spiritual sudah mulai menunjukkan kematangan secara khusus, pada masa ini anak banyak mengembangkan kemampuan interaksi sosial, belajar tentang nilai moral dan budaya dari lingkungan keluarga serta mulai mencoba mengambil bagian dari keluarga atau berperan. Selain itu juga terjadi perkembangan konsep diri, ketrampilan membaca, menulis serta berhitung, dan belajar menghargai di sekolah.

Tahapan perkembangan anak menurut teori perkembangan Piaget dalam Hidayat (2004) dibagi menjadi 4 tahapan sebagai berikut:

1. Tahap sensori motor (usia 0 – 2 tahun) 2. Tahap pra operasional (usia 2 – 7 tahun) 3. Tahap kongkrit (usia 7 – 11 tahun)


(29)

Berdasarkan tahapan tersebut, maka anak usia 7 – 11 tahun berada pada tahapan perkembangan kongkrit dimana pada tahap ini anak sudah mulai memandang realistis dari dunianya serta mempunyai anggapan yang sama dengan orang lain, sifat egosentrik anak sudah mulai hilang sebab anak mempunyai pengertian tentang keterbatasan diri sendiri. Sifat pikiran anak sudah mempunyai dua pandangan (reversibilitas). Reversibilitas merupakan cara memandang dari arah yang berlawanan atau berkebalikan. Sifat realistik anak belum sampai ke dalam pikiran dalam membuat konsep atau hipotesa.

Anak-anak lebih mudah dididik pada usia Sekolah Dasar dibandingkan dengan anak usia sebelum atau sesudahnya. Oleh sebab itu, sangat tepat jika pada siswa SD ditanamkan dasar-dasar pengetahuan gizi dan kebutuhan makanan yang baik. Anak-anak usia Sekolah Dasar perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh karena berada pada masa pertumbuhan yang cepat dan sangat aktif. Karena itu, mereka membutuhkan makanan yang memenuhi kebutuhan gizi baik dari segi kuantitas maupun kualitas (Wirakusumah & Pranadji 1989). Selain itu, anak-anak yang duduk di Sekolah Dasar merupakan kelompok yang perlu mendapat perhatian lebih dalam hal pembinaan dan pengembangan mengenai cara-cara berpengetahuan, bersikap, dan bertindak dalam pemilihan makanan, baik selama mereka berada di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat yang lebih luas.

Preferensi Pangan

Setiap masyarakat mengembangkan cara yang turun temurun untuk mencari, memilih, menangani, menyiapkan, dan memakan makanan. Adat istiadat menentukan preferensi seseorang terhadap makanan (Suhardjo 1989). Latar belakang sosial budaya mempengaruhi pemilihan jenis pangan melalui dua cara yaitu informasi mengenai gizi dan preferensi. Preferensi terhadap makanan didefinisikan sebagai derajat kesukaan atau ketidaksukaan terhadap makanan dan preferensi ini akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan (Suhardjo 1989).

Pengukuran terhadap preferensi pangan dilakukan dengan menggunakan skala, dimana responden ditanya untuk dapat mengindikasikan seberapa besar dia menyukai pangan berdasarkan kriteria. Skala pengukuran dapat dibedakan menjadi sangat tidak suka, tidak suka, netral, suka, dan sangat suka. Skala hedonik adalah salah satu cara untuk mengukur derajat suka maupun tidak suka seseorang. Derajat kesukaan seseorang diperoleh dari pengalamannya terhadap


(30)

makanan, yang akan memberikan pengaruh yang kuat pada angka preferensinya (Sanjur 1982).

Preferensi memainkan suatu peran penting di dalam menjelaskan pola makanan anak-anak, sebagaimana kaitannya dengan penerimaan makanan (Birch & Fischer 1998). Riset menunjukkan bahwa anak-anak mengembangkan pilihan makanan mereka seiring dengan pertumbuhan mereka dan paparan terhadap berbagai karakteristik makanan, antara lain tekstur, rasa dan bumbu (Birch 1999). Skinner, et al. (1998) menambahkan anak-anak juga mempelajarinya dari model atau contoh dalam keluarga, orang tua dan saudara kandung, serta dari apa yang mereka alami di rumah, di sekolah bersama teman-teman mereka.

Preferensi pangan adalah pemilihan satu makanan terhadap makanan lain. Pada anak-anak preferensi pangan kebanyakan dipengaruhi oleh kegemaran pribadi, uang dan pengetahuan mereka tidak diterapkan dalam pemilihan pangan. Maka apa yang dipilih oleh seorang anak untuk dimakan pada umumnya apa yang ia sukai dan apa yang ia inginkan. Preferensi pangan berkembang sangat awal, bahkan sejak dalam kandungan tergantung pada diet ibu (Anonim 2008).

Berbagai macam pilihan (preferensi) makanan merupakan hasil interaksi dari kondisi-kondisi saling mempengaruhi yang berbeda, apa yang dipilih seorang anak untuk dimakan atau apa yang membuat makanan menjadi bagian dari konsumsi anak sehari-hari adalah kumpulan atau hasil interaksi dari beberapa faktor, antara lain: keturunan (genetik), budaya, serta status sosial dan ekonomi. Hal Ini merupakan suatu titik kritis sebab pilihan makanan dapat mempunyai konsekuensi kekal, artinya pilihan makanan dibentuk sejak dini dan akan tetap berlaku untuk mempengaruhi preferensi makanannya saat dewasa; sehingga apa yang dipelajari seorang anak pada tahun awal kehidupannya dapat membangun berbagai macam pilihan makanan pada saat dewasa. Inilah alasan kenapa membentuk pilihan makanan sejak dini dalam hidup dapat mempengaruhi kesehatan suatu generasi untuk seumur hidup mereka (Anonim 2008).

Faktor-faktor yang mempengaruhi Preferensi Pangan Anak

Bass, Wakelfield dan Kolasa (1980) dalam Pradnyawati (1997) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi pangan yaitu; 1) ketersediaan makanan di suatu tempat, 2) pembelian makanan untuk anggota


(31)

keluarga yang lain, khususnya orang tua, 3) pembelian makanan dan penyediaannya yang mencerminkan hubungan kekeluargaan dan budaya, 4) rasa makanan, tekstur, dan tempat. Selain itu, menurut Soesanto (1988) diacu dalam Pradnyawati (1997), pengalaman seseorang yang menjadi landasan dalam membeli makanan tertentu yang disukainya bersumber pada beberapa faktor antara lain enak, menyenangkan, memberikan status, tidak membosankan, berharga murah, mudah didapat dan diolah.

Besar keluarga akan mempengaruhi pendapatan per kapita dan pengeluaran untuk konsumsi pangan, sehingga akan membatasi pilihan pangan. Keluarga dengan banyak anak dan jarak kelahiran antar anak yang sangat dekat akan menimbulkan lebih banyak masalah. Pangan yang tersedia untuk satu keluarga, mungkin tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga tersebut tetapi hanya mencukupi sebagian dari anggota keluarga itu (Martianto & Ariani 2004). Selain itu, Hartog, Staveren, dan Brouwer (1995) juga menyatakan bahwa besar keluarga akan mempengaruhi kebiasaan makan dan gizi, khususnya pada rumah tangga miskin yang bergantung pada pendapatan tunai untuk membeli bahan pangan. Penelitian Rita (2002) mengenai Preferensi Konsumen terhadap Pangan Sumber Karbohidrat non-beras menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara besar keluarga dengan preferensi konsumen terhadap beberapa pangan sumber karbohidrat non-beras

Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya berpengaruh kepada keadaan gizi individu yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan gizi seseorang diharapkan semakin baik pula keadaan gizinya (Irawati, Damanhuri, dan Fachrurozi 1992). Pranadji (1995) menambahkan bahwa pengetahuan mengenai jenis-jenis makanan yang akan dikonsumsi pada diri anak-anak sangat erat hubungannya dengan nilai-nilai dan kepercayaan terhadap makanan yang diperoleh melalui pendidikan di sekolah maupun dirumah. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi cara makan anak-anak, diantaranya tiga faktor yang paling penting adalah ketersediaan pangan, pola sosial, dan faktor-faktor pribadi.

Khomsan (2000) menyatakan bahwa pengetahuan gizi menjadi landasan penting yang menentukan konsumsi pangan keluarga. Individu yang berpengetahuan gizi baik akan mempunyai kemampuan untuk menerapkan


(32)

pengetahuan gizinya dalam pemilihan maupun pengetahuan pangan sehingga konsumsi pangan yang mencukupi lebih terjamin.

Pengetahuan gizi diperoleh melalui pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal adalah jenis pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan dan terdapat kronologis yang ketat untuk tingkatan umur populasi sasarannya. Pendidikan informal adalah jenis pendidikan yang berlangsung seumur hidup yang mempelajari aspek kehidupan (Pranadji 1988). Lebih lanjut Pranadji menjelaskan bahwa materi yang dipelajari dalam pendidikan informal meliputi keterampilan, pengetahuan, sikap, nilai dan cara hidup pada umumnya dan dikategorikan baik secara sosial maupun ekonomis misalnya pergaulan di lingkungan keluarga, teman maupun di masyarakat.

Pengukuran pengetahuan gizi dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen berbentuk pertanyaan pilihan berganda (multiple choice). Instrumen ini merupakan bentuk pertanyaan ataupun melanjutkan pertanyaan yang belum selesai. Tingkat pengetahuan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu baik, sedang dan kurang (Khomsan 2000).

Preferensi konsumsi pangan dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi (Variyam & Blayblock 1998). Menurut Sajogjo yang diacu dalam Marud (2008) faktor pendapatan keluarga mempunyai peranan besar dalam masalah gizi dan kebiasaan makan keluarga. Ketersediaan pangan suatu keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan keluarga tersebut. Rendahnya pendapatan merupakan rintangan yang menyebabkan orang tidak mampu membeli, memilih pangan yang bermutu gizi baik dan beragam. Tingkat pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi. Pendapatan yang tinggi akan meningkatkan daya beli sehingga keluarga mampu membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan dan akhirnya berdampak positif terhadap status gizi. Menurut Suhardjo (1986), pada umumnya jika pendapatan meningkat maka jumlah dan jenis pangan akan membaik.

Pendapatan berhubungan dengan tingkat kesejahteraan keluarga. Keluarga dengan pendapatan terbatas, besar kemungkinan kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya sejumlah yang diperlukan oleh tubuh. Dengan demikian, kondisi ini menyebabkan keanekaragaman bahan makanan kurang terjamin, karena dengan keterbatasan uang itu menyebabkan tidak banyaknya pemilihan dalam hal makanan (Madihah 2002 dalam Ulfah 2008).


(33)

Penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya antara lain yang dilakukan oleh Cooke dan Wardle (2005) terhadap 1291 orang anak yang berusia 4 sampai 16 tahun di Inggris. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study dan pengumpulan data dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar (di dalam kelas) menggunakan kuesioner yang meliputi 115 jenis pilihan makanan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perempuan menunjukkan tingkat kesukaan yang lebih besar terhadap buah (p<0.05) dan sayur (p<0.001) dibandingkan laki-laki, sedangkan kelompok laki-laki sendiri menunjukkan tingkat kesukaan yang lebih besar terhadap kategori makanan berlemak dan bergula (p<0.005), daging (p<0.001), olahan daging (p<0.001), dan telur (p<0.05) dibandingkan perempuan. Berdasarkan perbandingan usia dan jenis kelamin, tingkat kesukaan anak-anak yang paling tinggi adalah terhadap kategori makanan berlemak dan bergula, meskipun demikian tingkat kesukaan terhadap buah juga tinggi.

Pérez-Rodrigo, Ribas, Serra-Majem, dan Aranceta (2003) juga melakukan penelitian serupa dan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa secara keseluruhan menurut usia dan jenis kelamin, pisang dan apel adalah buah yang paling disukai oleh anak-anak dan dewasa muda di Spanyol. Pada kelompok sayuran, saus tomat dan aneka salad terutama salad selada dan tomat memiliki skor tertinggi, diikuti oleh wortel untuk semua umur dan jenis kelamin. Sebanyak 47% (95% CI 46-48%) sampel dilaporkan tidak menyukai sayuran dan 5.7% (95% CI 4.9-6.5%) sampel tidak menyukai buah. Proporsi individu yang mengkonsumsi buah dan sayur rendah secara signifikan masih lebih tinggi dibandingkan dengan yang dilaporkan tidak menyukai sayur (x2=127.69; p<0.001); buah (x2=24.62; p<0.001); atau keduanya (x2=81.53; p<0.001). Terdapat hubungan yang signifikan antara kesukaan/ketidaksukaan terhadap buah dan sayur dengan kebiasaan mengkonsumsi kelompok ini pada anak-anak dan dewasa muda di Spanyol.

Penelitian Caine-Bish dan Scheule (2007) dilakukan terhadap 1818 pelajar kelas 3 hingga kelas 12 di salah satu sekolah di daerah Ohio. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan rendahnya preferensi terhadap sayuran. Sebaliknya, anak-anak menunjukkan tingkat kesukaan yang tinggi terhadap beberapa produk susu dan turunannya.

Hasil uji statistik pada penelitian Rita (2002) menunjukkan preferensi konsumen terhadap poduk pangan sumber karbohidrat non-beras dipengaruhi


(34)

oleh persepsi rasa (pada semua komoditi), pengetahuan gizi (pada komoditi singkong dan jagung), pendidikan (pada komoditi kentang dan sukun), besar keluarga (pada komoditi sukun), dan status pekerjaan (pada komoditi singkong), sedangkan frekuensi konsumsi pangan sumber karbohidrat non-beras dipengaruhi oleh preferensi konsumsi (pada komoditas kentang, sukun, ubi, dan pisang), persepsi terhadap harga (pada komoditas singkong, talas, dan jagung), pengetahuan gizi (pada komoditas talas dan pisang), pendidikan (pada komodias talas dan pisang, status pekerjaan (pada komoditas sukun), dan persepsi terhadap harga (pada komoditas sukun).

Pengambilan contoh pada penelitian Krisnandika (2003) dilakukan secara purposif dengan metode kuota sampling. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan dengan merk minyak goreng yang sering dibeli. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi jenis minyak goreng yang sering dibeli contoh. Tidak terdapat hubungan yang nyata antara pengetahuan gizi dengan jenis minyak goreng yang dipilih. Tingkat pendapatan tidak memiliki hubungan nyata dengan merk minyak goreng yang dipilih.

Dari beberapa analisis hubungan pada penelitian Anjarwati (1998) menunjukkan bahwa pada mahasiswa asrama terlihat ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan alasan preferensi yaitu harga mie instan (p<0.05). berdasarkan jenis kelamin, maka khususnya pada mahasiswa laki-laki menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan gizi dengan alasan preferensi yaitu mencakup kepraktisan dan kemudahan mendapatkan mie instan (berturut-turut p<0.01; p<0.05).


(35)

KERANGKA PEMIKIRAN

Preferensi terhadap makanan didefinisikan sebagai derajat kesukaan atau ketidaksukaan terhadap makanan dan preferensi akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan (Suhardjo 1989). Preferensi pangan berkembang sejak awal kehidupan seseorang dan akan cenderung menetap hingga orang tersebut dewasa. Banyak faktor yang mempengaruhi preferensi seseorang terhadap makanan, antara lain karakteristik individu meliputi jenis kelamin dan pengetahuan gizi yang dimiliki seseorang, karakteristik makanan yaitu terdiri dari rasa, aroma, dan tekstur. Selain itu, preferensi makanan pada anak-anak khususnya juga dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Lingkungan keluarga terutama terkait kondisi sosial ekonomi keluarga yang mempengaruhi preferensi pangan anak-anak diantaranya pendapatan keluarga dan juga besar keluarga, sedangkan di lingkungan sekolah, preferensi pangan anak banyak dipengaruhi oleh teman sebaya. Untuk lebih jelasnya pengaruh karakteristik Individu, makanan, dan lingkungan terhadap preferensi pangan serta konsumsi pangan dapat digambarkan sebagai berikut (Gambar 1).


(36)

Keterangan:

Hubungan yang diteliti Variabel yang diteliti Hubungan yang tidak diteliti Variabel yang tidak diteliti Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Preferensi Pangan Anak Sekolah

Dasar di Kota Bogor

Karakteristik Makanan

Rasa Tekstur Aroma

Karakteristik Individu

Pengetahuan Gizi Jenis Kelamin

Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar

Lingkungan Sekolah

Teman sebaya

Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga

Besar Keluarga Pendapatan Keluarga


(37)

METODE

Desain, Tempat, dan Waktu

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei dengan disain penelitian cross sectional study. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun & Effendy 1989).

Penelitian ini dilakukan di sekolah dengan tingkat sosial ekonomi menengah atas hingga bawah di Kota Bogor yang terdiri dari tiga sekolah yaitu SD Bina Insani, SDN Gunung Batu I, dan SDN Balungbang Jaya 2. Pemilihan lokasi dilakukan berdasarkan pertimbangan kesediaan sekolah untuk dijadikan lokasi penelitian, serta keterbatasan waktu penelitian karena bertepatan dengan pelaksanaan ujian akhir sekolah siswa kelas 5 khususnya yang dilaksanakan pada bulan Juni. Sehingga penelitian berlangsung dari bulan Mei 2009 sampai dengan Juni 2009.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Populasi dari penelitian diperoleh setelah terlebih dahulu dilakukan pemilihan Sekolah Dasar. Pemilihan Sekolah Dasar dilakukan secara purposive berdasarkan kriteria kondisi sosial ekonomi rata-rata keluarga siswa yaitu menengah atas hingga bawah dengan asumsi dapat mewakili kondisi masyarakat Bogor pada umumnya. Hal ini diwakili oleh status SD yaitu SDN gratis mewakili kondisi sosial ekonomi menengah ke bawah, kemudian SDN tidak gratis atau mandiri mewakili kondisi sosial ekonomi menengah, dan SD Swasta mewakili kondisi sosial ekonomi menengah atas (Dinas Pendidikan Kota Bogor 2008). Contoh dari penelitian adalah siswa kelas 5 dan sebagian siswa kelas 4 SDN Balungbang Jaya 2, SDN Gunung Batu I, dan SD Bina Insani Kota Bogor. Pemilihan siswa kelas 4 dan 5 SD disengaja dengan pertimbangan siswa telah mampu menerima arahan dalam pengisian kuesioner, selain itu Hidayat (2004) menyatakan bahwa siswa kelas 4 dan 5 berada pada tahapan perkembangan yang sama yaitu pada masa formal operasional (11 tahun – dewasa). Pada tahap tersebut siswa telah mencapai kemampuan untuk berpikir sistematis terhadap hal-hal yang abstrak dan hipotesis, selain itu anak sudah bisa mengambil kesimpulan dari suatu pertanyaan. Setelah itu dilakukan penghitungan jumlah contoh minimal menggunakan rumus Slovin (Umar 2003), yaitu:


(38)

Keterangan: n = jumlah sampel N = populasi

e = % kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan contoh yang bisa ditolerir, yaitu 10%.

Berdasarkan perhitungan diketahui jumlah minimal contoh untuk penelitian adalah 84 orang, sehingga contoh yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 90 orang terdiri atas 45 orang laki-laki dan 45 orang perempuan. Pengambilan contoh dilakukan dengan metode acak sederhana serta penentuan proporsi seimbang antara kedua jenis kelamin sengaja dilakukan karena berdasarkan penelitian Cooke dan Wardle (2005) dan juga Drewnowski & Hann (1999) yang menyatakan bahwa jenis kelamin memiliki pengaruh terhadap preferensi pangan. Secara singkat pengambilan contoh disajikan dalam gambar 2 berikut ini.

Gambar 2 Pengambilan sampel

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil penggalian informasi dari contoh yang dilakukan melalui wawancara dan pengisian kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan semi terbuka tentang karakteristik individu yaitu jenis kelamin dan pengetahuan gizi serta karakteristik lingkungan contoh meliputi besar keluarga dan pendapatan keluarga. Kuesioner preferensi pangan contoh mengacu pada Pedoman Umum Pemantauan dan Analisis Preferensi Pangan Masyarakat (Deptan 2008). Pangan olahan yang paling disukai dari masing-masing jenis pangan diperoleh dengan cara mengurutkan berdasarkan kesukaan

SD Bina Insani SDN Gunung Batu 1

SDN Balungbang Jaya 2 SD di Kota Bogor

L 15 org

P 15 org

L 15 org

P 15 org

L 15 org

P 15 org

Purposive

Simple Random


(39)

contoh terhadap produk olahan pangan tersebut, dimulai dari urutan satu sebagai yang paling disukai dan seterusnya sesuai dengan olahan pangan yang tersedia dalam kuesioner. Data sekunder yang dikumpulkan antara lain gambaran umum lokasi penelitian dan data mengenai siswa yang diperoleh dari literatur dan SD yang bersangkutan. Jenis dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data

Jenis data Data Cara Pengumpulan

Data Alat Ukur

Primer Karakteristik individu Karakteristik lingkungan Preferensi Pangan

Preferensi Olahan Pangan

Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara

Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Sekunder Gambaran umum lokasi

penelitian

Profil sekolah -

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry data ke komputer, cleaning, dan analisis data. Data dianalisis dengan metode deskriptif dan inferensia. Setelah seluruh data dientry ke dalam komputer dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS ver. 16 for Windows untuk penarikan kesimpulan.

Analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif dan inferensia. Teknik pengolahan statistika dasar meliputi frekuensi, distribusi, dan ukuran sebaran (rata-rata dan standar deviasi), dan tabulasi yang kemudian dilakukan penafsiran atau analisis untuk menjawab tujuan yang bersifat deskriptif kualitatif yaitu tujuan nomor 1 sampai dengan 3. Tujuan 4 yang bersifat menganalisis hubungan dijawab menggunakan analisis non parametrik (Chi Square dan Rank Spearman). Preferensi terhadap berbagai jenis pangan dikategorikan menjadi 5 kategori sikap yaitu 1) sangat tidak suka; 2) tidak suka; 3) biasa; 4) suka; 5) sangat suka, kemudian akan dikelompokkan frekuensinya berdasarkan karakteristik individu dan lingkungan. Produk olahan dari masing-masing pangan yang paling disukai dianalisis berdasarkan data modus untuk dua urutan olahan pangan paling atas (urutan 1 dan urutan 2).


(40)

Tabel 2 menyajikan berbagai variabel yang diteliti dan cara pengolahan datanya, sedangkan Tabel 3 menyajikan cara analisis hubungan antar variabel yang diteliti.

Tabel 2 Data dan pengolahan data

No. Variabel Kategori Skala Dasar

pengukuran 1. Jenis Kelamin 1. Laki-laki

2. Perempuan Nominal Sebaran contoh 2. Tingkat

pengetahuan gizi

1. Kurang (<60%) 2. Sedang (60-80%) 3. Baik (>80%)

Ordinal Teknik pengukuran pengetahuan gizi (Khomsan 2000) 3. Pendapatan Keluarga (Rp/Kap/Bln)

1. Rendah (< Rp190 824) 2. Sedang (Rp190 824 s.d.

Rp381 648)

3. Tinggi (≥ Rp381 648)

Ordinal BPS, 2008

4. Besar Keluarga

1. Kecil (≤ 4 orang)

2. Sedang (5-7 orang) 3. Besar (> 7 orang)

Ordinal Hurlock, 1980

5. Pekerjaan orangtua

1. PNS/POLRI/ABRI 2. Pegawai Swasta/BUMN 3. Pedagang

4. Petani 5. Wiraswasta 6. Jasa

7. Ibu Rumah Tangga 8. Lainnya

Nominal Sebaran contoh

6. Pendidikan orangtua

0. Tidak/belum tamat SD 1. SD/setara

2. SMP/setara 3. SMA/setara 4. Diploma

5. Perguruan Tinggi

Nominal Sebaran contoh

7. Preferensi Pangan

1. Sangat tidak suka 2. Tidak suka 3. Biasa 4. Suka 5. Sangat suka

Nominal Pilihan pangan

Tabel 3 Cara analisis data

No. Variabel yang dianalisis Cara analisis data

1. Jenis Kelamin Deskriptif

2. Tingkat pengetahuan gizi Deskriptif

3. Pendapatan keluarga Deskriptif

4. Besar keluarga Deskriptif

5. Pekerjaan orangtua contoh Deskriptif 6. Pendidikan orangtua contoh Deskriptif 7. Preferensi pangan dan olahan pangan Deskriptif 8. Hubungan preferensi pangan contoh

dengan Jenis Kelamin Inferensia dengan uji Chi Square 9.

Hubungan preferensi pangan contoh dengan pengetahuan gizi, pendapatan keluarga, dan besar keluarga

Inferensia dengan uji Rank Spearman


(41)

DEFINISI OPERASIONAL

Contoh adalah anak yang berusia antara 10 – 12 tahun yang duduk di kelas 5 SD Bina Insani, SD Gunung Batu I, dan SD Balungbang Jaya 2 Kota Bogor pada tahun ajaran 2008/2009.

Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar adalah sikap contoh terhadap berbagai jenis pangan yang diukur menggunakan skala sangat suka (5), suka (4), biasa (3), tidak suka (2) serta sangat tidak suka (1) dan juga produk olahannya yang paling disukai.

Pangan Olahan adalah makanan dan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan (PP No. 28 Tahun 2004 di dalam Deptan 2008).

Jenis kelamin adalah perbedaan contoh berdasarkan ciri biologis dengan kategori.

Pengetahuan gizi adalah tingkat pemahaman contoh terhadap gizi yang dilihat dari kemampuan menjawab pertanyaan dengan benar.

Besar Keluarga adalah banyaknya anggota dalam keluarga inti contoh.

Pendapatan Keluarga adalah jumlah penghasilan yang berasal dari orang tua contoh yang dinilai dengan uang dalam kurun waktu satu bulan terakhir yang dinyatakan dalam rupiah/kapita/bulan.


(1)

Substitusi jenis pangan

8. Selain roti manakah makanan yang termasuk sumber karbohidrat?

a. Kentang goreng

c. Otak-otak

b. Sosis

d. Bakso tusuk

9. Selain ayam goreng manakah makanan yang termasuk sumber protein?

a. Bakwan

c. Cakwe

b. Sosis

d. Martabak mini

10. Manakah di bawah ini yang merupakan sumber lemak selain susu?

a. Cakwe

b. Mpek-mpek

b. Es krim

c. Lontong

11. Berikut ini merupakan pangan sumber serat, selain kangkung :

a. Gula

b. Apel

b. Es krim

c. Lontong

12. Manakah di bawah ini yang merupakan sumber vitamin A selain wortel?

a. Melon

b. Semangka

b. Bengkoang

d. Kedondong

Fungsi zat gizi

13. Roti sebagai sumber karbohidrat memiliki fungsi untuk:

a. Menjaga kesehatan mata

b. Mengganti bagian tubuh yang rusak

c. Menghasilkan energi untuk aktivitas tubuh

d. Tidak tahu

14. Ayam goreng sebagai sumber protein berfungsi untuk :

a. Sumber energi utama

b. Mengganti bagian tubuh yang rusak

c. Menjaga kesehatan mata

d. Tidak tahu

15. Serat dalam makanan memiliki fungsi untuk :

a. Menjaga kesehatan saluran pencernaan

b. Sumber energi utama

c. Mengganti sel tubuh yang sudah rusak

d. Tidak tahu

16. Vitamin A berfungsi memiliki fungsi untuk :

a. Menjaga kesehatan mata

b. Sumber energi utama

c. Mengganti bagian tubuh yang rusak

d. Tidak tahu

Dampak

17. Kurang makan makanan yang mengandung sumber karbohidrat dapat mengakibatkan:

a. Mudah menyerap pelajaran di sekolah

b. Tubuh menjadi lemas dan kurang konsenterasi

c. Konsetrasi yang baik saat mendengarkan guru

d. Tidak tahu

18. Kekurangan protein dapat menyebabkan penyakit:

a. Gondok

b. Sariawan

c. Busung lapar

d. Tidak tahu

19. Kurang makan makanan yang mengandung serat dapat berakibat :

a. Gondok

c.Susah buang air besar

b. Sariawan

d. Tidak tahu

20. Kekurangn vitamin A dapat menyebabkan penyakit:

a. Gondok

c. Rabun senja/ rabun ayam


(2)

C. PREFERENSI PANGAN DAN OLAHANNYA

No Kelompok Pangan Jenis Pangan (Bahan Baku)

Tingkat Kesukaan

Olahan Urutan

kesukaan

Alasan

(Lingkari/pilih salah satu huruf yg sesuai dg alasan kamu) Sangat

tidak suka

Tidak

Suka Biasa Suka Sangat

Suka

1 Padi-padian Beras Nasi a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lontong/ketupat a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Bubur a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Buras a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Jagung Rebus a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Bakar a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Berondong/Pop Corn a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Keripik a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Mie Rebus a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Goreng a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Roti Tawar a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Manis lainnya a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Roti Panggang/Bakar a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Bihun Bihun Rebus a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Bihun Goreng a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

2 Umbi-umbian Singkong Kentang Rebus/Kukus a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Kentang Goreng a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Keripik singkong a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Combro a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Ubi Jalar Ubi Rebus/Kukus a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Ubi Goreng a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Keripik Ubi a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Kentang Rebus/kukus a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Kentang Goreng a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Keripik kentang a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Perkedel kentang a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Talas Talas Rebus/kukus a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Talas Goreng a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Keripik Talas a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

3 Pangan Hewani Daging sapi/kerbau/kambing Daging Goreng/gepuk/empal a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Daging Panggang/Bakar/Sate a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Sosis/kornet sapi a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Baso sapi a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Daging Ayam Ayam Goreng a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Ayam Panggang/Bakar/Sate a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan


(3)

No Kelompok Pangan Jenis Pangan (Bahan Baku)

Tingkat Kesukaan

Olahan Urutan

kesukaan

Alasan

(Lingkari/pilih salah satu huruf yg sesuai dg alasan kamu) Sangat

tidak suka

Tidak

Suka Biasa Suka Sangat

Suka

Baso ayam a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Sosis/ Kornet ayam a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Telur Ayam/Bebek Telur Dadar a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Telur Ceplok a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Telur Rebus a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Ikan Segar Ikan Goreng a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Ikan Panggang/Bakar a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Pepes ikan a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Udang/Kerang Udang/kerang Goreng a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Pepes udang/kerang a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Baso udang a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Ikan Asin Ikan asin Goreng a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Ikan Pindang Ikan Pindang Goreng a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Susu Susu Segar/UHT a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Susu Kental Manis a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Susu Bubuk a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Keju a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Yoghurt a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Krim a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

4 Minyak dan lemak Minyak goreng Asli a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Gorengan a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Margarin/mentega/b

utter Asli/olesan a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

5 Buah/biji berminyak Kelapa Minuman (es kelapa) a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Santan a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Coklat Coklat batang a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

6 Kacang-kacangan Kacang Tanah Kacang Rebus a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Kacang Goreng a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Bumbu kacang a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Kacang kedelai Kedelai Rebus/kukus a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Kedelai Goreng a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Kacang hijau Bubur kacang hijau a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Rempeyek a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Tahu Pepes tahu a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan


(4)

No Kelompok Pangan Jenis Pangan (Bahan Baku)

Tingkat Kesukaan

Olahan Urutan

kesukaan

Alasan

(Lingkari/pilih salah satu huruf yg sesuai dg alasan kamu) Sangat

tidak suka

Tidak

Suka Biasa Suka Sangat

Suka

Tahu Kukus/bacem a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Tempe Tempe Goreng a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Orek tempe a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Tempe KukusBacem a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Oncom Oncom Goreng a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Tumis/oseng oncom a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Tauco Asli a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Kecap Asli a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Emping Emping Goreng a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

7 Gula Gula Pasir Asli a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Gula merah Asli a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Saus gula merah a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Sirup Asli a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Minuman jadi Sari buah a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Softdrink(fanta/sprite/cola) a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Isotonik (ex: pocari

sweat,mizone,dsb) a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Air kemasan a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

8 Sayur dan Buah Sayur daun hijau Sayur Rebus/Bening a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Masak santan a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Tumis sayur a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Kacang panjang Rebus/Bening a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Kacang panjang Masak santan a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Tumis kacang panjang a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Buncis Buncis Rebus/Sop a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Buncis Masak santan a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Tumis buncis a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Wortel Wortel Rebus/Sop a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Wortel Masak santan a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Tumis wortel a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Pisang Pisang Kukus/rebus a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Pisang Goreng a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Sebagai buah/asli a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan


(5)

No Kelompok Pangan Jenis Pangan (Bahan Baku)

Tingkat Kesukaan

Olahan Urutan

kesukaan

Alasan

(Lingkari/pilih salah satu huruf yg sesuai dg alasan kamu) Sangat

tidak suka

Tidak

Suka Biasa Suka Sangat

Suka

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Pepaya Sebagai buah/rujak a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Jus/minuman a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Jambu biji Sebagai buah a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Jus a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Mangga Sebagai buah/rujak a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Jus/minuman a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Nangka Sebagai buah a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

9 Lain-lain Teh Teh seduh a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Teh dalam kemasan a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Kopi Kopi seduh a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Kopi dalam kemasan a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan Lainnya ... a Rasa; b Tersedia; c Kebiasaan; d Praktis; e Gizi dan Kesehatan

Keterangan :

Urutan kesukaan :

Diisi dengan cara mengurutkan olahan pangan mulai dari olahan yang paling disukai (diberi nomor 1) hingga yang paling tidak disukai pada masing-masing jenis pangan

Alasan

a. Rasa (enak, manis, gurih, segar, dsb)

b. Tersedia (ada dan siap untuk dikonsumsi)

c. Kebiasaan (selalu dikonsumsi setiap hari)

d. Praktis (siap dan mudah dikonsumsi)


(6)

E. KUESIONER UNTUK ORANG TUA (dibawa pulang)

Kepada

: Yth. Orangtua Siswa

Dengan Hormat,

Dengan ini saya, Yanni Trimur mahasiswa Gizi Masyarakat IPB angkatan 2005, memohon

kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner penelitian saya yang berjudul “Preferensi Pangan

Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor. Data yang dikumpulkan hanya akan dipergunakan untuk

keperluan penelitian dan bersifat rahasia (tidak akan dipublikasikan). Penelitian ini telah mendapat

izin dari pihak Sekolah, dan putra/putri Bapak/Ibu terpilih sebagai salah satu responden penelitian.

Terima kasih atas kerjasama Bapak/Ibu.

Nama siswa

: ...

Kelas/SD

: ...

1. Nama

Ayah

: ...

Ibu

: ...

2. Pendidikan terakhir

Ayah

: a. Tidak/belum tamat SD

b. SD/setara

c. SMP/setara

d. SMA/setara

e. Diploma

f. Perguruan Tinggi

Ibu

: a. Tidak/belum tamat SD

b. SD/setara

c. SMP/setara

d. SMA/setara

e. Diploma

f. Perguruan Tinggi

3. Pekerjaan

Ayah

: a. Pegawai negeri/Polri/ABRI

b. Pegawai Swasta/BUMN

c. Pedagang

d. Petani

e. Wiraswasta

f. Lainnya ... (sebutkan)

Ibu

: a. Pegawai negeri/Polri/ABRI

b. Pegawai Swasta/BUMN

c. Pedagang

d. Petani

e. Wiraswasta

f. Lainnya ... (sebutkan)

4. Pendapatan per minggu/bulan/tahun

Ayah

: Rp. ...

Ibu

: Rp. ...

5. Jumlah anggota keluarga : ... orang