pendapatan keluarga, ubi jalar semakin tidak disukai. Hal ini diduga pada keluarga dengan pendapatan rendah atau sedang memiliki keterbatasan dalam
menyediakan variasi jenis bahan makanan seperti dinyatakan oleh Sajogjo 1994 diacu dalam Marud 2008 rendahnya pendapatan merupakan rintangan yang
menyebabkan orang tidak mampu membeli, memilih pangan yang bermutu gizi baik dan beragam. Tingkat pendapatan merupakan faktor yang menentukan
kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi. Keluarga yang berpenghasilan cukup atau tinggi lebih mudah dalam menentukan pilihan pangan yang baik.
Selain itu juga diduga terkait dengan fungsi status ekonomi dari pangan seperti yang disebutkan dalam Almatsier 2003 bahwa makanan sering digunakan
untuk menunjukkan prestise dan status ekonomi. Makan beras dianggap lebih berprestise daripada makan jagung dan umbi-umbian.
Tabel 26 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber lemak menurut pendapatan keluarga
Jenis pangan
Penda- patan
keluarga Tingkat kesukaan
Total p-
value r
1 2
3 4
5 n
n n
n n
n Minyak
goreng Rendah
6 18.8
15 46.9
6 18.8
5 15.6
0.0 32
100 0.161
0.149
Sedang 1
6.7 9
60.0 2
13.3 2
13.3 1
6.7 15
100 Tinggi
7 16.3
11 25.6
19 44.2
3 7.0
3 7.0
43 100
Margarin Rendah
1 3.1
8 25.0
12 37.5
10 31.2
1 3.1
32 100
0.036
0.221
Sedang 0.0
1 6.7
7 46.7
7 46.7
0.0 15
100 Tinggi
2 4.7
1 2.3
19 44.2
15 34.9
6 14.0
43 100
Kelapa Rendah
0.0 7
21.9 8
25.0 13
40.6 4
12.5 32
100 0.113
0.168
Sedang 0.0
1 6.7
5 33.3
9 60.0
0.0 15
100 Tinggi
2 4.7
6 14.0
7 16.3
14 32.6
14 32.6
43 100
Cokelat Rendah
0.0 0.0
5 15.6
16 50.0
11 34.4
32 100
0.298
0.111
Sedang 0.0
1 6.7
0.0 8
53.3 6
40.0 15
100 Tinggi
0.0 1
2.3 5
11.6 16
37.2 21
48.8 43
100
Keterangan : 1 Sangat tidak suka 3 biasa
5 Sangat suka 2 tidak suka
4 Suka signifikan pada level 0.05
Tabel 26 menunjukkan cokelat dan kelapa disukai oleh sebagian besar contoh pada berbagai kategori pendapatan keluarga. Sebaliknya, minyak goreng
tidak disukai oleh sebagian besar contoh dengan kategori pendapatan keluarga rendah dan sedang. Sebanyak 44.2 contoh dengan pendapatan keluarga tinggi
menyatakan biasa terhadap minyak. Sekitar 40 contoh pada berbagai kategori pendapatan keluarga menyatakan biasa terhadap margarin dan sebanyak 46.7
contoh dengan kategori pendapatan keluarga sedang menyukai margarin. Hasil uji statistik pada Tabel 26 menunjukkan hanya terdapat hubungan
nyata antara pendapatan keluarga dengan preferensi terhadap margarin r=0.221, p0.05, artinya semakin tinggi pendapatan keluarga maka margarin semakin
disukai. Hal ini sesuai dengan Suhardjo 1986 yang menyatakan bahwa pada umumnya jika pendapatan meningkat maka jumlah dan jenis pangan akan
membaik. Kadang-kadang perubahan utama yang terjadi dalam kebiasaan makanan ialah pangan yang dimakan itu mahal.
Tabel 27 Sebaran contoh berdasarkan preferensi pangan pada kelompok sumber protein hewani menurut pendapatan keluarga