Uji Multikolinieritas Uji Heterokedastisitas

- Standar error skewness = � 6��−1 �−2�+1�+3 = � 69494−1 94−294+194+3 = 0,249 - Kurtosis = � ��+1 �−1�−2�−3 ∑ ��−�� � 4 � − 3�−1 2 �−2�−3 = � 9494+1 94−194−294−3 210.8212 � − 394−1 2 94−294−3 = -0.681 - Standar error kurtosis = � 4� 2 −1���������� 2 �−3�+5 = � 494 2 −10,249 2 94−394+5 = 0,493 Sehingga diperoleh: Rasio skewness = �������� �� �������� = 0,332 0,249 = 1,333 Rasio kustosis = �������� �� �������� = −0,681 0,493 = -1,381 Rasio skewness dan rasio kurtosis berada diantara -2 hingga +2. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal.

5.2.3.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak. Model regresi yang Universitas Sumatera Utara baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Adanya multikolonieritas dapat diketahui jika nilai tolerance 0,1 atau nilai VIF 10. Hasil uji multikolinieritas disajikan dalam Tabel 5.16. Tabel 5.16. Pengujian Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Keterangan Kompetensi X 1 0.932 1.073 Tidak multikolinearitas Pelatihan X 2 0.965 1.037 Tidak multikolinearitas Kepedulian X 3 0.818 1.222 Tidak multikolinearitas Prasarana X 4 0.624 1.602 Tidak multikolinearitas Lingkungan Kerja X 5 0.663 1.508 Tidak multikolinearitas Berdasarkan Tabel 5.16., hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance nya kurang dari 0,1. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.

5.2.3.3. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui terjadinya heteroskedastisitas dapat dilihat dari signifikansi t. Jika P 0,05 maka tidak terdapat heterokedastisitas. Pada penelitian ini, uji heteroskedastisitas dilakukan menggunakan uji Glejser yang disajikan dalam Tabel 5.17. Tabel 5.17. Pengujian Heteroskedasitas Variabel Signifikansi Keterangan Kompetensi X 1 0.780 Tidak heteroskedasitas Pelatihan X 2 0.287 Tidak heteroskedasitas Kepedulian X 3 0.138 Tidak heteroskedasitas Prasarana X 4 0.101 Tidak heteroskedasitas Lingkungan Kerja X 5 0.389 Tidak heteroskedasitas Pada Tabel 5.17. terlihat bahwa semua variabel independen memiliki signifikansi t lebih besar dari 0,05 yang artinya tidak mengalami masalah heterokedastisitas. 5.2.4. Pengujian Hipotesis 5.2.4.1. Koefisien Determinasi