Penilaian Kinerja berdasarkan Judgement Analisis Regresi Linier Berganda

3.6. Penilaian Kinerja berdasarkan Judgement

6 Tipe judgement merupakan tipe kriteria performansi yang menilai danatau mengevaluasi performansi kerja pekerja berdasarkan perilaku yang spesifik. Dimensi-dimensi berikut ini biasanya menjadi perhatian dari tipe kriteria judgement ini: a. Quantity of work, yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan. b. Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya. c. Job knowledge, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya. d. Creativeness, keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan- tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul. e. Cooperation, yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain. f. Dependability, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja. g. Initiative, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggungjawabnya. h. Personal qualities, yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan dan integritas pribadi. 6 Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hal: 142. Universitas Sumatera Utara

3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

7

3.7.1. Validitas Data

Validitas data ialah sutu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Oleh karena itu, untuk menguji validitas data, maka pengujian dilakukan terhadap instrumn pengumpulan data. Cara-cara umum yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ialah melalui analisis korelasi correlational analysis, analisis faktor factor analysis, dan multitrait. Analisis korelasi sangat sesuai digunakan untuk menguji validitas serempak dan prediktif concurrent valitidy and predictive validity ataupun validitas konvergen dan diskriminan convergent and discriminant validity. Analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Pearson yaitu sebagai berikut: � �� = � ∑ �� − ∑ �∑ � �{� ∑ � 2 − ∑ � 2 }{ � ∑ � 2 − ∑ � 2 } dimana: N = jumlah responden � �� = koefisien korelasi antara Y dan X X = skor variable independen X Y = skor variable independen Y 7 Sinulingga, Sukaria. 2011. Metode Penelitian. Medan: USU Press. Hal:194-195. Universitas Sumatera Utara Analisis faktor adalah suatu teknik multivariate yang menguji kesesuaian dimensi dari konsep yang telah disusun definisi operasionalnya disamping mengidentifikasi item mana yang paling wajar untuk setiap dimensi. Analisis faktor dapat dilakukan apabila antara faktor yang satu dengan faktor yang lain terdapat kesamaan, kesinambungan atau antara kedua faktor tersebut bersifat tumpang tindih overlap.

3.7.2. Reliabilitas Data

8 Reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tersebut. Secara definitif, Stainback, S., 1998 menyebutkan bahwa reliability is defined as the consistency and stability of data or findings. From positivistic perspective, reliability typically is considered to be synonymous with consistency of data produce by observation made by different researchers or by the same researchers but at different time or by splitting a data set in two parts split-half. Pengujian reliabilitas pada umumnya dikenakan untuk pengujian stabilitas instrumen dan konsistensi internal instrumen. Ada dua macam pengujian stabilitas instrumen, yaitu Test-Retest Reliability dan Pararrel-Form Reliability. Pengukuran konsistensi internal instrumen pengumpulan data dapat dilakukan denga dua cara yaitu Interitem Consistency Reliability dan Split-Half Reliability. Teknik pengujian yang banyak digunakan ialah Koefisien Alpha Cronbach 8 Ibid. Hal: 205,215. Universitas Sumatera Utara 1946. Koefisien Alpha Cronbach digunakan untuk multipoint scale items dan formula Kuder Richardson 1937 digunakan untuk dichotomous items. Koefisien Alpha Cronbach memberikan indikasi seberapa baik item-item dalam set saling berkolerasi secara positif. Koefisien Alpha Cronbach dihitung sebagai interkolerasi rata-rata antara item-item dalam set tesebut. Makin dekat nilai koefisien Alpha Cronbach kepada angka 1 makin kuat konsistensi internal reliabilitas. Koefisien Alpha Cronbach digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen yang pertanyaan-pertanyaannya menggunakan skor dalam rentangan tertentu misalnya antara 1 dan 5 atau antara 1 dan 10 dan sebagainya. Rumus yang digunakan dalam menghitung koefisien Alpha Cronbach adalah sebagai berikut: � 11 = � � � − 1� � 1 − ∑ � � 2 � � 2 � dimana: r 11 = reliabilitas instrumen koefisien Alpha Cronbach k = jumlah butir pertanyaan dalam instrumen ∑σ b 2 = jumlah varians butir-butir pertanyaan Σ t 2 = varians total Split-Half Reliability merefleksikan korelasi antara dua bagian masing- masing adalah separuh dari instrumen yang digunakan. Kuatnya korelasi antara kedua bagian tersebut tergantung pada cara item-item dalam instrumen dibagi menjadi dua bagian. Ada dua cara yang dapat dipilih untuk membelah instrumen, yaitu berdasarkan pertanyaan-pertanyaan genap-ganjil dan berdasarkan pertanyaan bagian awal dan pertanyaan bagian akhir. Universitas Sumatera Utara

3.8. Uji Asumsi Klasik

9

3.8.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dependent dan variabel bebas independent memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah jika distribusi data normal atau mendekati normal. Cara yang sering digunakan dalam menentukan apakah suatu model berdistribusi normal atau tidak hanya dengan melihat pada histogram residual apakah memiliki bentuk seperti lonceng atau tidak. Cara ini menjadi fatal karena pengambilan keputusan data berdistribusi normal atau tidak hanya berpatok pada pengamatan gambar saja. Ada cara lain untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis. Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah data berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standar error skewness sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standar error kurtosis. Apabila rasio skewness dan rasio kurtosis berada di antara -2 dan +2, maka data berdistribusi normal. Formulanya adalah sebagai berikut: Skewness = � � �−1�−2 ∑ ��−�� � 3 � Standar error skewness = � 6��−1 �−2�+1�+3 9 Sudarmanto, Gunawan. 2013. Statistik Terapan Berbasis Komputer Dengan Program IBM SPSS Statistic 19. Jakarta: Mitra Wacana Media. Universitas Sumatera Utara Kurtosis = � ��+1 �−1�−2�−3 ∑ ��−�� � 4 � − 3�−1 2 �−2�−3 Standar error kurtosis = � 4� 2 −1���������� 2 �−3�+5 dimana: n = Jumlah sampel S = Standar deviasi Xi = Data ke-i �� = Nilai rata-rata dari X

3.8.2. Uji Multikolinieritas

10 Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent. Dalam membuat regresi berganda, variabel bebas yang baik adalah variabel bebas yang mempunyai hubungan dengan variabel terikat, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan variabel bebas lainnya. Pengujian ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF dan nilai Tolerance. Formulasi VIF untuk regresi majemuk dengan variabel bebas lebih dari dua, yaitu: ��� � = 1 1 − � � 2 ; � = 1,2,3, … . . � 10 Ibid. Hal: 260. Universitas Sumatera Utara Sedangkan formulasi untuk mencari nilai tolerance adalah: ��� � = 1 ��� = 1 − � � 2 ; � = 1,2,3, … . . � dimana: k = banyaknya variabel bebas. � � 2 = koefisien determinasi antara variabel bebas ke-j dengan variabel bebas lainnya. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau nilai VIF 10.

3.8.3. Uji Heterokedastisitas

11 Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara yang sering digunakan dalam menentukan apakah suatu model terbebas dari masalah heterokedastisitas atau tidak adalah dengan melihat pada scatter plot dan dilihat apakah residual memiliki pola tertentu atau tidak. Cara ini menjadi fatal karena pengambilan keputusan hanya berpatok pada pengamatan gambar saja tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Banyak metode 11 Ibid. Hal: 262. Universitas Sumatera Utara statistik yang dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu model terbebas dari masalah heterokedastisitas atau tidak, misalnya uji Glejser. Formulanya adalah sebagai berikut: │Ut│= α + βXt + vt dimana: │Ut│ = nilai absolut residual Xt = variabel independen Vt = variabel pengganggu Jika β pada regresi tersebut adalah signifikan, maka berarti ada heteroskedastisitas di dalam data. .

3.9. Analisis Regresi Linier Berganda

12 Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen X 1 , X 2 ,….X n dengan variabel dependen Y. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan regresi linear berganda adalah Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 +…..+ b n X n, dimana : Y = Variabel dependen nilai yang diprediksikan X 1 dan X 2 = Variabel independen 12 Dajan, Anto. 1991. Pengantar Metode Statistik Jilid I. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia. Hal:399-400 Universitas Sumatera Utara a = Konstanta nilai Y apabila X 1 , X 2 …..X n = 0 b = Koefisien regresi nilai peningkatan ataupun penurunan Langkah-langkah yang dilakukan dalam model analisis regresi linier berganda 13 1. Koefisien Determinasi, untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. adalah sebagai berikut: Rumus menghitung koefisien determinasi adalah: � 2 = ��� ��� = ∑�′ − � � 2 ∑� − � � 2 dimana: SSR = Sum of squares due to regression = ∑�′ − � � 2 TSS = Total sum of square = ∑� − � � 2 �′ = Y prediksi � � = Y rata-rata 2. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F, untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Rumus menghitung nilai statistik F adalah: � = � 2 � 1 − � 2 � − � − 1 13 Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Universitas Sumatera Utara dimana: � 2 = Koefisien determinasi n = Jumlah observasi k = Jumlah variabel bebas 3. Uji Signifikansi Individual Uji Statistik t, untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Rumus menghitung nilai statistik t adalah: � = � � − 0 �� = � � �� dimana: b i = parameter i Se = Standar error Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di perusahaan manufaktur PT. Jaya Beton Indonesia. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Pasar Nippon, Paya Pasir Medan Marelan, Sumatera Utara 20255. Penelitian dilakukan pada bulan Mei - Oktober 2013.

4.2. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Jaya Beton Indonesia sebagai responden dalam pengisian kuesioner terkait pengaruh Sistem Manajemem Mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja karyawan.

4.3. Jenis Penelitian

Berdasarkan metodenya, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif sebab-akibat causal research, yaitu penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara mengamati akibat yang terjadi dan kemungkinan faktor sebab yang menimbulkan akibat tersebut. Sinulingga, 2011 14 . 14 Sinulingga, Sukaria. 2011. Metode Penelitian. Medan: USU Press. Hal: 26. Universitas Sumatera Utara