Analisis Hasil Uji Signifikansi Simultan Analisis Hasil Uji Parsial

6.1.2. Analisis Hasil Uji Signifikansi Simultan

Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah 7,98, sedangkan d engan level pengujian yang digunakan α = 5, df1= 5 dan df2= 88 diketahui nilai F tabel = 2,32. Oleh karena F hitung F tabel 7,98 2,32, maka H o ditolak dan H 1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi X 1 , pelatihan X 2 , kepedulian X 3 , prasarana X 4 dan lingkungan kerja X 5 secara bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Y di PT. Jaya Beton Indonesia. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja karyawan di perusahaan, maka perusahaan seharusnya mengevaluasi implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 khususnya klausul 6. Dalam beberapa hal, masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan sistem ini terkait pengelolaan sumber daya yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja karyawan. Sesuai dengan hasil audit surveillance ditemukan beberapa hal yang masih perlu diperhatikan, antara lain level dari kompetensi belum ditetapkan untuk setiap jenjang; evaluasi personil setelah pelaksanaan pelatihan belum dilakukan; sistem dokumentasi data untuk perbaikan mesin dan peralatan belum optimal sehingga sulit dalam melakukan analisa perbaikan mesin dan alat. Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan hal tersebut, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan. Universitas Sumatera Utara

6.1.3. Analisis Hasil Uji Parsial

Hasil uji parsial dengan α=5 ditunjukkan pada Tabel 6.1. Tabel 6.1. Hasil Uji Parsial Variabel Koef. Korelasi t hitung t tabel Kondisi Kesimpulan Kompetensi X 1 0,105 0,991 1,987 t hitung t tabel H o diterima Pelatihan X 2 -0,073 -0,687 1,987 t hitung t tabel H o diterima Kepedulian X 3 0,473 5,033 1,987 t hitung t tabel H o ditolak Prasarana X 4 -0,194 -1,856 1,987 t hitung t tabel H o diterima Lingkungan Kerja X 5 0,240 2,322 1,987 t hitung t tabel H o ditolak Hasil uji parsial diatas dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Karyawan Uji parsial menunjukkan bahwa t hitung t tabel 0,991 1,987 sehingga H o diterima. Hal ini menunjukkan kompetensi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. Jaya Beton Indonesia. 2. Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan Uji parsial menunjukkan bahwa t hitung t tabel -0,687 1,987 sehingga H o diterima. Hal ini menunjukkan pelatihan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. Jaya Beton Indonesia. 3. Pengaruh Kepedulian terhadap Kinerja Karyawan Uji parsial menunjukkan bahwa t hitung t tabel 5,033 1,987 sehingga H o ditolak dan H 1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa rasa kepedulian Universitas Sumatera Utara berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. Jaya Beton Indonesia. Koefisien korelasi adalah 0,473. Kondisi yang ada saat ini menunjukkan bahwa masih banyak karyawan yang kurang paham terhadap pentingnya kegiatan tiap-tiap personel dan kurang peduli terhadap pencapaian sasaran mutu. Seringnya ditemukan karyawan yang tidak bekerja juga menunjukkan rendahnya kepedulian karyawan. Untuk meningkatkan kinerja karyawan, maka perusahaan perlu untuk membangun kepedulian tiap-tiap karyawan. Hal yang dapat dilakukan untuk membangun rasa kepedulian karyawan diantaranya adalah dengan melakukan pelatihan. Peranan manajemen puncak sangat diperlukan dalam hal ini, yaitu dengan memotivasi, menjelaskan visi dan misi perusahaan, nilai-nilai penting lingkungan perusahaan dan mengkomunikasikan komitmen kebijakan perusahaan termasuk pola kerja yang diterapkan perusahaan. Dengan demikian, melalui pelatihan diharapkan akan adanya komitmen terhadap kebijakan, tujuan dan sasaran perusahaan dan diperoleh rasa kesadaran dan tanggung jawab perorangan. 4. Pengaruh Prasarana terhadap Kinerja Karyawan Uji parsial menunjukkan bahwa t hitung t tabel -1,856 1,987 sehingga H o diterima. Hal ini menunjukkan prasarana tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. Jaya Beton Indonesia. Universitas Sumatera Utara 5. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Uji parsial menunjukkan bahwa t hitung t tabel 2,322 1,987 sehingga H o ditolak dan H 1 diterima. Hal ini menunjukkan lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. Jaya Beton Indonesia. Koefisien korelasi adalah 240. Beberapa kondisi lingkungan kerja saat ini kurang mendukung produktivitas karyawan misalnya suhu di lantai pabrik yang cenderung tinggi, tingkat kebisingan mesin-mesin yang cukup tinggi, area kerja yang kurang rapi, dan pencahayaan yang kurang memadai di beberapa stasiun kerja. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja karyawan, maka perusahaan perlu mengevaluasi dan memperbaiki kondisi lingkungan kerja yang ada. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam memperbaiki kondisi lingkungan kerja diantaranya adalah: 1. Mengontrol temperatur ruangan dan juga derajat kelembabannya. 2. Mengontrol suara yang timbul dengan jalan menekan kebisingan. 3. Memperbaiki penerangan di lingkungan kerja. 4. Menerapkan konsep 5R ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin. 5. Mempertimbangkan segala aspek ergonomis dari kerja fisik. Universitas Sumatera Utara

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN