Sistem Manajemen Kualitas Internasional ISO 9001

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Sistem Manajemen Kualitas Internasional ISO 9001

1 ISO 9001 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen kualitas. ISO 9001 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk barang dan atau jasa yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi yang dikontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi. ISO 9001 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk barang dan atau jasa. Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001, sehingga kita tidak dapat menginspeksi suatu produk terhadap standar-standar produk. ISO 9001 hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas. Dengan demikian apabila ada perusahaan yang mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional, merupakan hal yang salah dan keliru, karena seyogianya manajemen perusahaan hanya boleh menyatakan bahwa sistem manajemen kualitasnya yang telah memenuhi standar internasional, bukan produk berstandar 1 Gaspersz, Vincent. 2011. Total Quality Management. Bogor: Vinchristo Publication. Hal:358- 366 Universitas Sumatera Utara internasional, karena tidak ada kriteria produk dalam ISO 9001. Bagaimanapun diharapkan, meskipun tidak selalu, bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas internasional akan berkualitas baik standar. Persyaratan-persyaratan dan rekomendasi dalam ISO 9001 diterapkan pada manajemen organisasi yang memasok produk, sehingga akan memperngaruhi bagaimana produk itu didesain, diproduksi, dirakit, ditawarkan, dan lain-lain. Model proses dari ISO 9001 terdiri dari lima bagian utama yang menjabarkan sistem manajemen organisasi sebagai berikut: 1. Sistem manajemen kualitas bagian 4 dari ISO 9001 2. Tanggung jawab manajemen bagian 5 dari ISO 9001 3. Manajemen sumber daya bagian 6 dari ISO 9001 4. Realisasi produk bagian 7 dari ISO 9001 5. Analisis, pengukuran, dan peningkatan bagian 8 dari ISO 9001 Gambar 3.1. Model Proses Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001 Universitas Sumatera Utara ISO 9001 disusun berdasarkan delapan prinsip manajemen kualitas. Prinsip-prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu kerangka kerja framework yang membimbing organisasi menuju peningkatan kinerja. Prinsip-prinsip ini diturunkan dari pengalaman kolektif dan pengetahuan dari ahli-ahli internasional yang berpartisipasi dalam Komite Teknik ISO TC 176, yang bertanggungjawab untuk mengembangkan dan mempertahankan standar-standar ISO. Delapan prinsip manajemen kualitas yang menjadi landasan penyusunan ISO 9001 adalah: 1. Fokus Pelanggan Organisasi tergantung pada pelanggan mereka dan oleh karena itu manajemen organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan sekarang dan yang akan datang, harus memenuhi kebutuhan pelanggan dan giat berusaha melebihi ekspektasi pelanggan. 2. Kepemimpinan Pemimpin organisasi menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi. Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang- orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. 3. Keterlibatan Orang Orang pada semua tingkat merupakan faktor yang sangat penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat organisasi. Universitas Sumatera Utara 4. Pendekatan Proses Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efisien, apabila aktivitas dan sumber-sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu proses dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material, metode, mesin dan peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah output bagi pelanggan. Suatu proses mengkonversi input ke dalam output terukur melalui sejumlah langkah sekuensial yang terorganisasi. 5. Pendekatan Sistem terhadap Manajemen Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari proses-proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuannya. 6. Peningkatan Terus Menerus Peningkatan terus-menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus-menerus didefinisikan sebagai proses yang berfokus pada upaya terus-menerus meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu. Peningkatan terus-menerus membutuhkan langkah-langkah yang progresif, menanggapi perkembangan kebutuhan dan ekspetasi pelanggan, dan akan menjamin evolusi dinamik dari sistem manajemen kualitas. Universitas Sumatera Utara 7. Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan Keputusan yang efektif adalah berdasarkan pada analisis data dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-masalah kualitas dapat terselesaikan secara efektif dan efisien. Keputusan manajemen organisasi, seyogyanya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi sistem manajemen kualitas. 8. Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling bergantung dan hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah.

3.2. ISO 9001: 2008