63
Reforma Agraria Ranting Desa Padang Halaban yang menjadi objek penelitian ini. Selain itu, terdapat juga perkumpulan wirid, serikat tolong menolong, arisan-
arisan dan Credit Union CU. Juga partai-partai politik turut mewarnai Desa Padang Halaban secara politik.
Sementara dalam melaksanakan roda pemerintahan desa, pemerintah desa juga mempunyai struktur organisasi. Struktur ini digambarkan sesuai dengan fungsi
dan wewenang masin-masing. Struktur ini bertujuan untuk pembagian kerjas- kerja dan tanggung jawab sebagai perangkan pemerintahan desa.Struktur ini
saling melengkapi satu sama lain dan terikat demi tercapainnya kesejahateraan masyarakat desa Padang Halaban.
2.2. Organisasi Massa AGRA Aliansi Gerakan Reforma Agraria Ranting
Desa Padang Halaban Sekilas Tentang AGRA Aliansi Gerakan Reforma Agraria dan Perkembangan di Sumatera Utara.
Sejarah gerakan tani di Indonesia sebenarnya bukanlah hal yang baru. Upaya-upaya untuk menyatukan seluruh pandangan perjuangan kaum tani di
Indonesia telah lama dilakukan. Namun, di dalam arus panjang perjuangan kaum tani di Indonesia belum berhasil menenukan sebuah jawaban fundamental, sebuah
format gerakan tani seperti apa dan strategi apa yang dikehendaki dan kemudian perjuangan tersebut berhasil meningkatkan kesejahteraan kaum tani di Indonesia.
Untuk menemukan rumusan tatanan masayarakat tani yang dicita-citakan membutuhkan konsentrasi pikiran dan tenaga tersendiri, meskipun berbagai aksi
Universitas Sumatera Utara
64
politik dan konsolidasi telah dilakukan. Kesatuan ide dan tindakan dalam gerakan tanii ternyata belum mampu menyatukan gerakan tani dalam aspek politik, dan
organisasi.
Terkonsolidasikannya elemen gerakan tani di Indonesia yang telah dan sedang tumbuh tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dalam format dan
strategi yang diinisiasi AGRA merupakan usaha maju untuk kemudian menjadi alat perjuangan dari kaum tani lebih meningkat untuk mencapai kehidupan yang
damai dan sejahtera.
Secara singkat, dapat diuraikan tentang sejarah perkembangan AGRA hingga terselenggarakannya Konfrensi Nasional Tani II AGRA di Subang.
Sejarah perkembangan tersebut diawali pada Hari Tani Nasional 24 September 2002, berbagai kalangan yang serius dan fokus pada masalah-masalah kaum tani
mengadakan konsolidasi guna pelaksanaan aksi bersamaserentak di hari tani nasional tersebut yang tergabung dalam Panitia Bersama Hari Tani Nasional,
yang kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan rapat umum di tahun 2003 dengan agenda evaluasi sehingga menghasilkan resolusi pembentukan Panitia
Bersama yang sifatnya diperluas hingga menghasilkan Badan Persiapan Organisasi Massa Tani tingkat nasional..
Setelah berbagai konsolidasi yang dilakukan, sejak itu seluruh konsolidasi gerakan tani serta upaya-upaya dan respon terhadap perkembangan situasi objektif
di lapangan termasuk politik agraria berada dalam koordinasi dan kepemimpinan
Universitas Sumatera Utara
65
relatif Badan Persiapan Pembangunan Organisasi Massa Tani tersebu. Badan persiapan inilah yang kemudian bertanggungjawab hingga terselenggaranya
Konfrensi Nasional I Tani AGRA pada 24 Februari 2004 di Wonosobo, Jawa Tengah. Dalam Konfrensi Tani Nasional I AGRA ini, mencapai beberapa
kesepakatan yang penting terkait dengan usaha-usaha penigkatan perjuangan kaum tani dalam upaya mengkatkan kesejahteraan kaum tani dengan mendorong
terwujudnya Pembaruan Agraria Reforma Agraria yang sejati di Indonesia.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembentukan AGRA adalah memperjuangkan terlaksananya Pembaruan Agraria yang
menghasilkan sistem agraria yang adil, yaitu sistem agraria yang menjamin pemerataan, pengalokasian sumber-sumber agraria bagi seluruh rakyat Indonesia,
menjamin kepemilikan yang mengandung fungsi sosial, penguasaan dan pemakaian sumber-sumber agraria bagi mereka yang menggantungkan hidupnya
dari sumber-sumber agraria seperti petani, khususnya buruh tani dan petani miskin, nelayan dan masyarakat adat. Selain itu, pendirian AGRA bertujuan untuk
memperjuangkan hak-hak politik, kedaulatan dan identitas diri petani, nelayan dan masyarkat adat secara penuh dan menyeluruh.
Ditinjau dari praktek-praktek politik dan organisasi pada perode 2004- 2006, keberhasilan yang telah dicapai antara lain :
Universitas Sumatera Utara
66
1. AGRA telah berhasil menerbitkan dokumen-dokumen turunan seperti
dokumen panduan pendidikan , dokumen posisi politik terhadap amandemen UUPA 1960 dan lain sebagainya
2. Pendidikan sudah dilakukan luas untuk anggota AGRA ataupun di luar
AGRA 3.
Investigasi sosial dan analisa struktur masyarakat yang dilakukan seccara terbatas
4. Anggota AGRA semakin luas
5. Berhasil memimpin perjuangan untuk melaksanakan reforma agraria
atas inisiatif rakyat secara terbatas, dan lain sebagainya.
Namun demikian, keberhasilan di atas masih terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan yang dapat mengurangi kwalitas perjuangan tani
nantiya, sehingga dilanjutkan pada Konfrensi Nasional Tani II, 11-14 Desember 2006 guna membentulkan organisasi dan memantapkan perjuangan kaum tani
dalam memperoleh hak-haknya akan hidup yang lebih sejahtera. Dan sampai saat ini perjuangan petani yang tergabung dalam AGRA masih tetap konsisten dan
tetap dalam prinsip perjuangan massa yang dapat memecahkan persoalan kehidupan kaum tani.
Pada awal tahun 2007, AGRA telah berdiri di salah satu provinsi terbesar di Indonesia yaitu Provinsi Sumatera Utara. Pembagunan organisasi ini dimulai
dari Kabupaten Deli Serdang dengan perkembangannya di 2 kecamatan
Universitas Sumatera Utara
67
kecamatan Pancur Batu,dan kecamatan Kutalimbaru. Untuk saat ini sudah ada 3 desa pengorganisasian antara lain Desa Durin Tonggal, Desa Sei Mencirim, dan
Desa Namo Rube Julu. Pada tahun 2013, daerah pengorganisasian AGRA bertambah, yaitu berada di Desa Padang Halaban, Kabupaten Labuhan Batu Utara
yang menjadi lokasi penelitian ini.
Secara umum, program perjuangan organisasi massa tani AGRA antara lain :
a. Program Maksimum : terwujudnya reforma agraria dan land reform sejati di