60
2.1.7. Sarana dan Prasarana
Dalam mendukung aktivitas masyarakat Desa Padang Halaban, maka diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang
dimaksud seperti sarana dan prasarana di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, perhubungan, dan sebagainya. Dengan populasi penduduk yang mencapai ribuan
jiwa mustahil jika sarana kesehatan yang tersedia saat ini minim. Faktanya disekitar perkebunan Padang Halaban, hanya tersedia 4 buah puskesmas dan 3
buah rumah sakit swasta dengan sarana prasarana yang terbatas. Jika penyakit yang diderita semakin berat, masyarakat harus bersusah payah membawa
penderita sampai ke RSU Rantau Prapat atau ke beberapa rumah sakit besar di kota Medan. Sungguh mustahil jika kemudian hari tidak lagi muncul penyakit-
penyakit baru jika upaya penyuluhan kesehatan dan peningkatan sarana dan prasarana kesehatan tidak segera dipecahkan oleh pemerintah. Kita akan mudah
lihat saudara, tetangga dan kerabat yang menderita penyakit tapi tidak mendapatkan perawatan kesembuhan secepatnya.
Disekitar perkebunan Padang Halaban terdapat sarana pendidikan setingkat sekolah menengah atas sebanyak 5 lima buah, dan sekolah tingkat menengah
pertama sebanyak 7 tujuh buah, dan terdapat puluhan sekolah dasar yang tersebar di setiap desa. Jika puluhan SD tersedia, artinya akan ada ribuan lulusan
setiap tahunnya, dan hanya sekian orang yang bisa tertampung di SMP, dan semakin berkurang jika sudah masuk SMA. Secara akses pendidikan terbatas,
Universitas Sumatera Utara
61
hanya segelintir orang yang bisa menamatkan jenjang pendidikan sampai pendidingan tingkat menengah. Lebih banyak lulusan sekolah dari jenjang
pendidikan SD.
Untuk sarana beribadah, di Desa Padang Halaban terdapat beberapa rumah ibadah yang berdiri atas swadaya masyarakat. Rumah ibadan tersebut antara lain
satu unit gereja bagi umat kristen, satu unit mesjid dan satu unit mushola bagi penduduk yang beragama islam. Sarana lain seperti fasilitas jalan di desa Padang
Halaban yang menghubungkan dusun dengan dusun, desa dengan desa, sebagian telah diaspal, namun sebagian besar masih dilapisi dengan batu kerikil. Akses
jalan di desa ini sebagian besar melewati perkebunan kelapa sawit yang bila turun hujan kondisinya licin, becek dan berlumpur, sementara bila musim kemarau jalan
akan berdebu. Kondisi jalan yang berlubang ini juga dipengaruhi truk-truk pengangkut kelapa sawit yang bermuatan besar melebihi daya tahan aspal. Setiap
harinya truk-truk ini mengangkut kelapa sawit dari kebun menuju pabrik untuk diolah. Sementara akses jalan yang menghubungkan kecamatan dengan desa
sudah mulus dilapisi aspal begitu juga akses jalan dari ibukota kabupaten dengan kecamatan.
Untuk kebutuhan penerangan, desa Padang Halaban telah menggunakan listrik dari Perushaan Listrik Negara PLN. Namun ada satu desa yang masih belum
dialiri listrik sampai saat ini, desa tersebut adalah desa Sidomukti. Sumber air baik untuk konsumsi, mandi, mencuci dan sebagainya, mereka dapatkan dari sumur
Universitas Sumatera Utara
62
yang ada di rumah mereka masing-masing. Hampir setiap penduduk mempunyai sumur di rumah mereka.
Sebagian di antara masyarakat Desa Padang Halaban mempunyai kendaraan roda dua dan roda empat yang digunakan untuk mendukung berbagai aktivitas
mereka, seperti mengangkut hasil panen dari lahan untuk dijual ke pasar terdekat. Di desa Padang Halaban, pasar untuk mendistribusikan hasil pertaniannya harus
menjualnya ke pasar tradisional yang terletak di Aek Korsik sedangkan untuk membeli keperluan sehari-hari seperti konsumsi, pupuk untuk pertanian dan
sebagainya mereka dapatkan di pasar tradisional yang berada di Kampung Pajak dan toko-toko kelontong yang ada.
Untuk jaringan komunikasi di Desa Padang Halaban telah berjalan dengan baik, terutama jaringan seluler dan internet sehingga memungkinkan masyarakat
desa ini menggunakan telepon seluluer. Sementara untuk jaringan internet, sebagian besar masyarakat Desa Padang Halaban belum mengerti menggunakan
dan memanfaatkan jaringan internet yang tersedia.
2.1.8. Organisasi Sosial