Dampak Pendidikan Politik Pendidikan Politik Kaum Tani

90 Dalam pendidikan politik ini, tidak mengharapkan sarana dan fasilitas yang hebat, dan lain sebagainya. Akan tetapi dalam pendidikan ini menitikberatkan bagaimana anggota atau peserta nantinya dapat berfikir global dan bertindak lokal. Di antara sarana yang ada, yang diprioritaskan adalah : 1. Pemanfaatan lingkungan sebagai media belajar, sehingga peserta secara langsung bersentuhan dengan pertanian, home industri, konservasi air, desa, dan sebagainya 2. Tokoh penggerak desa sangat penting karena tokoh inilah yang menjadi fasilitator sekaligus mediator bagi organisasi, masyarakat, pemerintahan lokal, dan orang-orang yang terkait dengan pendidikan politik.

3.1.5. Dampak Pendidikan Politik

1. Organisasi Petani Semakin Kuat Di tengah perampasan tanah yang dialami oleh petani telah memberikan akibat yang sangat nyata bagi kehidupan petani, baik dari segi ekonomi, politik dan kebudayaan dan akan selalu berkembang ke arah yang menyengsarakan kehidupan petani. Namun dalam keadaan seperti ini, beberapa kawan-kawan petani dengan kemampuan yang terbatas memiliki pemikiran maju memberikan inisiatif dan kontribusi untuk pembangunan organisasi walaupun pada proses awalnya organisasi yang dibangun masih memiliki kelemahan-kelemahan yang sangat kompleks. Pengalaman organisasi petani di Desa Padang Halaban telah melalui proses panjang, mulai dari organisasi yang pernah mereka bentuk yaitu Universitas Sumatera Utara 91 Kelompok Tani Padang Halaban Sekitarnya KTPHS yang mengalami beberapa kegagalan-kegagalan. Sehingga dari pengalaman tersebut akhirnya petani kembali membetulkan organisasi dengan bergabung dengan organisasi massa petani nasional AGRA yang kemudian dalam tahapan selanjutnya berganti nama dengan Serikat Petani Padang Halaban- Aliansi Gerakan Reforma Agraria STPHL- AGRA. Dengan beberapa perubahan yang ada, organisasi melakukann berbagai program dan struktur kepemimpinan yang berlandaskan pada kepentingan anggota sepenuhnya. Salah program yang disepakati adalah program pendidikan politik guna meningkatkan pemahaman petani ke arah yang lebih baik dan lebih demokratis. Beberapa pekerjaan pasca pendidikan politik ini antara lain : 1. Pembentukan grup-grup anggota kecil 2. Pertemuan rutin 3. Keberadaan organisasi petani 4. Perekrutan anggota 5. Penggarapan lahan kolektif 1 Pembentukan grup-grup anggota kecil Hal ini dimaksudkan untuk keberadaan anggota yang tidak terkonsolidasikan yang cenderung belum mampu terlibat dalam pekerjaa- pekerjaan organisasi. Sehingga dalam pendidikan politik ini ditemukan ide atau solusi untuk memecahkan masalah tersebut yaitu pembentukan grup-grup anggota Universitas Sumatera Utara 92 kecil. Ketentuan pembentukan grup- grup anggota ini adalah 1 grup terdiri dari 15-20 rumah yang saling berdekatan dan nantinya dapat berkumpul dan mengadakan pertemuan rutin, dimana dalam setiap grup anggota ditempatkan unsur pimpinan untuk memandu jalannya pertemuan sesuai dengan program yang dirumuskan oleh pimpinan organisasi. 2 Pertemuan Rutin Pertemuan rutin merupakan strategi organisasi untuk anggota agar memiliki pemahaman yang sama atas perkembangan umum yang terjadi. Pertemuan rutin ini bukan hanya melibatkan pimpinan umum organisasi namun juga keseluruan anggota dengan harapan seluruh anggota mampu terlibat dalam pekerjaan organisasi. Selain itu, pertemuan rutin ini juga membangun hubungan emosional antar sesama anggota. 3 Perekrutan Anggota Pada fase awal pembentukan organisasi, jumlah anggota berjumlah kurang lebih 100 orang. Selanjutnya, dengan adanya kerja sama kolektif organisasi dan peran serta dari anggota melalui propaganda-propaganda yang dilakukan, jumlah keanggotaan bertambah menjadi 223 orang yang tersebar di beberapa dusun di desa Padang Halaban. Sedangkan untuk menjadi anggota STPHL-AGRA cukup hanya memenuhi persyaratan sesuai dengan konstitusi yang telah disepakati. Universitas Sumatera Utara 93 Persyaratan tersebut antara lain : a Kaum Tani yang terdiri dari buruh tani, tani miskin, tani sedang, nelayan dan suku bangsa minoritas masyarakat adat b Warga negara Indonesia. c Tani kaya yang mendukung perjuangan kaum tani dan telah teruji dalam praktek perjuangannya sekurang-kurangnya 1 tahun. d Individu non kaum tani yang konsisten untuk bekerja bagi kepentingan kaum tani sekurang-kurangnya 1 tahun. e Menyetujui Program Perjuangan dan Konstitusi f Menerima dan menyetejui aturan dan ketetapan organisasi g Keanggotaannya tercatat didalam salah satu tingkatan organisasi. h Membayar uang pangkal anggota dan iuran organisasi. 4 Penggarapan Lahan Kegiatan ini merupakan jawaban dari permasalahan petani dimana lahan yang mereka garap semakin lama semakin sempit yang diakibatkan perampasan lahan oleh perusahaan untuk perluasan kelapa sawit. Selain itu, beberapa petani yang memiliki lahan cukup atau lebih disumbangkan kepada anggota untuk diolah secara kolektif dan hasil dari lahan ini akan dimanfaatkan untuk dana operasional organisasi. Sampai saat ini, lahan yang telah digarap oleh masyarakat petani Desa Padang Halaban seluas 83 ha yang sampai sekarang juga masih terancam Universitas Sumatera Utara 94 dirampas perusahaan. Lahan seluas 83 ha ditanami beberapa jenis tanaman pangan dan cepat panen, seperti ubi kayu, ubi jalar, pisang, kakao dan lain-lain. Seperti yang dikutip dari hasil wawancara dengan salah seorang informan yaitu Bung Sukardi menyatakan manfaat terlaksananya lahan kolektif ini bagi anggota yaitu : “Untuk tujuan yang ingin dihasilkan dari lahan kolektif ini adalah dapat memenuhi biaya operasional organisasi dan membantu anggota yang membutuhkan. Seperti yang saya alami sendiri saat ini, saya telah mendapatkan hasil dari lahan kolektif yang diberikan dan saya dapat memberikan sedikit bantuan kepada organisasi dan membantu biaya pendidikan sekolah anak saya. Sebelumnya saya tidak memiliki lahan, namun setelah saya mengolah lahan kolektif, saya merasa sangat terbantu.

3.1.6. Kegiatan Sosial Politik Desa Padang Halaban

Dokumen yang terkait

Konflik Agraria Dalam Perspektif Ham (Studi Kasus: Konflik antara masyarakat Desa Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara dengan PT. SMART)

4 50 123

Konflik Agraria Dalam Perspektif Ham (Studi Kasus: Konflik antara masyarakat Desa Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara dengan PT. SMART)

0 2 9

Konflik Agraria Dalam Perspektif Ham (Studi Kasus: Konflik antara masyarakat Desa Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara dengan PT. SMART)

0 0 2

Konflik Agraria Dalam Perspektif Ham (Studi Kasus: Konflik antara masyarakat Desa Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara dengan PT. SMART)

0 2 34

Konflik Agraria Dalam Perspektif Ham (Studi Kasus: Konflik antara masyarakat Desa Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara dengan PT. SMART)

0 1 18

Konflik Agraria Dalam Perspektif Ham (Studi Kasus: Konflik antara masyarakat Desa Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara dengan PT. SMART)

0 2 5

Peranan Organisasi Massa Petani Dalam Pendidikan Politik Kaum Tani di Indonesia (Studi Kasus : Organisasi Massa Petani STPHL-AGRA, Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara)

0 0 21

BAB II PROFIL LOKASI PENELITIAN 2.1 Gambaran Umum Desa Padang Halaban 2.1.1 Letak Lokasi dan Batas-batas Wilayah - Peranan Organisasi Massa Petani Dalam Pendidikan Politik Kaum Tani di Indonesia (Studi Kasus : Organisasi Massa Petani STPHL-AGRA, Padang Ha

0 0 38

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG - Peranan Organisasi Massa Petani Dalam Pendidikan Politik Kaum Tani di Indonesia (Studi Kasus : Organisasi Massa Petani STPHL-AGRA, Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara)

0 0 36

Peranan Organisasi Massa Petani Dalam Pendidikan Politik Kaum Tani di Indonesia (Studi Kasus : Organisasi Massa Petani STPHL-AGRA, Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara)

0 0 12